Tahun Emas Bagi Jandia Eka Putra, Bawa Semen Padang Impresif di Piala AFC
Tahun terbaik bagi Jandia Eka Putra, kenang momen bersama Semen Padang tahun 2012-2013. Pernah tak sadarkan diri, hingga dilarikan ke rumah sakit.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Lebih kurang 15 tahun menjadi pesepak bola profesional di Indonesia, Jandia Eka Putra memiliki banyak momen yang tak bisa dilupakan.
Baik itu, momen pilu, menyakitkan, dan bahagia selama berkiprah sebagai seorang penjaga gawang.
Hilir mudik mulai dari laga tarkam hingga profesional di kancah internasional pernah dia rasakan, menurut pemain berusia 33 tahun, top performa yang dia rasakan pada tahun 2012-2013 kala berkostum Semen Padang.
Baca: Bantu Angkat Semen dan Pasir, Jandia Eka Putra Nyambi jadi Tukang saat Libur Liga 1
Tak hanya bagi Jandia, dalam kurun waktu di atas juga merupakan masa keemasan klub yang berjuluk Kabau Sirah ini, finish di urutan kedua Liga Premier Indonesia (LPI) dan mewakilkan klub Indonesia di Piala AFC.
Namun sayang, laju tim Kabau Sirah kala itu terhenti di babak perempat final oleh klub asal India, East Bengal.
Sebelum itu, Semen Padang tampil impresif sepanjang babak penyisihan grup, klub asuhan Jafri Sastra ini tak terkalahkan dalam 6 laga (home dan away) dengan mengumpulkan 16 poin, satu-satunya hasil imbang diperoleh saat melawan Churchill Brothers.
Laga tersebut diwarnai insiden tragis bagi penjaga gawang Semen Padang, Jandia Eka Putra.
Jandia berbenturan dengan pemain Churchill Brothers hingga tergeletak di atas lapangan tak sadarkan diri.
Para punggawa Kabau Sirah yang meihat kejadian tersebut tertunduk lesu, bahkan M Rizal atau yang biasa dipanggil Ajo menangis melihat rekannya tak sadarkan diri.
"Itu momen yang tidak terlupakan tetapi tidak bisa saya ingat sampai sekarang," kata Jandia kepada Tribunnews, Minggu (31/5/2020).
"Saat itu saya tabrakan dengan pemain lawan (Churchill Brothers) hingga tak sadarkan diri. Mereka (pemain Semen Padang) yang berada di lapangan teriak dan menjerit-jerit."
"Tahu Ajo? M Rizal, bek Semen Padang, dialah yan menagis histeris saat itu, pikirnya saya sudah tiada," kenang Jandia.
Baca: Suka Duka Jandia Eka Putra dengan PSIS Semarang: Bagaimanapun Harus Dinikmati
Benturan Jandia saat itu terbilang keras, darah sempat mengalir dari mulutnya hingga langsung dilarikan ke rumah sakit.
Takdir berkata lain, Jandia sadarkan diri setelah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit setempat.
Hingga saat ini, Jandia tidak bisa mengingat apa yang terjadi dengannya kala itu, dan tidak akan terlupakan.
Namun di sisi lain, seperti yang telah disampaikan di awal berita, tahun 2012-2013 merupakan momen terbaik Jandia Eka Putra.
Penampilannya bersama Semen Padang selama babak penyisihan grup mengundang decak kagum, bahkan menjadi buah bibir di Hongkong setelah mengalahkan Kitchee SC 1-2 di Mangkok Stadium.
Dia mendapat penghargaan sebagai pemain terbaik dalam laga tersebut oleh situs AFC.com.
"Saya merasa, mungkin saat itu saya berada di level paling atas dalam karier sepak bola saya, saat membela Semen Padang di piala AFC," imbuhnya.
Kurang lebih selama 8 tahun membela klub Kabau Sirah, pada tahun 2018 Jandia Eka Putra hijrah ke Tanah Jawa dengan membela PSIS Semarang.
Dia kembali bereuni dengan mantan pelatihnya di Semen Padang, Jafri Sastra.
Namun keduanya beda nasib, posisi Jafri Sastra saat ini sudah digantikan Dragan Djukanovic, sementara Jandia masih bertahan dan menjaani musim ketiga bersama PSIS Semarang.
(Tribunnews.com/Sina)