Kata Pelatih Persib Bandung Soal SK PSSI Gaji Pemain Cuma 25 Persen: Tak Banyak yang Bertahan
Keputusan pembayaran gaji 25 persen rupanya disayangkan oleh Pelatih Persib, Robert Rene Alberts.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts menyebut pemberian gaji sebesar 25 persen sangat memberatkan khususnya bagi pemain.
Belum lama ini PSSI telah keluarkan Surat Keputusan (SK) lanjutan terkait kompetisi sepak bola Indonesia.
Dalam SK yang bernomor SKEP/69/XI/2020 dijelaskan pula terkait gaji pemain.
PSSI mewajibkan klub agar membayar gaji pemain sebesar 25 persen.
Hal ini dilakukan untuk bulan Oktober hingga Desember 2020.
Baca juga: Persebaya Kukuh Minta Liga 1 2020 Disetop, Sebut PSSI dan PT LIB Biarkan Klub Berdarah-darah
Bukannya tanpa dasar, keputusan tersebut diambil PSSI sesuai kesepakatan yang telah terjalin dengan Klub Liga 1, Liga 2, APPI dan APPSI.
Meski sebagian besar pihak telah sepakat, namun keputusan pembayaran gaji 25 persen rupanya disayangkan oleh Pelatih Persib, Robert Rene Alberts.
Menurutnya dengan besaran gaji seperti itu pemain bakal susah untuk bertahan.
Baca juga: PSSI Sebut Aturan Gaji Pemain di SK Terbaru Adalah Jalan Tengah di Tengah Mandeknya Liga 1 2020
Terlebih lagi saat ini situasi sedang sulit karena adanya pandemi Covid-19.
"Kami hidup dengan gaji 25 persen dan tidak banyak orang yang bisa bertahan," kata Robert, dilansir Tribun Jabar.
Lebih lanjut, Robert berbagi cerita tentang sulitnya pemain bertahan dalam situasi seperti ini.
Pelatih asal Belanda tersebut prihatin ketika melihat banyak pemain yang banting setir karena ingin cari tambahan pemasukan.
Bahkan tak sedikit pemain yang mulai menjual barang-barang pribadinya untuk bertahan hidup.
Dari semua itu, Robert berpendapat pemotongan gaji ini sangat merugikan pemain.
Baca juga: Liga 1 2020 Mandek, Pemain Belakang Persib Bandung Jual Sepatunya
![Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts.](https://asset-a.grid.id/crop/0x125:1278x792/700x0/photo/2020/01/31/3296052919.jpg)
Dalam hal ini Robert menilai pemain menjadi korban, padahal mereka tak pernah melakukan sebuah kesalahan.
"Kalian bisa lihat ada cerita pemain penjaga bank," ucap Robert.
"Membuka usaha atau ada juga ada yang sudah menjual barang-barangnya.
"Jadi terlihat kami seolah menjadi korban meskipun tidak bersalah, tidak banyak yang bisa dilakukan karena Covid," tuturnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.