Pratama Arhan Alif Rifai Awalnya Minder Saat Gabung di Timnas Indonesia U-18
Pratama Arhan Alif Rifai sudah kembali ke Indonesia seusai menjalani TC bersama Timnas Indonesia U-19.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, BLORA - Pratama Arhan Alif Rifai sudah kembali ke Indonesia seusai menjalani TC bersama Timnas Indonesia U-19.
Pratama Arhan Alif Rifai berasal dari klub PSIS Semarang.
Sosok Pratama Arhan Alif Rifai menjadi pemain andalan Shin Tae-yong selama TC di Kroasia.
Timnas Indonesia U-19 vs Qatar di Stadion Velika Gorica, Zagreb, Minggu (20/9/2020). (PSSI)
Pratama Arhan Alif Rifai bukan nama yang asing di telinga pecinta sepak bola Indonesia.
Pemain yag memiliki keahlian lemparan bola spesial ini rupanya lahir dari seorang ibu penjual sayur keliling.
Rumah sedarhana berdinding kayu, beralas tanah menjadi saksi lahirnya pemain Timnas U-19 ini.
Di dinding kayu itu dijejali foto-foto Arho, panggilan akrabnya sejak kecil.
Foto sejak dia pertama kali tercatat sebagai pemain SSB Putra Mustika Blora sampai foto sebagai pemain Timnas Indonesia U-19.
Sejumlah medali yang dikemas dalam pigura juga tampak rapi menggantung di dinding kayu.
Tinggal di Dukuh Karangnongo, Desa Sidomulyo, Kecamatan Banjarejo, Blora tidak menyurutkan cita-cita Arho untuk menjadi pemain bola dengan segudang prestasi.
Bakat sepak bola dari kakak merupakan pemain bola di SSB Putra Mustika menurun ke Arho.
Dari SSB Putra Mustika, dia memulai karirnya sebagai pemain sepak bola.
Saat itu, Arho masih duduk di bangku kelas empat sekolah dasar.
Selepas lulus, Arho mencoba peruntungan dengan mendaftar di Akademi Terang Bangsa Semarang.
"Alhamdulillah keterima di sana.
Di sana kerja keras banyak pengalaman dari pemain dan pelatih.
Harus latihan seperti apa, harus bagaimana, itu diajari semua di sana," kata Arhan saat ditemui di kediamannya.
Terang Bangsa membuat karir Arho kian mentereng setelah akhirnya dia didapuk dalam kesebelasan PSIS U-18.
Kualitasnya yang tidak diragukan akhirnya dia diproyeksikan ke jenjang yang lebih tinggi, yakni PSIS U-20.
Arho tidak menyangka, di sela-sela kesibukannya sebagai pemain PSIS, rupanya dia mendapat panggilan untuk mengikuti pemusatan pelatihan timnas U-19 di Cikarang.
"Tiba-tiba ada pemanggilan TC timnas di Cikarang waktu itu saya agak minder.
Saingannya pemain sudah berpengalaman juga," ujar remaja kelahiran Blora 21 Desember 2001.
Arho diterbangkan ke Thailand untuk mengikuti pemusatan pelatihan timnas U-19.
Sepulang dari situ, Arho juga sempat dipanggil untuk turut serta dalam latihan timnas senior pada Februari 2020.
"Ada pemanggilan timnas senior saya dipanggil lagi alhamdulillah.
Terkejut kaget juga waktu itu," ujarnya.
Kemudian, Arho kembali harus menjalani pemusatan pelatihan timnas U-19 di Kroasia.
Bek kiri andalan Shin Tae-yong selama dua bulan latihan di sana.
"Banyak sparing antarnegara terus friendly match dengan tim kuat di sana di Kroasia," ujarnya.
Banyak asam garam yang mampu dipetik Arho selama di Kroasia.
Selain dicecar latihan yang disiplin, dia juga berkesempatan tanding melawan sejumlah tim dari berbagai negara.
Dari situ Arho menunjukkan kualitasnya.
"Kalau itu pertama main (di luar negeri) agak punya pikiran minder. Tapi berjalannya waktu, oh ternyata sama saja. Cuma kalah postur saja. Kita harus lebih kerja keras agar lebih unggul," ujarnya.
