Kinerja Ratu Tisha di PSSI di Mata Legenda Sepakbola: Kurang Menghargai Mantan Pemain Timnas
Dia menilai, Ratu Tisha kurang memperhatikan para pemain senior yang pernah memperkuat Timnas Indonesia.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Wahyu Septiana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Legenda Timnas Indonesia dan Persija Jakarta, Risdianto, turut mengomentari keputusan pengunduran diri Ratu Tisha Destria dari jabatan Sekretaris Jendral (Sekjen) PSSI.
Keputusan mundur tersebut diumumkan Ratu Tisha di akun media sosial pribadinya pada Senin (13/4/2020) sore.
Risdianto mengaku tidak kaget pada keputusan mundur yang diambil wanita jebolan FIFA Master tersebut.
Pria yang akrab disapa Om Ris menilai, perubahan posisi di pengurus PSSI merupakan hal yang wajar. Jabatan, katanya, tidak akan abadi selamanya.
Soal kinerja Ratu TIsha selama menjabat Sekjen PSSI, Risdianto menyampaikan kekecewaannya.
Dia menilai, Ratu Tisha kurang memperhatikan para pemain senior yang pernah memperkuat Timnas Indonesia.
Terlebih, Ratu Tisha sempat membuat kecewa Ketua Umum PSSI sebelumnyanya yakni Djohar Arifin.
Hal tersebut semakin menambah rasa kekecewaan Risdianto kepada wanita kelahiran Jakarta tersebut.
"Menurut saya itu biasa aja ya dan gak kaget (mundurnya Ratu Tisha). Tapi saya kecewa saja kemarin sama beliau, mantan pemain itu kurang dihargai sama pengurus yang kemarin. Sampai namanya mantan ketua PSSI pun enggak dihargai juga," kata Risdianto kepada TribunJakarta, Rabu (15/4/2020).
Saat Ratu Tisha masih menjabat Sekjen PSSI, Risdianto mengungkapkan para mantan pesepakbola senior tidak mendapatkan perhatian sama sekali dari PSSI.
Terlebih, banyak dari mantan pesepakbola senior yang sudah memberikan berbagai prestasi membanggakan bagi Timnas Indonesia.
Dari PSSI tidak ada komunikasi sama sekali dengan individu pemain ataupun organisasi yang menaungi para pemain senior.
"Ya mungkin komunikasinya saja yang harus dibangun. Yang kemarin itu komunikasinya sama sekali tidak ada. Harusnya kami lebih dihargai dan komunikasi dengan mantan pemain terus dijalin. Kemarin kan ga ada sama sekali," tegas Risdianto.
Saat ini, sudah ada organisasi yang menaungi para mantan pemain dan pelatih sepak bola. Komunikasi sudah bisa dibangun melaluo organisasi tersebut.
"Apalagi sekarang sudah ada organisasi Indonesia Football Ambasador. Disana kan menaungi para mantan pemain dan pelatih. Jadi komunikasinya bisa lewat situ kan bisa," harapnya.
Lebih lanjut, pria yang pernah menjebol gawang Ajax Amsterdam itu tidak bisa berandai-andai berbicara sosok pengganti yang tepat menggantikan posisi Ratu Tisha.
Pengganti posisi Sekjen PSSI harus bisa bersinergi dan sejalan dengan Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan.
"Saya juga kurang paham yah. Tapi kan yang jelas sekjen itu harus selalu menyatu dengan ketum. Jadi harus sejalan dan sepemikiran. Jadi kita mau mengusulkan nama juga belum tentu pas," tutur pria kelahiran Pasuruan, Jawa Timur tersebut.