Apa Itu Regista - Peran Bennacer jadi Sutradara Kalem dalam Menopang Kreativitas AC Milan
Penjelasan regista, pembagian kategori dan peran Ismael Bennacer yang nampak kalem bersama AC Milan.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Berbicara sepak bola Liga Italia tak lepas dari kaitannya dengan istilah Regista.
Regista sendiri dalam bahasa Italia berarti 'sutradara' di mana tugas dari seorang Regista ialah mengatur dan mendikte permainan.
Peran Regista dalam sepak bola Liga Italia saat ini sebagai contohnya ialah tugas yang diemban oleh Ismael Bennacer bersama AC Milan.
Baca juga: AC Milan vs Crvena Zvezda Liga Eropa - Penentuan Nasib Rossoneri Tanpa Ibrahimovic & Bennacer
Baca juga: JADWAL Liga Eropa Malam Ini AC Milan vs Red Star Belgrade, Arsenal & Manchester United Live SCTV
Sebagaimana yang diketahui, Stefano Pioli selaku Allenatore AC Milan menggunakan skema 4-2-3-1.
Lantas bagaimana peran Bennacer bisa disebut sebagai Regista, mengingat tugas tersebut identik digunakan dalam skema 4-3-3 ataupun 4-1-4-1.
Dalam sebuah analisis dari Dictata The Game, peran Regista terbagi menjadi dua, yakni destruktif dan konstruktif.
Peran destruktif lebih kepada tugas seorang Regista tradisonal. Di mana hal yang harus seorang pemain lakukan ialah melindungi sisi dalam pertahanan.
Tak sampai di situ, peran regista destruktif juga memiliki tugas lain untuk menghentikan serangan lawan.
Baik itu berupa aliran bola maupun menghentikan pergerakan lawan yang menguasai bola.
Tugas ini dalam permainan AC Milan menjadi kepemilikan Franck Kessie.
Di mana tandem lini tangah Kessie itu memiliki daya jelajah dan etos kerja yang luar biasa hebat dalam menghentikan serangan lawan.
Namun selain peran Regista destruktif, konstruktif juga menjadi atribut yang dimiliki oleh regista.
Pemain dengan tipikal Regista kontruktif ialah tak hanya unggul dalam menghentikan serangan lawan namun juga bisa membantu penyerangan.
Sebagai contoh sepak bola modern pemain dengan kualitas keduanya ialah eks Juventus, Andrea Pirlo dan pemain PSG, Marco Verratti.
Keduanya mengemban tugas dua peran Regista sekaligus, yakni konstruktif dan destruktif.
Baik Pirlo dan Verratti memiliki kemampuan untuk menghentikan serangan lawan maupun mengkreasikan serangan.
Sebagai atribut yang dibutuhkan, Pirlo melengkapi peran konstruktifnya melalui umpan terukur maupun eksekusi set piece yang mematikan.
Sedangkan dari Marco Veratti sendiri, ia dibekali dengan sepakan cannon ball maupun kecepatan driblling yang bisa menusuk hingga ke dalam jantung pertahanan tim lawan.
Lantas yang menjadi pertanyaan, mengapa peran regista yang identik dengan area lapangan tengah sampai lini pertahanan memiliki daya jelajah yang baik ketika membantu penyerangan.
Dari analisis dari off the crossbar, dijelaskan bahwa Regista sendiri merupakan evolusi dari peran playmaker.
Seperti yang telah dijelaskan awal tadi, posisi Regista lebih cocok digunakan dalam skema 4-3-3 dan 4-1-4-1.
Di mana Regista akan berda di antara lini pertahanan dan lini tengah.
Dengan kemampuan seorang playmaker yang kemudian disulap menjadi Regista, maka dua atribut dipastikan dimiliki oleh seorang pemain.
Yakni passing yang akurat maupun sisi ofensif yang dimiliki, entah dari kemampuan driblling, shot maupun set piece.
Peran Regista inilah yang kemudian diemban oleh Ismael Bennacer bersama AC Milan.
Meskipun menggunakan dobel pivot, namun pada kenyataannya, pergerakan Franck Kessie sebagai tandem Bennacer terbilang dinamis.
Kessie tak hanya berperan untuk menjegal serangan lawan, namun menjadi inisiator untuk AC Milan dalam melancarkan serangan.
Di sinilah peraa Regista Bennacer dimulai.
Ketika Kessie membantu penyerangan, peran gelandang tengah akan menjadi kepemilikan mutlak dari Bennacer. Di mana ia memiliki tugas ganda sekaligus, menghentikan arus serangan counter attack mapun mendikte permainan.
Namun kembali lagi, eks pemain Arsenal itu tak memiliki peran seperti Regista konstruktif yang melancarkan serangan secara intens.
Bennacer dapat dikatakan sebagai sosok Regista yang 'kalem' bersama AC Milan.
Tidak seperti Kessie yang memiliki fleksibilitas permainan maupun daya jelajah tinggi, Bennacer lebih setia untuk mengemban tugasnya.
Jika dikategorikan, Bennacer termasuk dalam Regista destruktif yang menghentikan serangan lawan maupun mendikte permainan.
Terbukti dari torehan gol pemain Timnas Aljazair itu tak sebanyak tandem sehatinya, Kessie.
Musim lalu, Bennacer mencatatkan 35 pertandingan dengan membukukan 1 gol dan 1 assist.
Sedangkan musim ini, dari 20 laga yang telah dilakoni, eks Empoli itu membukukan empat assist.
Meskipun pada hakikatnya regista ialah playmaker yang dimainkan lebih kedalam pada suatu permainan.
Namun dalam perkembangan sepak bola modern, penggunaan dobel pivot bisa menjadi solusi untuk Regista yng hanya memiliki kemampuan destruktif.
Sedangkan pemain lain yang sejajar dengan sang pemain, memiliki kemampuan untuk melakukan serangan alias konstruktif, meskipun belum bisa disebut sebagai regista.
(Tribunnews.com/Giri)