Massimo Ambrosini Ungkap Kerasnya Persaingan di AC Milan
Massimo Ambrosini bercerita tentang tim juara AC Milan pada musim 2010/2011 lalu yang penuh perjuangan bagi setiap pemain untuk tampil di pertandingan
Penulis: Atreyu Haikal Rafsanjani
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
“Kami semua ingin bermain, jadi setiap sesi latihan adalah pertarungan sampai mati."
"Mereka yang tetap di bangku sangat marah, levelnya sangat tinggi."
"Itu adalah bentuk penghormatan, sungguh, karena kami ingin bermain sepanjang waktu," cerita Ambrosini yang sudah pensiun pada 2014 lalu ini.
Bahkan, saking tingginya tensi latihan yang ada dalam tim saat itu, sampai terjadi banyak perkelahian antar pemain.
Salah satu yang paling dikenang adalah perkelahian antara Ibrahimovic dengan Oguchi Onyewu.
Ambrosini mencoba untuk melerai, namun nyatanya sangat susah dan harus dihentikan oleh seorang Genaro Gattuso.
Baca: Hanya Karena Ponsel Dimatikan, AC Milan Hampir Gagal Boyong Rui Costa ke San Siro
“Saya mencoba untuk membelah mereka, tetapi itu seperti mencoba untuk membuka boot mobil yang terkunci dengan jari saya, tidak ada gerakan apa pun."
"Saya kemudian menyadari bahwa Rino Gattuso ada di sana," jelas Ambrosini.
Dia pun mengingat ada tiga atau empat pertarungan yang terjadi selama musim tersebut.
"Ada tiga atau empat perseteruan yang masih kita ingat sampai hari ini," pungkas Ambrosini sambil tertawa.
Namun meski banyak pertarungan yang terjadi di sesi latihan, Milan terlihat perkasa ketika pertandingan sesungguhnya.
Terbukti mereka mampu menjadi jawara Liga Italia dengan jarak yang cukup jauh dari Inter yang berada di posisi kedua saat itu.
Milan mengoleksi 82 poin unggul enam angka dari Inter.
Dari 38 laganya, Milan berhasil memenangi 24 laga bermain imbang sebanyak 10 kali dan hanya kalah 4 pertandingan.
Rossoneri berhasil mencetak 65 gol dan hanya kebobolan 24 gol di musim itu.
Bahkan tiga striker mereka, Ibrahimovic, Alexander Pato dan Robinho tampil tajam dengan masing-masing mencetak 14 gol.
(Tribunnews/Haikal)