Tim asuhan Erik ten Hag itu langsung menggebrak di menit-menit awal babak pertama.

Dusan Tadic cs bermain lebih santai dan tak memainkan intensitas penyerangan yang tinggi selama lima menit awal.

Klub Eredivise tersebut memilih untuk memainkan penguasaan bola di area pertahanan sendiri untuk menarik pemain tim tamu dari areanya.

Meskipun demikian, Atalanta yang bertindak sebagai tim tamu juga bermain militan.

Pressing ketat dipertontonkan oleh anak asuh Gian Piero Gasperini pada awal babak pertam.

Hal tersebut dilakukan klub berjuluk La Dea itu untuk menekan berkembangnya permainan sang tuan rumah.

Ajax yang membutuhkan tiga poin untuk lolos ke babak 16 besar bermain dengan memainkan umpan crossing.

Banyaknya umpan lambung yang ditujukan ke kotak pinalti tim lawan muda diantisipasi oleh lini pertahanan La Dea.

Permainan terbuka dipertontonkan oleh Atalanta di laga kali ini.

Mengandalkan kemampuan Duvan Zapata, semua aliran bola banyak ditujukan pada striker Timnas Kolombia itu.

Memasuki menit ke-10 pertandingan, Atalanta mulai tampil berani memegang bola untuk waktu yang lama.

La Dea yang bertindak sebagai tim tamu tak terburu-buru untuk melancarkan serangan.

Klub Liga Italia itu memilih untuk menguasai bola di area belakang sembari menunggu Ajax membuat celah di lini pertahanannya.

Dimotori oleh Alejandro 'Papu' Gomez serangan tim tamu banyak bertumpu pada lini sayap kiri penyerangan tim.