Cerita Zinedine Zidane: Ambil Alih Real Madrid yang Berantakan, Hempaskan Barca yang Unggul Duluan
Real Madrid mungkin masih jadi tim besar berlimpah uang dengan kondisi acak-acakan jika Zinedine Zidane tak kembali.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Real Madrid mungkin masih jadi tim besar berlimpah uang dengan kondisi acak-acakan jika Zinedine Zidane tak kembali.
Mungkin, gelar La Liga Spanyol yang dua kali beruntun dipegang Barcelona, juga tak bisa direbut musim ini.
Untungnya manajemen El Real bertindak cepat.
"Manajer terbaik di dunia telah kembali ke klub," tutur Presiden Real Madrid Florentino Perez saat mengumumkan penunjukan Zinedine Zidane pada awal Maret 2019.
Baca: Rincian 11 Trofi Zinedine Zidane di Real Madrid Sebagai Pelatih: Hat-trick Liga Champions!
Baca: Lionel Messi Frustasi Gelar Barcelona Direbut Real Madrid: Bisa-bisa Tanpa Juara Kalau Begini Terus
Zinedine Zidane mengambil alih kendali Real Madrid yang berantakan.
Ia menggantikan Santiago Solari yang dipecat setelah kurang dari lima bulan menukangi Real Madrid.
Saat Zidane kembali ke Madrid, Real berada di posisi ketiga dan 12 poin di belakang Barcelona.
El Real juga telah didepak dari Liga Champions oleh Ajax Amsterdam dan kalah dua kali beruntun di El Clasico kontra Barca, 0-1 di Liga Spanyol, dan kekalahan 1-4 secara agregat di Copa del Rey.
Zinedine Zidane antara lain membawa Real Madrid ke gelar juara Liga Spanyol 2016-2017 dan pencapaian historis memenangi tiga gelar Liga Champions beruntun sebelum mengundurkan diri pada musim panas 2018.
Setelah Zidane pergi, Madrid menunjuk pelatih timnas Spanyol, Julen Lopetegui, sebagai nakhoda pada musim panas 2018.
Penunjukan itu berantakan karena diumumkan jelang Lopetegui memimpin Spanyol ke Piala Dunia 2018 sehingga ia dihentikan dari jabatannya jelang turnamen di Rusia tersebut.
Penunjukan penuh drama itu hanya bertahan empat setengah bulan sebelum pelatih tim Castilla, Santiago Solari, ditunjuk menggantikannya pada November.
Mantan rekan setim Zidane itu pun hanya bertahan kurang dari lima bulan di ruang nakhoda Madrid.
Baca: Zizou Dalang Real Madrid Juara, Benzema Brilian, Uruguay Punya Bintang Masa Depan
Pada awalnya, Zidane tak bisa berbuat banyak untuk mengubah peruntungan Madrid.
Real Madrid menyelesaikan musim 2018-2019 di peringkat ketiga dengan menelan 12 kekalahan dan hanya meraup 68 poin, terpaut 19 dari Barcelona sang juara.
Beberapa pandit mengutarakan bahwa Zidane tak sepatutnya kembali.
Peruntungan Real Madrid di bursa musim itu pun buruk dengan Thibaut Courtois, Alvaro Odriozola, Mariano Diaz, serta Brahim Diaz tak bisa menjustifikasi nilai transfer mereka masing-masing.
Melihat ini, Zidane langsung mengadakan revolusi di skuad Madrid.
Eden Hazard, Luka Jovic, Eder Militao, Ferland Mendy, Rodrygo, dan Alphonse Areola datang dengan banderol melebihi 300 juta euro pada bursa musim panas 2019.
Madrid juga melakukan investasi jangka panjang dengan mendatangkan mantan bintang akademi Barcelona, Takefusa Kubo, dari FC Tokyo.
Akan tetapi, start dan paruh pertama musim 2019-2020 tak berjalan mulus bagi Zidane serta Real Madrid.
