Semenjak Kedatangan Edouard Mendy, Chelsea Seperti Lupa Caranya Kebobolan Gol dari Lawan
Chelsea sepertinya sudah berhasil menambal pos kelemahan dengan mendatangkan Edouard Mendy di sektor penjaga gawang.
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Chelsea sepertinya sudah berhasil menambal pos kelemahan utamanya dengan mendatangkan Edouard Mendy di sektor penjaga gawang.
Kedatangan Mendy sudah terbukti mampu membuat lini pertahanan Chelsea terlihat lebih solid dan tidak mudah kebobolan.
Mendy sendiri didatangkan Chelsea dari Rennes dengan biaya transfer 22 juta poundsterling atau setara Rp. 417 milliar.
Baca juga: Hasil Liga Champions, 3 Wakil Inggris Menang Cleansheet, Manchester United Paling Merana Sendiri
Chelsea dan Mendy telah sepakat untuk menjalin kerjasama untuk setidaknya dalam jangka waktu lima tahun kedepan alias 2025.
Kehadiran sosok Mendy secara tidak langsung membuat Kepa Arrizabalaga dan Willy Cabalero harus tersingkir dari skuad Frank Lampard.
Apalagi Mendy langsung tampil nyetel dengan permainan tim dan bisa membuktikan kepada publik Chelsea bahwa ia bisa menjadi sosok andalan di pos penjaga gawang.
Tercatat sejak kedatangan Mendy, rasio kebobolan Chelsea menurun cukup drastis.
Bahkan, ketika Mendy turun sebagai starter, Chelsea belum pernah kebobolan sekali oleh tim lawan.
Mendy saat ini telah berhasil menjaga gawang Chelsea tidak kebobolan dalam enam laga beruntun ketika ia bermain full time.
Mendy telah mencatatkan cleansheet secara beruntun dalam laga melawan Crystal Palace, Sevilla, Manchester United, Krasnodar, Burnley, dan Rennes.
Catatan itu menjadi torehan istimewa bagi kiper yang diharapkan bisa meneruskan jejak gemilang yang pernah diraih Petr Cech.
Seakan-akan semenjak kedatangan Mendy, Chelsea juga berasa lupa caranya kebobolan gol dari tim lawan.
Dilansir Kompas.com, berikut ini lima alasan Chelsea merekrut Edouard Mendy:
1. Rekor Clean Sheet dan Catatan Penyelamatan Impresif
Musim lalu, Edouard Mendy mencatatkan 9 clean sheet dari 24 laga Liga Perancis sebelum kompetisi dihentikan karena pandemi virus corona.
Persentase penyelamatan Mendy adalah 76,3 persen (ketiga terbaik di Ligue 1) berbanding Kepa yang 53,5 persen (terburuk di Premier League dari semua kiper reguler).
Mendy kebobolan satu gol setiap 114 menit sementara Kepa kebobolan satu gol tiap 63 menit.
Aksi-aksi Mendy ini membawa Rennes ke posisi tiga musim lalu dan memastikan tempat di Liga Champions untuk kali pertama sepanjang sejarah mereka.
2. Mantap dalam Memotong Bola
Pemantau bakat sepak bola yang mengikuti perkembangan Mendy di Liga Perancis mengatakan bahwa sang kiper sangat kuat dalam menghalau umpan silang.
Ini merupakan salah satu kelemahan Kepa, yang kerap diam di garisnya saat bola masuk ke dalam kotak penalti.
"Kekuatan sang pemain sesungguhnya adalah kemampuan mencaplok umpan silang," tutur pemantau bakat tersebut kepada The Athletic.
"Edouard sangat nyaman mengambil posisi tinggi, seperti Petr Cech dulu. Semakin tinggi kiper bisa mengambil posisi, garis pertahanan tim juga bisa maju dan menghilangkan 'koridor ketidak pastian' depan gawang.
"Mendy juga memiliki tinggi 197 cm, jauh lebih tinggi dari Kepa (186 cm).
3. Piawai dalam Memainkan Bola
Operan Kepa ke Jorginho yang dipotong oleh Sadio Mane akhir pekan lalu adalah salah satu contoh kelemahan sang kiper dengan kakinya.
Chelsea melihat Mendy punya kemampuan mengolah bola lebih baik ketimbang Kepa dan Caballero, terutama dalam menendang bola jauh.
Hal ini dikatakan penting karena Frank Lampard dilaporkan ingin memakai kecepatan Timo Werner dan Kai Havertz dalam memimpin serangan.
4. Kuat dalam Tekanan
Kepa berada dalam tekanan besar di Chelsea seiring performanya yang tak kunjung membaik.
Hal ini terlihat jelas dalam bahasa tubuh dan permainan sang pemain di bawah mistar gawang The Blues.
Namun, hal serupa dikatakan tak bakal terjadi bagi Mendy yang telah bermain 9 kali bagi timnas Senegal.
"Saya pikir ia akan menikmati tekanan di Chelsea," tutur Rich Allen dari Get French Football News kepada The Athletic.
"Jika melihat beberapa tahun ke belakang, ia selalu menjadi kiper yang konsisten di Perancis. Ia melakukan hal-hal mendasar dengan sangat baik dan itu yang Chelsea perlukan setelah kejadian bersama Kepa.
5. Bukan Panic Buy, Chelsea Sudah Kerjakan PR
Chelsea dilaporkan sudah memonitor Mendy selama dua tahun terakhir.
Tak mengherankan, karena ia bermain bagi Rennes, mantan klub eks kiper Chelsea, Peter Cech, yang kini menjadi penasihat teknis dan performa klub.
Chelsea bahkan sudah memantau Mendy selama dua tahun terakhir lewat Christophe Lollichon, mantan pelatih kiper Cech yang kini menjadi pemandu bakat dan kepala departemen kiper The Blues.
Lollichon sudah memantau Mendy sejak ia bermain bagi Reims.
Dua tahun terakhirnya di Reims, Mendy mencatatkan 14 clean sheet dari 38 laga di Ligue 1 dan 18 clean sheet dari 34 penampilan saat Reims promosi ke kasta utama Liga Perancis.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan) (Kompas.com/Firzie A.Idris)