Bek PSIS Semarang Lakoni Latihan Sore Hari Selama Ramadhan, Dapat Berdampak Lemas & Pusing
Bek PSIS Semarang, Fredyan Wahyu memilih untuk berlatih mandiri di sore hari selama menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Gigih
Menurut Al, jika melakukan latihan di sore hari, kelebihannya ia waktu yang berdekatan dengan saat buka puasa.
Sedangkan kekuarangannya, jika tidak dilakukan dengan seimbang, maka nantinya memiliki dampak pusing maupun lemas.
"Ada plus minusnya jika latihan sore maka waktu buka lebih dekat tetapi hati-hati disesuaikan kemampuan tubuh karena glukosa tubuh menurun di waktu tersebut, takutnya pusing, lemas, dan tidak optimal saat latihan," tegasnya seperti yang dikutip dari Tribun Jateng.
Latihan di sore hari juga membutuhkan pembagian intensitas yang tepat.
Akan memiliki dampak yang kurang bagus jika dalam satu kurun waktu, intensitas latihan langsung dicurahkan 100 persen.
"Sesuaikan dengan intensitas 50 persen di minggu pertama, lalu naik, 75 persen di minggu ke dua, lalu 100 persen setelahnya melihat sikon tubuh," ungkap dokter Al.
Sedangkan keuntungan melakukan latihan di malam hari, glukosa tumbuh telah kembali, dan kondisi akan stabil.
Namun kekurangannya, latihan malam dapat mengganggu siklus sirkardian atau pola istirahat.
"Jika malam maka keuntungannya glukosa tubuh sudah kembali normal dan lebih siap untuk latihan."
Baca: Penjaga Gawang PSIS Semarang, M Fadli Nostalgia saat Menunggu Buka Puasa Ramadhan
Baca: PSIS Semarang Pastikan Tidak Mengubah Program Latihan Mandiri Selama Bulan Ramadhan
Tetapi jika sampai mengganggu siklus sirkardian tadi maka efeknya juga tidak bagus untuk tubuh terutama imbasnya ke imunitas," jelasnya.
Apa yang dilakukan oleh Fredyan sendiri memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Diharapkan, jika menggelar latihan di sore hari mampu dilakukan secara berimbang dan tidak berdampak pada pusing hingga lemas yang dialami.
(Tribunnews.com/Giri)(TribunJateng/Franciskus Ariel Setiaputra)