Haruna Soemitro Kecam Tiga Petinggi PT LIB yang Keluarkan Surat Mosi tak Percaya ke Cucu
Haruna Soemitro mengaku heran dan bingung melihat kisruh yang terjadi di kepengurusan PT Liga Indonesia Baru (LIB) saat ini
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Wahyu Septiana
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Haruna Soemitro mengaku heran dan bingung melihat kisruh yang terjadi di kepengurusan PT Liga Indonesia Baru (LIB) saat ini.
Kisruh tersebut bermula dari adanya dugaan nepotisme yang dilakukan Direktur Utama PT LIB, Cucu Somantri yang memasukan sang anak Pradana Aditya Wicaksana ke jabatan General Manager.
Hal tersebut berbuntut panjang dan membuat tiga petinggi PT LIB yakni Direktur Operasional Sudjarno, Direktur Bisnis Rudi Kangdra, dan Direktur Keuangan Anthony Chandra Kartawiria mengeluarkan mosi tidak percaya.
Ketiganya sudah mengirimkan surat kepada klub-klub peserta mengenai tindakan dan praktik monopoli yang dilakukan Cucu Somantri.
Dalam isi surat yang dikeluarkan oleh ketiga, PT LIB dinilai tidak lagi mengacu kepada perundang-undangan bidang perseroan terbatas, Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) perseroan.
Bahkan, salah satu poin surat itu menyebutkan bahwa Cucu telah mengambil keputusan sepihak dengan memotong pemberian dana distribusi kepada klub Liga 1 dan Liga 2 selama pandemi Covid-19.
"Lama-lama saya jadi goblok atau memang saya yang benar-benar bodoh dan ndeso ya? Tontonan/kejadian-kedajian yang terjadi antara PSSI vs PT LIB bikin saya geli," kata Haruna kepada awak media
Pria yang menjabat sebagai Direktur Madura United itu turut menyoroti keputusan ketiga petinggi PT LIB yang mengirimkan surat mosi tidak percaya kepada klub.
Hal tersebut disebabkan karena dalam surat itu menggunakan kop dari PT LIB, namun tidak ada nomor suratnya.
"Komunikasi pakai saling kirim surat cinta dan saling menggalang dukungan dengan memberi tembusan ke semua klub," tandasnya.
Selain itu, Haruna mengaku heran karena kejadian tersebut harusnya bisa diselesaikan di internal PT LIB.
Ketiga petinggi tersebut seharusnya melaporkan kejadian itu kepada komisaris dari PT LIB, bukan ke klub.
"Aturan mana ada direksi bisa membuat mosi tidak percaya kepada dirut? Jika ada masalah di perusahaan itu kenapa tidak dilaporkan ke komisaris," ucap Haruna.
Menurut Haruna, tindakan yang dilakukan ketiga petinggi tersebut tidak layak berada di lingkaran kepengurusan PSSI.
“Orang-orang yang pernah membuat mosi tidak percaya itu saya anggap orang yang tidak memiliki integritas yang baik bahkan berbahaya.”
“Orang-orang itu harus masuk daftar persona non grata tidak boleh terlibat di perusahaan yang berafiliasi kepada PSSI,” pungkasnya.