Setelah saat itu, Lukaku kemudian menjadi akrab dengan Didier Drogba.

Setiap harinya ia meluangkan waktu guna sharing dan berbagi pengalaman dengan sang senior.

"Sejak saat itu aku banyak berbicara dengannya (Drogba)."

"Paling tidak kami meluangkan waktu 1 jam untuk berbicara," terang pemain yang tergabung dalam Timnas Belgia itu.

Selain Drogba, ia juga mendapatkan banyak dukungan dari pemain Chelsea lainnya.

Langkah apa saja yang harus ditempuh untuk menjadi pemain hebat.

"Drogba, Anelka dan para pemain lain di ruang ganti telah menunjukkan kepada saya apa yang diperlukan untuk berkembang menjadi pemain yang hebat."

"Mereka memiliki mental untuk menjadi pemenang, dan itu merupakan pengalaman yang beerharga dapat bersama dalam satu tim," terang mantan pemain Manchester United itu.

Lukaku pun menambahkan, bahwa pencapaian trofi yang selama ini diperoleh The Blues -julukan Chelsea- membantu untuk menemukan form terbaiknya.

Baca: Bek Tengah Chelsea Beri Peringatan jika Liga Inggris Kembali Digelar

Baca: Sosok Jorginho, Gelandang Chelsea yang Perannya Tak Terlihat Namun Kehadirannya Krusial

Jika berbicara kualitas, maka Lukaku merupakan tipikal striker murni yang sangat menakutkan.

Insting mencetak gol dipadukan dengan atributte yang ia miliki menjadikannya seabagi sosok striker jempolan.

Musim ini, penampilan terbaik Lukaku kembali hidup bersama Inter Milan.

Didatangkan mahal dari Manchester United, Lukaku mampu tampil gemilang pada musim perdana di Liga Italia, bersama Inter.

Hingga penangguhan kompetisi, sang pemain sudah mencetak 23 gol dan 5 assist di semua ajang.

Di Liga Italia, ia berada di urutan ketiga daftar top skor sementara dengan 17 gol, di bawah Ciro Immobile (Lazio, 27 gol) dan Cristiano Ronaldo (Juventus, 21 gol).

(Tribunnews.com/Giri)