Liga 1 Belum Jelas, Coach Djanur Terus Pantau Pemain Barito Putera Melalui Grup WA
Meski diliburkan dari latihan bersama, para pemain Barito Putera ternyata masih tetap dipantau oleh pelatih Djajang Nurdjaman.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
![Liga 1 Belum Jelas, Coach Djanur Terus Pantau Pemain Barito Putera Melalui Grup WA](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pelatih-barito-putera-djajang-nurdjaman.jpg)
Abdul Majid, Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kelanjutan Liga 1 yang diwacanakan bergulir pada Februari 2021 masih belum ada kejelasan hingga saat ini.
Hal itu pun membuat seluruh klub Liga 1 masih merumahkan para pemainnya begitu juga dengan Barito Putera.
Meski diliburkan dari latihan bersama, para pemain Barito Putera ternyata masih tetap dipantau oleh pelatih Djajang Nurdjaman.
Baca juga: Sederet Pemain Asing yang Pergi dari Liga 1 Karena Mandeknya Kompetisi: Ada Nama-Nama Top
Menurutnya, seluruh pemain dalam kondisi baik. Coach Djanur, sapaannya, memastikan tak ada satu pun penggawa Laskar Antasari yang mengalami cedera atau sakit di masa libur TC.
“Alhamdulillah tidak ada pemain yang cedera atau sakit. Kita juga setiap hari komunikasi di grup Whatsapp. Ada beberapa yang juga komunikasi langsung ke saya seperti Rizky Pora dan Ambrizal Umanailo,” kata Djanur.
Lebih lanjut, Djanur juga memastikan tim pelatih secara rutin mengirimkan menu latihan kepada para pemain. Menu yang diberikan sejauh ini diakui Djanur lebih kepada latihan fisik.
Baca juga: Dua Pemain Juara yang Pergi Dampak Mandeknya Liga 1: Satu Pernah Bawa Persib Juara
“Kita juga selalu mengirim menu latihan yang porsinya lebih kepada latihan fisik. Karena di situasi seperti ini kita mencoba memelihara kondisi fisik pemain agar tidak drop,” ujarnya.
Sementara itu, Rizky Pora mengatakan program latihan mandiri yang diberikan tim pelatih cukup membantu dirinya.
Meskipun diakuinya ada kekhawatiran jeda kompetisi akan berdampak kepada kondisi fisik yang tidak stabil.
“Kendala sih tidak ada, cuma sekarang kan aktivitas dibatasi. Rutinitas latihan juga jadi berkurang sejak kompetisi dihentikan, jadi otomatis susah juga buat kita para pemain,”
“Jadi sayang, ketika fisik sudah dibentuk, lalu tidak ada kejelasan kompetisi jadi takutnya drop lagi. Tapi untungnya tim pelatih terus memberikan program latihan mandiri,” pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.