Meski didapuk sebagai pemain belakang, dia juga kuat dalam menyerang.
Terbukti dia mampu mencetak satu gol dan dua assist selama pemusatan di Kroasia.
Selain itu, Arho juga dikenal memiliki lemparan yang kencang.
Pada uji coba melawan Qatar di Korasia, Arho mampu mencetak assist lewat lemparan kencangnya yang disambut Saddam Gaffar.
Lemparan superkencang yang dimiliki Arho tidak sedikit pecinta sepak bola Indonesia berdecak kagum karenanya.
Lemparan itu tidak ubahnya seperti tendangan.
Beberapa kali terbukti, Arho mampu membuat assist yang berujung gol dari lemparannya.
Rupanya tidak ada teknik khusus bagi Arho dalam melakukan lemparan.
Dia baru sadar kalau lemparannya begitu kencang saat tergabung di Terang Bangsa Semarang.
Saat itu, dia tengah menjalani laga Piala Gubernur di Purwokerto.
"Waktu itu saya coba ternyata bisa. Tidak ada teknik khusus. Saya lempar ya lempar saja, seperti orang lain lempar," kata dia.
Aksi Pratama Arhan Alief saat menghadapi Makedonia Utara dalam agenda pertandingan persahabatan Timnas di Kroasia beberapa waktu lalu (Istimewa/ Media Officer PSSI)
Dukungan Penuh Surati
Pratama Arhan yang kini memperkuat timnas U-19 lahir dari pasangan Sutrisno dan Surati.
Hingga kini Arho dipercaya sebagai pemain PSIS juga timnas U-19 tidak lepas dari dukungam kedua orangtuanya itu.
Dari kesederhanaan dukungan itu mengalir.
Tidak ada yang bisa diandalkan selain doa dan harapan sebagai orangtua bagi Surati.
Dia juga tidak menyangka jika kini anaknya memperkuat timnas.
Yang pasti, sejak Arho mulai mengenal sepak bola, sejak saat itu juga Surati menaruh harapan berikut dukungan penuh.
Demikian dengan Sutrisno.
Sebagai seorang ayah, dia tidak bisa berbuat banyak selain hanya dukungan dan doa.
Lebih dari 20 tahun Sutrisno mengidap penyakit dalam. Terakhir dia divonis mengalami gangguan liver dan jantung.
Hal itulah yang membuat Sutrisno tidak bisa berbuat banyak.
Dia hanya bisa berharap dan berdoa.
"Alhamdulillah masih diberi usia panjang.
Bisa melihat anak-anak besar," kata Sutrisno.
Karena Sutrisno mengalami gangguan kesehatan, kontan yang menjadi tulang punggung dalam memenuhi kebutuhan keluarga adalah Surati.
Untuk mencukupi kebutuhan Surati mejadi pedagang sayur keliling di kampungnya.
Meski begitu, dia selalu menyempatkan diri untuk datang ke lapangan untuk menyaksikan sang anak saat bertanding.
Hanya saja, keterbatasan biaya membuatnya datang menyaksikan pertandingan anaknya selama masih bisa dijangkau olehnya.
"Kalau sekarang sudah tidak bisa.
Paling kalau main disiarkan tivi saya saksikan.
Bahkan sampai larut malam pun," ujarnya.
Kini sebagai orangtua, Surati tidak berharap banyak kepada Arho kecuali menjadi anak yang mampu menjaga perilakunya.
Di sisi lain, dia juga berpesan agar selalu menjadi pribadi yang rendah hati dalam kondisi dan keadaan apa pun.
"Harapan ke depan jadi anak yang sukses yang bisa menjaga dirinya, attitude-nya, tidak lupa salat lima waktu, dan menjadi rendah hati tidak sombong.
Semoga terkabul semua impian anak-anak saya," ujar dia.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Inilah Sosok Arhan Pemain Timnas U-19 Indonesia Lahir dari Ibu Penjual Sayur Keliling di Blora, https://jateng.tribunnews.com/2020/11/08/inilah-sosok-arhan-pemain-timnas-u-19-indonesia-lahir-dari-ibu-penjual-sayur-keliling-di-blora?page=all.
Penulis: Rifqi Gozali
Editor: galih permadi