Lionel Messi dan Masalah di Tubuh Barcelona, dari Kebijakan Transfer hingga La Masia
masalah pelik di tubuh Barcelona, semakin bertambah dengan keinginan hengkangnya Lionel Messi
Penulis: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Isu hengkangnya megabintang Barcelona, Lionel Messi, memang sedang hangat diperbincangkan dalam satu pekan terakhir.
Ini tidak lepas dari kekecewaan usai kekalahan menyakitkan atas Bayern Munchen di Liga Champions, saat itu Blaugrana tumbang 8-2 dari wakil Jerman.
Pun hubungannya dengan mantan pelatih Quique Setien dan Presiden Klub, Josep Bartomeu, tidak harmonis, ditambah lagi kedatangan Ronald Koeman tidak memperbaiki hubungan antara Lionel Messi dan Barcelona.
Apa yang sebenarnya terjadi di Barcelona? adalah pertanyaan banyak orang saat ini.
Baca: PSG Butuh Pemain Baru, Neymar Sarankan Rekrut Mantan Rekan di Barcelona
Jurnalis Spanyol asal Inggris, Sid Lowe, sudah memperkirakan apa yang akan terjadi, mulai dari hengkangnya Lionel Messi, hingga keputusan Barcelona menjual pemain.
Sejatinya, kekalahan memalukan 8-2 dari Bayern Munchen hanya secuil dari sejumlah masalah Barcelona, banyak permasalahan yang terjadi sejak era Ernesto Valverde, dasarnya : regenerasi pemain.
La Masia dulu sangat subur menciptakan banyak pemain baru kualitas wahid, dengan transisi ke tim senior yang mulus, sehingga menciptakan keberlanjutan bagi Barcelona tanpa ketergantungan terhadap sosok individu ataupun belanja dengan dana besar.
Di era Josep Bartomeu, budaya itu sedikit berubah, La Masia tidak sebertaji dulu, tim junior Barcelona, Barcelona B, bahkan terdegradasi dari Segunda Division.
Kebijakan klub tidak mengacuhkan La Masia, mereka sibuk memboyong nama-nama besar dan mahal, untuk meningkatkan kualitas tim, alih-alih menciptakan pemain muda yang siap bersaing dan meregenerasi tim utama.
Belanja besar-berasaran seperti mendatangkan Ousmane Dembele, Antoinne Griezmann hingga Coutinho, hanya segelintir dari perubahan pola tim utama Barcelona, talenta La Masia seperti Xavi Simmons, justru dengan mudahnya hengkang ke PSG, hal yang mustahil terjadi 10 tahun lalu.
Sejak tahun 2015 Barcelona total mengeluarkan 1 Miliar Poundsterling, untuk mendatangkan pemain, hanya dalam 5 tahun, ya mereka kehilangan Neymar yang hengkang ke PSG dengan harga fantastis, tetapi Neymar bukanlah pemain yang selalu bisa diandalkan, meskipun sejatinya Neymar adalah support system terbaik bagi Lionel Messi.
Baca: Menebak Formasi Manchester City Jika Lionel Messi Resmi Bergabung: Rekrutan Anyar Rawan jadi Korban
Alarm bahaya sejatinya sudah berbunyi kencang ketika Barcelona kalah 4-0 dari PSG kala leg pertama Liga Champions 2015, meskipun berhasil melakukan comeback dengan menang 6-1, tetapi kekalahan 4-0 tetap tidak bisa ditoleransi.
Semusim setelahnya, Barcelona kalah 3-0 di leg pertama Perampat Final Liga Champions dari Juventus, selanjutnya mereka kalah 3-0 dari AS Roma yang menyingkirkan mereka secara agregat 3-2.
Masih segar dalam ingatan bagaimana comeback heroik Liverpool dengan skor 4-0, dan mengubah agregat menjadi 4-3, Barcelona kembali tersungkur.
Anggapan bahwa Lionel Messi membawa satu tim memang benar adanya, Messi adalah pembeda, dan semua tim mengetahui strategi sentris Barcelona.
Blaugrana tak lagi menghibur, mereka bermain monoton, daya tarik terbesar menonton Barcelona, hanya sebatas melihat permainan Lionel Messi di tengah lapangan.
Maka tidak heran apabila supporter Barcelona berkumpul di depan Camp Nou dan melakukan aksi unjuk rasa meminta Bartomeu mundur, tetapi, masalah belum selesai bagi Barcelona.
Bartomeu sudah melakukan langkah tegas dengan memecat Setien, sejatinya penggantinya adalah Mauricio Pochettino, tetapi pelatih asal Argentina ini menolak mentah-mentah dengan mengatakan "memilih berkebun dibanding menjadi pelatih Barcelona."
Pun, Ronald Koeman awalnya enggan menjadi pelatih Barcelona, sebelum magis rayuan trinitas, A-B-C (Ajax-Barcelona-Cruyff) sukses membuat Koeman mengiyakan tawaran tersebut.
Langkah tegas dilakukan dengan melepas beberapa pemain seperti Luis Suarez, Samuel Umititi, Semedo Arturo Vidal hingga Ivan Rakitic.
Tetapi tidak mudah mendapatkan tim baru bagi para pemain tersebut, gaji mereka sangatlah besar, Luis Suarez misalnya, semusimnya berkisar 15 Juta Poundsterling, Ivan Rakitic di angka 9 Juta poundsterling, pihak klub tentu berpikir dua kali untuk mendatangkan mereka dengan usia tak lagi muda.
Puncak masalah tercipta ketika Ronald Koeman menemui Lionel Messi dalam bicara 4 mata terkait kebutuhan tim, isu menyebar bahwa Koeman ingin mengurang Messi-sentris di Barcelona, situasi menjadi tegang, hingga akhirnya Lionel Messi mengajukan permohonan untuk hengkang.
Ini adalah babak baru bagi Barcelona dan juga pendukungnya, ini adalah transisi terbesar mereka dalam 2 dekade terakhir, ditambah dengan pemilihan Presiden klub tahun depan, bisa dipastikan transisi ini akan sangat menantang bagi Barcelona.
(Tribunnews.com/Gigih)