Turnamen Pramusim Liga 1 2021 Bakal Jadi Evaluasi Pihak Kepolisian Sebelum Kompetisi Bergulir
Kalau ada pelanggaran yang terjadi di turnamen pramusim bisa jadi pihak Kepolisian tak mengizinkan kompetisi dihelat.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Turnamen pramusim diagendakan PSSI dan PT LIB bisa digelar pada 20 Maret hingga 18 April 2021.
Untuk itu pihaknya berharap pihak Kepolisian dapat mengeluarkan izin minimal satu bulan sebelum kick off turnamen pramusim.
Direktur Operasional PT LIB, Sudjarno mengatakan hadirnya turnamen pramusim sangat bagus bagi klub-klub menyiapkan pemainnya sebelum turun di kompetisi Liga 1.
Baca juga: Soal Nasib Liga 1 2021, Ketum PSSI: Suporter Jadi Catatan Luar Biasa Pihak Kepolisian
Menpora Zainudin Amali juga menilai hal serupa.
Hanya, ia menjelaskan pihak Kepolisian akan tetap memantau turnamen pramusim nanti apabila diizinkan.
Kalau ada pelanggaran yang terjadi di turnamen pramusim bisa jadi pihak Kepolisian tak mengizinkan kompetisi dihelat.
“Mereka menginginkan (pramusim) dimulai tanggal 20 Maret. Itu pramusim ya, karena tidak bisa kalau langsung dimulai kompetisi penuh,” kata Menpora setelah konferensi pers di Kemenpora, Senayan, Jakarta, Rabu (10/2/2021).
Baca juga: Menpora Soal Nasib Liga 1 dan Liga 2 2021: Masih Harus Dikaji Pihak Kepolisian
“Pramusim ini menjadi uji coba buat evaluasi, kalau bagus (penyelenggaraannya) kemungkinan bisa terus berjalan. Kalau di pramusim tidak sesuai dengan apa yang dipresentasikan pasti akan ada evaluasi. Makanya turnamen dulu baru kemudian kompetisi,” jelasnya.
Menpora menjelaskan dalam rapat koordinasi terkait penyelenggaraan kompetisi Liga 1 dan Liga 2 di tengah pandemi Covid-19, pihak Kepolisian yang dihadiri oleh Asops Imam Sugianto sangat menekankan soal protokol kesehatan.
Protokol kesehatan yang harus diperhatikan yakni soal suporter yang meskipun bergulir tanpa penonton dan pemilihan daerah untuk menyelenggarakan kompetisi.
“Ada beberapa catatan yang mereka sampaikan, terutama penekanannya harus menjaga supaya tidak ada kerumunan Stadion bisa dijaga, suporter sulit, karena bisa saja tiba-tiba nobar dimana. Jadi untuk akses (siaran) TV juga harus kuat, harus bisa ditonton seluruh masyarakat Indonesia,” kata Menpora.
“Untuk pemilihan tempat pelaksanaan juga tadi diperhatikan, tempat itu lagi zona merah tidak bisa. Di mana yang zona bagus maka silahkan di situ. sebab kalau dipaksakan tempat yang zona merah kan sulit,” pungkasnya.