TRIBUNNEWS.COM - Juventus dipastikan tak akan diperkuat megabintangnya, Cristiano Ronaldo, saat menjamu Barcelona pada laga Liga Champions.

Dari hasil test, Cristiano Ronaldo dinyatakan masih positif Covid-19.

Kabar ini disampaikan media asal Portugal, Correia de Manha, pada Kamis (22/10/2020).

Cristiano Ronaldo mengharapkan hasil positif dari tes terbaru ini apabila ingin punya harapan untuk tampil kontra Barcelona pada Rabu (28/10/2020).

Protokol kesehatan UEFA mengharuskan seorang pemain yang pernah terdeteksi positif virus corona untuk mengembalikan hasil negatif setidaknya satu pekan sebelum laga berlangsung. 

Baca juga: Martunis Ungkap Kondisi Terbaru Cristiano Ronaldo Seusia Dinyatakan Positif Covid-19

Alhasil, Cristiano Ronaldo akan melewatkan duel yang ditunggu-tunggu melawan rival sejatinya, Lionel Messi.

Kendati demikian, CR7 masih punya satu kesempatan bersua Messi, yakni pertemuan kedua Barcelona dan Juventus yang akan berlangsung di Camp Nou pada 9 Desember 2020.

Federasi Sepak Bola Portugal (FPF) menyampaikan bahwa Cristiano Ronaldo positif terjangkit Covid-19 pada Selasa (13/10/2020) malam WIB.

Ia sempat bermain lawan Perancis dan Spanyol dalam sepekan sebelumnya.

Namun, Ronaldo diterbangkan kembali ke Turin dengan pesawat ambulans sehari setelah kabar positif itu.

Baca juga: Dibawa Pakai Pesawat Ambulans, Cristiano Ronaldo Dipindahkan ke Turin Sehari Seusai Positif Covid-19

Cristiano Ronaldo dan rekan-rekannya di timnas Portugal dianggap sebagai contoh buruk dalam menjaga protokol kesehatan di tengah pandemi.

Kasus Cristiano Ronaldo tak hanya mengedepankan kontroversi menggelar pertandingan antarnegara di tengah pandemi, tetapi juga soal kesadaran para pemain akan kesehatan mereka sendiri.

Terlebih lagi, kapten timnas Portugal tersebut sempat mengunggah foto dirinya bersama seluruh skuad Selecao di sebuah meja makan tanpa menjaga physical distancing serta tidak memakai masker.

Baca juga: Kronologi Perseteruan Cristiano Ronaldo dengan Menteri Olahraga Italia: CR7 Disebut Mentang-Mentang

Hal ini menjadi perhatian Antonella Viola, ahli imunologi dari Universitas Padova.