PAS 1973, Suporter Persikabo Dukung Penuh Turnamen Piala Menpora 2021
Suporter resmi Persikabo, PAS 1973 angkat suara terkait penyelenggaraan Piala Menpora 2021 yang diselenggarakan 20 Maret sampai 25 April mendatang.
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudistira Wanne
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Suporter resmi Persikabo 1973, PAS 1973 angkat suara terkait penyelenggaraan Piala Menpora 2021 yang diselenggarakan 20 Maret sampai 25 April mendatang.
Ketua Harian PAS 1973, Bayu mengatakan, pihaknya mendukung penuh penyelenggaraan turnamen pramusim Piala Menpora 2021.
Sebagai bentuk dukungan terkait suksesnya turnamen tersebut, Bayu membeberkan bahwa PAS 1973 siap mengikuti anjuran terkait larangan nonton secara langsung di stadion.
"Saya dengan teman-teman sangat mendukung dan mengikuti arahan Menpora, untuk bisa bersikap baik sebagai suporter Persikabo saat mendukung klub berjuluk Laskar Padjajaran," ujarnya, Senin (22/2/2021).
Lebih lanjut, Bayu menegaskan sikap yang diambil PAS 1973 tak terlepas dari dilibatkannya suporter terkait pembahasan teknis penyelenggaraan turnamen disaat pandemi Covid-19.
"Saat saya diundang untuk mewakili PAS 1973 di zoom meeting dengan Kemenpora RI, jujur saya mengawal dengan begitu fokus ke laptop pribadi saya. Pada pukul 14.00 WIB, 18 Februari 2021 lalu," jelasnya.
"Serta meeting lanjutan dengan topik penyerahan izin penyelenggaraan turnamen sepak bola pramusim tahun 2021 Piala Menpora RI di tanggal 19 Februari 2021 pukul 13.30 WIB," tambahnya.
Usai pertemuan, Bayu langsung memberitahukan hasil meeting zoom yang dilaksanakan antara perwakilan suporter dengan Menpora.
Atas hasil pertemuan itu, Bayu mengaku bahwa PAS 1973 siap mendukung terselenggaranya turnamen pramusim Piala Menpora RI 2021.
"Saya pribadi sudah memberitahukan kepada teman-teman perwakilan di daerah serta di grup whatsapp terkait hasil meeting zoom yang dilakukan oleh Menpora RI kepada perwakilan temen-temen suporter seluruh Indonesia," ungkapnya.
"Teman-teman PAS 1973 Bogor sepakat tidak akan datang ke stadion untuk mendukung langsung klub Persikabo 1973 saat berlaga, dan kepengurusan di pusat ataupun di daerah masing-masing tidak ada yang mengadakan nonton bareng yang menghasilkan kerumunan orang yang terlalu banyak serta tidak menggunakan protokol kesehatan," tambahnya.
Kendati demikian, Bayu tidak sepakat apabila salah satu tolak ukur terkait suksesnya penyelenggaraan turnamen pramusim hanya dilihat dari aspek suporter.
Terlebih, keberhasilan turnamen pramusim dijadikan patokan untuk kelancaran penyelenggaraan kompetisi resmi.
Menurutnya, banyak aspek lainnya yang harus ditinjau juga, termasuk kesiapan penyelenggara pertandingan terutama dalam penerapan protokol kesehatan.
"Menurut kami tidak adil karena tidak semua suporter di Indonesia ini buruk. Pertama itu banyak suporter Indonesia disetiap daerah yang sebetulnya dewasa bahkan sangat dewasa dan bisa dijadikan contoh dan bisa memberikan arahan positif kepada teman-teman suporter lainnya," paparnya.
"Menurut saya kerumunan disekitar stadion juga bisa jadi masyarakat umum yang sedang berolahraga mengelilingi stadion atau berkuliner didekat area stadion tetapi hanya menggunakan baju klub sepak bola, dan saya yakin itupun dari warga sekitar yang rumahnya dekat pada stadion pada umumnya," sambungnya.
Bayu meminta kepada pihak penyelenggara agar dapat melaksanakan tugas dengan detail.
"Ini harus jadi perhatian penuh karena area stadion selain untuk menonton sepak bola juga biasanya banyak restauran atau rumah makan serta penjualan pakaian-pakaian bahkan sepatu di area stadion pada umumnya,
serta banyaknya keluarga-keluarga yang main di area stadion didekat taman," tandasnya.