Saktinya Hansi Flick, Ubah Bayern Muenchen dari Kritis Jadi yang tak Tertandingi
Die Roten mengukuhkan diri sebagai tim pertama yang mampu menyelesaikan satu edisi UCL dengan memborong 100 persen kemenangan.
Penulis: Deny Budiman
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Apa Rahasianya?
Apa yang jadi resep keberhasilan Flick hingga begitu sakti mengubah Bayern?
Tanda-tanda keemasan itu mulai muncul dalam debutnya saat Bayern menggilas rivalnya, Borussia Dortmund 4-0.
Ya, setelah dipermalukan 1-5 oleh Frankfurt, Flick langsung memberikan hiburan baru dengan dua kemenangan beruntun lewat skor identik 4-0.
Setelah Dortmund, korban berikutnya adalah Fortuna Duesseldorf.
Memang, setelah itu Bayern sempat kalah beruntun dua kali. Masing-masing ditekuk Leverkusen 1-2, dan Borussia M'Gladbach 1-2 pada 7 Desember 2019.
Setelah itu, tak ada lagi kekalahan. Ya, di berbagai kompetisi Die Rotten terus melaju dengan kemenangan. Hanya sekali mereka tertahan 0-0 oleh Leipzig. Selebihnya menang, dan menang.
Termasuk juga di Liga Champions ini. Kemenangan 1-0 atas Paris Saint Germain lewat gol Kingsley Coman di final Liga Champions kemarin (24/8) menjadi kemenangan ke-11 tanpa putus mereka di panggung terbesar antarklub Eropa musim ini.
Die Roten mengukuhkan diri sebagai tim pertama yang mampu menyelesaikan satu edisi UCL dengan memborong 100 persen kemenangan.
Catatan beruntun tersebut menjadi rekor baru dalam sejarah kompetisi, melampaui sepuluh kemenangan beruntun Real Madrid pada 2014-15 dan Bayern sendiri pada 2013.
Flick tak hanya mengembalikan Bayern ke jalur kemenangan. Lebih dari itu, dia telah mengembalikan
ruh Die Rotten sebagai tim yang terstruktur: tekanan tinggi, umpan-umpan pendek, ketengan bermain,
penguasaan bola, dan serangan balik cepat, semua itu menjadi andalan Bayern.
Perombakan Besar
Namun hal paling besar yang dirombak Flick di Bayern adalah membangun kembali kepercayaan.
Kepercayaan kepada para penggawa senior Die Rotten: Thomas Müller, Manuel Neuer dan Jerome
Boateng, semuanya menikmati musim kebangkitan.