Ungkap Alasan Tinggalkan Arsenal, Fabregas Sebut hanya Van Persie dan Samir Nasri yang Selevel
Cesc Fabregsas mengungkapkan mengapa dirinya memiliki untuk meninggalkan Arsenal Sembilan tahun lalu.
Penulis: Atreyu Haikal Rafsanjani
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Cesc Fabregas mengungkapkan mengapa dirinya memilih untuk meninggalkan Arsenal sembilan tahun lalu.
Menjadi kapten tim pada sebuah klub besar apalagi di Arsenal membuat pemain sekelas Cesc Fabregas pun merasakan tekanan yang luar biasa.
Datang ke Arsenal pada usia 15 tahun pada 2003, Fabregas saat itu dikelilingi pemain hebat seperti Patrick Vieira hingga Dennis Bergkamp.
Baca: Fabregas Ungkap Betapa Sulitnya Menjadi Kapten Arsenal, Akui Sering Menangis
Baca: Kontrak Santi Cazorla Segera Habis, Bertahan di Villareal atau Kembali ke Arsenal?
Namun waktu debutnya tidaklah lama karena pada pada Oktober 2003 dirinya langsung dimainkan saat pertandingan melawan Rotherham United di Piala Liga.
Sayangnya, saat musim perdananya tersebut, Fabregas tidak mendapatkan medali Liga Inggris karena tidak mampu menembus skuad utama The Gunners pada musim itu.
Padahal saat itu, Arsenal yang masih dipimpin Arsene Wenger mampu mencatatkan sejarah menjadi tim Liga Inggris pertama yang memenangi Liga dengan tanpa terkalahkan atau saat ini disebut dengan The Invincible.
Setelah kepergian Vierra ke Juventus, peran Fabregas di Arsenal makin terlihat bahkan di tahun 2008 dirinya dinobatkan sebagai kapten Arsenal meski masih berusia 21 tahun.
Namun, disitulah petaka muncul bagi Fabregas yang merasa menjadi kapten di Arsenal sangatlah berat.
Baca: Dua Mantan Pemain Arsenal Dipecat Klub Swiss karena Enggan Gaji Dipotong
Baca: Mikel Arteta Segera Selesaikan Masa Karantina, Arsenal Tetap Liburkan Skuat
Dirinya sangat menderita dan sering sulit tidur ketika mengalami kekalahan meskipun rekan-rekannya bisa melupakan kekalahan tersebut.
"Saya dulu menderita, saya sering menghabiskan malam dengan tanpa tidur."
"Dan ketika anda mengalami kekalahan, di dalam bus anda seperti hancur ketika para pemain tertawa dan bisa memikirkan kemana mereka akan pergi setelah ini," jelas Fabregas dilansir Sky Sports.
Bahkan dirinya merasa banyak tekanan karena harus memberikan kemenangan bagi Arsenal.
"Saya menjadi kapten, saya selalu merasakan banyak tekanan pada diri saya sendiri."
"Saya harus memimpin tim ini untuk memenangkan sesuatu, saya memberikan segalanya, terkadang ketika pulang setelah kami mengalami kekalahan, saya akan menangis," jelasnya.
Baca: Pusat Pelatihan & Akademi Arsenal Telah Dibuka Kembali hingga Kabar Tekini Mikel Arteta
Baca: Arsenal Bakal Ditinggal Pierre-Emerick Aubameyang ke Barcelona