Bayern Munchen yang Gemilang di Bawah Hansi Flick, Kecerdasan Thiago Alcantara dan Thomas Muller
Hansi Flick adalah sosok penting di balik digdayanya Bayern Munchen musim ini. Ia mengandalkan Thiago Alcantara dan Thomas Muller.
Penulis: Gigih
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Tidak ada yang menyangka klub raksasa bertabur bintang, Barcelona, bisa dipermalukan dengan telak oleh Bayern Munchen dengan skor 8-2 di Perempat Final Liga Champions.
Tidak seorang pun akan mengira 8 gol bisa bersarang ke gawang Barcelona dan tidak seorang pun mengira, Barcelona bisa diperdaya secara permainan dan tidak berkutik menghadapi jawara Liga Jerman.
Dan tidak seorang pun kecuali satu nama: Hansi Flick.
Baca: Jadwal Siaran Langsung Liga Champions Malam Ini: Lyon vs Bayern Munchen, Live di SCTV
Baca: Prediksi Susunan Pemain Lyon vs Bayern Munchen Liga Champions, Tolisso Tak Sabar Hadapi Mantan Tim
Dalam wawancaranya setelah kemenangan bersejarah menghadapi Barcelona, Hansi Flick seolah mengetahui apa yang akan terjadi dan tidak terkejut dengan kemenangan besar tersebut.
“Kami membuat mereka (Barcelona) dalam tekanan, ketika kami mendapatkan peluang, kami percaya kualitas dalam tim kami sekarang kami harus fokus untuk laga selanjutnya, dan memulai dari nol,” ujar Hansi Flcik percaya diri.
Hansi Flick datang sebagai pelatih Interim Bayern Munchen pada saat yang sangat tidak tepat.
Pertama, ia menggantikan Niko Kovac yang dianggap gagal total.
Kedua, Hansi Flick juga mewarisi tim yang sedang dalam masa transisi dari hengkangnya dua bintang andalan mereka, Arjen Robben dan Franck Ribery.
Mantan pemain Bayern Munchen pada 1985 hingga 1990 itu, diragukan kedatangannya karena minim pengalaman, ditambah dominasi pemain muda menjanjikan Borussia Dortmund di tengah musim.
Hansi Flick adalah mantan asisten pelatih Joachim Low di Timnas Jerman, hanya itu pengalamannya.
Namun menilik kedatangannya di Bayern Munchen, ia mengubah banyak hal sekaligus mempertahankan tradisi dan identitas Bayern Munchen pada saat bersamaan.
Pada era Niko Kovac, Bayern Munchen turun dengan skema 4-4-2, sebuah skema baru bagi Bayern Munchen dalam satu dekade terakhir dan terkesan memaksakan.
Ditambah lagi, Bayern kehilangan identitas counter pressing yang menjadi andalan selama beberapa musim.
Niko Kovac juga tidak menggunakan nama senior seperti Thomas Muller yang dianggap sudah uzur dan mengandalkan duo Lewandowski dan Gnarby di depan.