Soal Kabar Konflik Internal PSSI, Eks-Kapten Timnas: Lucu Saya Melihatnya
Ferril menyakini memang mengurus sepak bola Indonesia bukanlah hal mudah karena adanya bisikan-bisikan dari kanan kiri.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Hubungan antara federasi sepakbola nasional, PSSI dan operator kompetisi Liga 1, PT LIB dikabarkan tak kondusif belakangan ini.
Kedua pemimpin di dalamnya jadi sorotan utama dari polemik yang ada.
Kabarnya, kemelut terjadi antara Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan dan wakilnya di PSSI, Cucu Somantri yang menjabat sebagai Dirut PT LIB.
Situasi ini pun mendapat perhatian dari mantan kapten Timnas Indonesia tahun 91, Ferril Raymond Hattu.
Pemain yang mempersembahkan medali emas SEA Games 1991 mengaku merasa lucu melihat situasi saat ini.
“Saya mengikuti perkembangannya dari media. Ini lucu saja saya melihatnya. Kalau dari saya keduanya sudah kembali ke tujuan awal mereka dulu yakni memperbaiki sepak bola Indonesia,” kata Ferril kepada wartawan, Selasa (12/5/2020).
Ferril menyakini memang mengurus sepak bola Indonesia bukanlah hal mudah karena adanya bisikan-bisikan dari kanan kiri.
Untuk itu ia mengingatkan kembali untuk kembali bergandeng tangan dan kembali ke tujuan awal mereka.
“Ya mengurus sepak bola tidak mudah. Pasti ada orang-orang lama yang masih ingin berkuasa dan memanfaatkan kesempatan ini. Makanya harus kuat menghadapi bisikan ini,” ujarnya.
Ferril meminta kepda PT LIB dan PSSI untuk segera meyelesaikan masalahnya, ia tak ingin permasalahan ini justru nanti berdampak kepada sepakbola Indonesia.
“Kasian kalau terus seperti ini. Nanti bisa berimbas kepada pemain muda kita yang memilik talenta. Para pemain muda menanti. Bahkan ada Jutaan anak muda di level masing-masing menggantungkan harapan lewat sepak bola,”
“Jadi kembali ke niat awal dan membuat kebijakan yang betul dan bisa memberikan dampak yakni membuat sepak bola menjadi sehat. Karena dengan menyehatkan sepak bola Indonesia bisa menyelamatkan jutaan talenta. Tapi sebaliknya bila mematikan sepak bola Indonesia, ya talenta itu akan mati,” katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.