Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PSSI sebelumnya telah mengumumkan bahwa pertandingan lanjutan Liga 1 2020 bakal bergulir tanpa penonton.

Tak hanya itu, karena bergulir di tengah pandemi Covid-19, Liga 1 2020 menghapus sistem degradasi.

Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan pun sempat menjelaskan dihapusnya degradasi justru tak akan memberatkan klub-klub, terlebih pertandingan juga akan dihelat di Pulau Jawa saja.

Baca: Liga 1 Rencana Dihelat Tanpa Degradasi, Herman Dzumafo: Kurang Bagus!

Asisten pelatih PSIS Semarang, Imran Nahumarury melihat sisi lain dari tak adanya degradasi. Eks pemain Persija Jakarta tersebut menilai sistem ini membuat para pemain muda jadi punya kesempatan bertanding lebih banyak.

Hal itu pun ia rencanakan diterapkan di PSIS Semarang karena menurutnya banyak pemain muda PSIS Semarang yang berkualitas namun tak cukup punya jam terbang bertanding.

Baca: Asisten Pelatih Arema FC Tak Setuju Liga 1 Dilanjutkan Tanpa Degradasi

“Ya kalau saya melihat dari masalah tekniknya, harusnya ini menjadi kesempatan buat pemain muda untuk menunjukkan kualitasnya, tapi kan kami tidak pernah tahu. Kalau saya pribadi sih, saya akan maksimalkan pemain muda yang ada dan kami  kolaborasikan dengan pemain senior,” kata Imran saat dihubungi Tribunnews, Sabtu (1/8/2020).

“Karena di kompetisi saat ini yang cuma lima bulan, pastinya pertandingan akan lebih padat. Saya butuh 30 pemain bisa dibuat dua tim. Tim ini main, dua tiga hari tim satu lagi yang main. Itu menurut saya ya. Tapi kan nanti diomongin lagi sama pelatih juga,” sambungnya.

Saat ini PSIS Semarang masih belum mengumumkan para pemain kapan melakukan latihan resmi.

Imran mengatakan para pemain masih menjalani renegosiasi kontrak dengan manajemen PSIS Semarang.

Seperti diketahui, Liga 1 akan dimulai kembali pada 1 Okotober mendatang yang hanya bergulir di Pulau Jawa saja. Sementara sistem pertandingan tetap melanjutkan dari sebelum berhenti yakni pekan keempat.