Eks Ketum Jakmania Kritisi Pengelolaan Sepak Bola Indonesia
Tauhid Indrasjarief menilai sistem pengelolaan klub sepak bola di Indonesia masih belum berjalan dengan baik.
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Wahyu Septiana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua Umum The Jakmania, Tauhid Indrasjarief menilai sistem pengelolaan klub sepak bola di Indonesia masih belum berjalan dengan baik.
Hal itu terlihat dari adanya klub-klub Liga 1 yang mengalami kesulitan pembiayaan disituasi seperti sekarang.
Saat ini, kompetisi sepak bola di Indonesia memang dihentikan sementara akibat pandemi Covid-19 yang terus menyebar diberbagai daerah.
Kondisi tersebut membuat tim-tim kontestan Liga 1 mengalami kesulitan membayarkan gaji kepada seluruh elemen di tim yakni pemain, pelatih, dan ofisial.
Pria yang akrab disapa Bung Ferry itu menuturkan, kondisi tersebut dipengaruhi karena belum optimalnya sistem pengelolaan yang dilakukan tim-tim di Indonesia.
"Bila semua klub mengaku rugi, berarti ada yang salah dari pola pengelolaan klub sepak bola profesional di Indonesia," kata Bung Ferry di akun media sosial pribadinya.
Bung Ferry menjelaskan, saat ini yang terlibat aktif bekerja secara profesional di dalam tim sepak bola hanyalah pemain, pelatih, dan ofisial.
Sementara, bagi klub-klub di Indonesia masih sangat bergantung dengan sang pemiliknya.
Klub-klub sepak bola di Indonesia dinilai masih belum bisa dikatakan profesional karena belum mampu bertahan secara mandiri tanpa bantuan sang pemilik.
"Selama ini hanya pemain, pelatih dan ofisial yang berstatus profesional dalam arti mereka memang bekerja penuh di sana. Sementara klub masih punya ketergantungan dengan pemilik klub," tambahnya.
Pria yang pernah menjabat Ketum Jakmania selama tiga periode itu menilai, kondisi seperti ini harus dirubah dan pemerintah mempunyai tugas besar.
Pemerintah Republik Indonesia, dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bisa lebih aktif mengajak tim-tim untuk berdiskusi membahas keluhan yang dirasakan selama ini.
"Pemerintah tidak bisa diam dan hanya menjadi saksi. Tapi harus lebih aktif melakukan komunikasi dengan klub. Karena keberadaan kompetisi bisa membuka lahan baru bagi masyarakat," ujar Bung Ferry.
Baca: Jadi Saksi Ledakan Dahsyat, Pemain Asing PSM Makassar Ungkap Cerita dan Kondisi Terbaru di Lebanon
Lebih lanjut, Bung Ferry menilai, kompetisi sepak bola bukan hanya sekedar olahraga, tapi memiliki banyak maknanya.
Seluruh sektor akan terlibat pada saat pelaksanaan kompetisi sepak bola itu digulirkan.
"Di era sekarang, sepak bola bukan cuma melulu soal olahraga, tapi juga tentang tontonan, merchandise, transportasi, stadion, media sosial, serta ajang promosi," tutupnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.