Kendati berhasil memenangi Piala Super Spanyol pada Januari 2020, performa Real Madrid di liga tak konsisten.
Madrid bermain seri dua kali dari tiga laga pertama musim, kontra Valaldolid dan Villarreal. Inkonsistensi itu pun berlanjut pada paruh pertama kompetisi termasuk ketika Serigio Ramos dkk ditahan Athletic Bilbao 0-0 di Santiago Bernabeu pada 23 Desember dan Celta Vigo 2-2 pada medio Maret.
Pembelian termahal klub pada musim panas itu, Eden Hazard, harus menepi karena cedera. Zidane juga menghadapi situasi tak menentu dengan nama-nama besar di ruang ganti, Gareth Bale serta James Rodriguez.
Baca: Eden Hazard Panen Pujian setelah Bawa Real Madrid Menang atas Eibar di Liga Spanyol
Madrid menelan kekalahan saat menghadapi Mallorca, Levante, dan Real Betis. Kekalahan 1-2 kontra Real Betis pada 9 Maret tersebut ternyata menjadi partai terakhir Real Madrid sebelum LaLiga hiatus karena pandemi virus corona.
Para pemain Madrid menjalani karantina mandiri setelah salah satu pemain tim basket mereka positif terpapar virus corona.
Real Madrid tertinggal dua poin di belakang Barcelona dengan 11 laga tersisa saat kompetisi Liga Spanyol dihentikan sementara.
Para pemain Madrid melewati tiga bulan dengan ketidakpastian mengenai kelanjutan kompetisi, termasuk skenario melihat Barcelona dihadiahi gelar juara apabila Liga Spanyol tak dapat dilanjutkan karena pandemi.
Hal ini membuat energi Real Madrid bergelora.
Kendati harus berurusan dengan tindakan indisipliner Luka Jovic, yang melanggar aturan karantina mandiri di tanah kelahirannya di Beograd dan juga di Spanyol, skuad Madrid mengamuk setelah kompetisi kembali berlanjut.
Pasukan Zinedine Zidane memenangi 10 laga secara beruntun termasuk mencatatkan enam clean sheet setelah lockdown.
Karim Benzema menjadi monster dengan tujuh gol dari 10 pertandingan setelah LaLiga dimulai lagi.
Baca: Dua Golnya Bawa Real Madrid Juara Liga Spanyol, Karim Benzema Torehkan Rekor
Kembalinya Marco Asensio dari cedera panjang juga mengangkat moril pasukan Los Blancos, terutama ketika ia mencetak gol dari sentuhan pertamanya pada laga laga kontra Mallorca.
Zinedine Zidane sendiri kini telah memenangi 11 trofi sebagai manajer walau karier kepelatihannya baru berusia 4,5 tahun termasuk waktu istirahat 10 bulan.
Tak ada pelatih lain yang memenangi trofi lebih banyak di dunia sepak bola sejak 2016 ketimbang dirinya.
Koleksi 11 piala Zidane mengalahkan 10 trofi yang diraih manajer Manchester City, Pep Guardiola dan 8 piala Max Allegri.
Peran Zinedine Zidane pun tak terbantahkan di hadapan para pemain Madrid.
Seusai mengangkat trofi juara Liga Spanyol, Sergio Ramos langsung memuji Zidane yang menurutnya memegang peran paling penting dalam kesuksesan Real Madrid kali ini.
"Gelar juara ini adalah hasil dari kerja keras kami. Kami sangat berhak karena berhasil meraih 10 kemenangan beruntun," kata Ramos dikutip dari situs beIN Sports.
"Zidane adalah kunci dari keberhasilan ini. Dia adalah kapten kapal Real Madrid," ujar Ramos menambahkan. "Dia menaruh banyak kepercayaan kepada semua pemain dan kami merasa dilindungi. Dia adalah pelatih yang unik," ucap Ramos. (Firzie A. Idris/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah "Comeback" Zinedine Zidane, dari 12 Poin di Belakang Barcelona ke Gelar Juara Liga Spanyol", .