5 Hal Menarik Pelatih Anyar Chelsea, Thomas Tuchel, Kompleks dan Terkadang Sulit Dimengerti
Berikut hal-hal menarik soal pelatih anyar Chelsea, Thomas Tuchel, reuni dengan Pulisic & Thiago Silva, hingga pribadi yang sulit ditebak.
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Berikut adalah lima hal menarik soal pelatih asal Jerman Thomas Tuchel yang menggantikan Frank Lampard sebagai pelatih Chelsea.
Thomas Tuchel memenangi dua gelar Liga Perancis beruntun dan tiga piala domestik selama dua setengah tahun menangani PSG.
Pelatih berusia 47 tahun ini juga membawa Les Parisiens ke final Liga Champions pertama mrereka musim lalu.
Namun, ia dipecat pada Desember setelah awal musim yang kurang baik serta selisih pendapat dengan beberapa petinggi Paris.
Baca juga: RESMI Gantikan Frank Lampard, Thomas Tuchel Dikontrak 1,5 Tahun oleh Chelsea
Baca juga: HASIL LIGA INGGRIS - Kudeta MU, Bos Manchester City Ogah Sesumbar, Guardiola: Kami Rendah Hati
Berikut adalah 5 hal menarik soal pelatih baru Chelsea, Thomas Tuchel.
1. Pribadi yang kompleks dan terkadang sulit dimengerti
Pakar sepak bola Jerman BBC, Constantin Eckner, menggambarkan Tuchel sebagai "salah satu kepribadian paling rumit di sepak bola Eropa." Tuchel digambarkan sebagai seorang "power player politis" yang "gila kontrol".
Sementara, media asal Jerman, DW, juga mengutarakan bahwa "Tuchel bukan pribadi yang asing dengan perselisihan melawan petinggi klub jika ia merasa mendapat intervensi dari atas."
Di PSG, Tuchel bertengkar berkali-kali dengan direktur olahraga Leonardo sementara di Dortmund ia mendepak kepala pencari bakat Sven Mislintat perihal rencana tim memboyong Oliver Torres dari Atletico Madrid.
Ia juga bertengkar dengan CEO Hans-Joachim Watzke setelah cara ia menangani penyerangan bom terhadap bus tim Dortmund jelang laga Liga Champions kontra AS Monaco pada April 2017.
Serangan itu membuat bek Marc Bartra menderita retak tulang lengan. Tuchel merasa ia dan para pemainnya ditekan oleh klub untuk bermain 24 jam kemudian.
2. Memberikan debut profesional bagi Thomas Pulisic
Adalah Tuchel yang memberikan winger Chelsea, Thomas Pulisic, debutnya di dunia sepak bola profesional. Hal itu terjadi saat keduanya masih di Borussia Dortmund pada 30 Januari 2016.
"Tuchel selalu percaya pada saya dan memberi saya kesempatan. Tentu saja ia memberikan beberapa petunjuk dan masukan dari apa yang ia lihat setiap harinya di latihan," tutur Pulisic beberapa tahun silam.
Secara total, Pulisic bermain 55 kali di bawah Tuchel, mencatatkan 7 gol dan 13 assist.
3. Penuh ide di dalam dan luar lapangan
Thomas Tuchel adalah pelatih modern yang menaruh perhatian lebih terhadap aspek di luar lapangan. Tuchel menaruh perhatian lebih ke konsumsi makanan para pemainnya dan pola tidur mereka.
Ia juga membongkar pasang departemen analisis di klub-klub teradlamnya, mengganti proses pencarian bakat, dan terlibat dalam renovasi fasilitas klub.
Ia juga penganut paham "differential learning" dari seorang sports scientist bernama Wolfgang Chollhorn.
Paham tersebut mengutarakan bahwa skill para pemain tidak dilatih dengan suatu latihan berulang tetapi membuat mereka menghadapi permasalahan yang terus berubah dan perlu adaptasi.
4. Reuni dengan beberepa pemain Chelsea
Selain Pulisic, Thomas Tuchel juga akan reuni dengan beberapa pemain Chelsea lain.
Salah satunya adalah mantan kaptennya di PSG, Thiago Silva. Tuchel kecewa saat Paris mendepak pemain asal Brasil tersebut sehingga ia bisa jadi akan menikmati kerjasamanya lagi dengan Silva.
Selain itu, Tuchel bakal menangani beberapa pemain Jerman terbaik dalam diri Timo Werner, Antonio Ruediger, dan Kai Haverz. Werner dan Havertz sampai sekarang sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan di London.
Sementara, Ruediger dipinggirkan oleh Frank Lampard.
5. Estetika permainan adalah kunci
Thomas Tuchel pernah mengatakan bahwa dirinya punya cara bermain tertentu yang tak hanya mengincar kemenangan tetapi juga menang dengan cara indah.
"Ada klub-klub seperti Ajax, Arsenal, Barcelona, AC Milan di mana sepak bola adalah soal estetika; bukan hanya soal menang tetapi bagaimana Anda menang dan cara bermainnya," tuturnya seperti dikutip dari The Athletic.
"Tim lain seperti Chelsea dan sekarang Atletico Madrid adalah menang dengan segala cara. Setiap klub punya karisma dan aura. Tottenham, misalnya, seperti Borussia Dortmund, di mana mereka suka risiko dan kegembiraan bermain."
"Filosofi saya adalah estetika: Estetika berarti mengontrol bola, ritme laga, menyerang setiap menit, dan berupaya mencetak gol sebanyak mungkin."
Hal ini tentu menarik karena ia harus menyeimbangkan kebutuhannya akan menang di Chelsea yang terkenal dengan kesabaran tipis Roman Abramovich (yang telah menunjuk 13 pelatih sejak menjadi pemilik klub pada 2003) dan bermain sepak bola indah sesuai filosofinya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 5 Hal Menarik soal Thomas Tuchel, Pelatih Baru Chelsea