Fakhri Husaini Kini Berlabuh di Aceh Ternyata Ini yang Dikerjakan
Fakhri Husaini menilai bahwa uang adalah hal yang penting dalam sepak bola tetapi bukan segala-galanya.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Pelatih PON Aceh, Fakhri Husaini menilai bahwa uang adalah hal yang penting dalam sepak bola tetapi bukan segala-galanya.
Mantan pelatih Timnas Indonesia U-19, Fakhri Husaini, telah menemukan pelabuhan baru dalam kariernya sebagai juru taktik.
Setelah enam bulan lebih tak menahkodai sebuah tim, pelatih asal Aceh itu kini resmi menukangi tim Pekan Olahraga (PON) Aceh U-20.
Kepastian itu sudah disampaikan oleh manajer tim PON Aceh, Agusti, pada 13 Juni 2020.
"Ya coach Fakhri melatih di Aceh," kata Agusti.
Dalam bincang-bincang di kanal Youtube Hanif & Rendy Show, Fakhri Husaini membeberkan sejumlah kriteria yang menjadi pertimbangannya sebelum memutuskan bergabung dengan suatu tim.
Fakhri menilai bahwa sepak bola bukan hanya perkara membentuk permainan yang baik dalam diri 11 hingga 20 pemain.
Oleh sebab itu, dirinya merasa perlu mengenali budaya dari tim yang akan menjadi pelabuhannya.
"Saya tentu harus memilih budaya klub itu seperti apa. Ini penting buat saya. Karena buat saya sepak bola itu bukan hanya menyiapkan 11 atau 20 pemain," ujar Fakhri.
"Sepak bola itu seharusnya menggembirakan, mempersatukan, memberikan hiburan bagi orang banyak. Sepak bola juga mengelola nasib orang juga."
"Ini tentu tidak lepas dari kondisi manajemen, bagaimana budaya klub itu dibentuk, juga keterikatan suporter dan klub itu seperti apa," imbuhnya.
Fakhri pun meyakini bahwa setiap pelatih memiliki pertimbangan masing-masing sebelum memutuskan menangani suatu tim.
Dia juga meyakini bahwa persoalan uang adalah hal yang sangat penting dalam menentukan tim yang akan dilatih.
Akan tetapi, dalam kondisi apapun, uang tidak bisa menjadi segala-galanya.
"Saya yakin setiap pelatih sebelum menentukan klub itu punya pertimbangan-pertimbangan," ungkap Fakhri Husaini.
"Uang itu penting tapi bukan segala-galanya. Kalau kita melatih di tim yang banyak uang tapi tersiksa terus sepanjang musim buat apa," katanya.