Persebaya Sentil Operator Liga 1 Soal Hak Komersial Klub
Manajer Persebaya, Chandra Wahyudi, menjelaskan kalau masalah kejelasan kompetisi yang berlarut-larut juga merugikan klub.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Persebaya Surabaya menjadi satu di antara tim yang vokal mengkritik kebijakan yang telah dibuat PT LIB dan PSSI, terkait kelanjutan Liga 1 2020.
Tim Bajul Ijo berharap adanya skema kompetisi yang lebih matang di tengah pandemi Covid-19.
Tidak terkecuali, Persebaya terus menanyakan isu terkait masalah hak komersial yang juga belum menemui titik terang.
Baca: Anggap PT LIB dan PSSI Tak Bisa Jawab Keresahan, Persebaya Protes Lewat Diam Soal Lanjutan Kompetisi
Manajer Persebaya, Chandra Wahyudi, menjelaskan kalau masalah kejelasan kompetisi yang berlarut-larut juga merugikan klub.
Pasalnya, kegiatan operasional klub dan pengeluarannya terus berjalan.
Sementara hingga saat ini tidak ada kejelasan mengenai lanjutan hak komersial klub.
Baca: Persebaya Ungkap Hal-Hal yang Bikin Liga 1 2020 Belum Tentu Dilanjutkan
“Belum ada detail-detail terkait masa depan kompetisi ini seperti apa. Celakanya, ini membuat argo atau daya operasional klub semakin membengkak,” kata Chandra Wahyudi saat webinar Bincang Bola.
Chandra Wahyudi memberikan kritik tajam mengenai persoalan ini karena hak komersial menjadi oasis d itengah terpangkasnya seluruh pemasukan karena pandemi.
Bahkan, hak komersial menjadi satu-satunya sumber pemasukan yang bisa menutup biaya operasional bagi beberapa klub lain.
Hingga saat ini, klub baru mendapatkan pembayaran dua kali hak komersial saja.
Sementara, hak komersial bulan April hingga saat ini masih belum disentuh.
Padahal, pengeluaran bulanan untuk gaji pemain dan pelatih tetap harus dibayarkan.
“Sebagai informasi saja, klub baru mendapatkan hak komersial dari PT LIB dua kali. Rp 520 juta kali dua jadi Rp 1,04 miliar. Sementara, kami diwajibkan membayar pemain sudah berapa bulan,” sambungnya.
Chandra Wahyudi menyebut apa yang dilakukan PT LIB selaku operator bak sebuah ironi.
Operator mengawasi kewajiban klub, tetapi mereka sendiri tidak menjalankan kewajibannya.
“Jadi agak sesuatu anomali, di mana klub diwajibkan memenuhi kewajiban pembayaran gaji sementara operator sendiri tidak memenuhi kewajibannya kepada klub,“ katanya. (Kontributor Bola/Suci Rahayu/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hak Komersial Tak Kunjung Jelas, Manajer Persebaya Sindir Operator"