Gustur Cahyo Putro Cerita Soal Bagaimana Ortunya Kerja Keras Membuat Dirinya Jadi Pesepakbola
Gustur yang hari ini merayakan hari ulang tahun ke-24 itu menceritakan bagaimana kerja keras orang tuanya dalam mengantarkan anak menjadi atlet sepak
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudistia Wanne
TRIBUNNEWS.COM, CITEUREUP - Saya akan bekerja keras mengerahkan seluruh kemampuan untuk memberangkatkan haji kedua orang tua, itu impian gelandang sayap Persikabo 1973, Gustur Cahyo Putro.
Gustur yang hari ini merayakan hari ulang tahun ke-24 itu menceritakan bagaimana kerja keras orang tuanya dalam mengantarkan anak menjadi atlet sepak bola profesional.
Pemain yang lahir di Magelang 11 Januari 1997 itu mengatakan bahwa bapaknya pernah berbohong demi anaknya dapat bermain sepak bola.
Menurut Gustur, ketika itu sang ayah yang bernama Toto Prayitno berbohong dalam urusan sepatu sepak bola yang diberikan.
"Pernah pada saat SD, baru-baru ini bapak berani cerita, karena mungkin dulu bapak tidak berani buat cerita. Jadi memang, saya berangkat dari keluarga yang sederhana bukan keluarga yang mampu," ujarnya.
"Dulu bapak saya membelikan sepatu waktu saya SD, dan bapak saya waktu itu memang tidak mampu untuk membelikan sepatu baru. Dulu, bapak bohong sama saya, waktu itu bapak pulang ke rumah bawa sepatu bekas merk Specs, saya masih ingat dan bapak itu bilangnya dipinjamin teman buat dipakai saya. Tapi, ternyata bapak bohong. Ternyata, sepatu itu dibeli dari loakan atau dibeli di pasar jual beli sepatu bekas," tuturnya.
Lebih lanjut, Gustur membeberkan bahwa kebohongan yang dilakukan bapaknya itu, semata-mata hanya ingin mendukung anaknya untuk bermain sepak bola.
"Dulu bapak beli diloakan, dengan kondisi bekas, mungkin saja dulu pikiran bapak saya tidak mau pakai karena itu sepatu bekas. Tapi dalam diri saya, sedalam-dalam hati, apapun yang dibeli orang tua pasti akan saya gunakan dengan senang hati. Walaupun itu sepatu bekas," bebernya.
Mendengar cerita ayahnya, sontak Gustur meneteskan air matanya dan tidak pernah berhenti untuk terus berbakti kepada kedua orang tua.
"Itu saya sampai nangis. Karena bapak baru-baru ini cerita kepada saya. Kalau dulu sepatu yang dibelikan kepada saya itu ternyata sepatu bekas. Tapi bapak bohong, dia bilang itu sepatu temannya yang dikasih ke bapak saya untuk digunakan untuk saya bermain sepak bola," paparnya.
"Itu momen yang bikin saya terenyuh. Sampai-sampai ketika saya kehilangan arah, putus asa, saya selalu ingat kejadian itu dan itu menjadi pelecut motivasi saya. Apalagi tentunya bapak membelikan sepatu itu dengan kerja keras dia, dengan susah payah sampai dia tidak bisa membelikan sepatu yang baru," sambungnya.
Gustur mengatakan bahwa ketika dirinya duduk di bangku Sekolah Dasar, bapaknya itu pergi merantau ke Bumi Tegar Beriman untuk berjualan kupat tahu.
"Jadi, bapak itu dulu sempat jualan makanan di belakang Stadion Mini, Cibinong. Namanya tahu kupat Magelang yang sekarang menjadi warung soto Sukaraja," ungkapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.