TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Persija, Sudirman memberikan pendapatnya terhadap hasil laga timnya melawan PSM Makassar pada leg pertama semifinal Piala Menpora 2021, Kamis (15/4/2021) tadi malam.

Sudirman secara khusus menyoroti keputusan sang pengadil lapangan yang memberikan kartu kuning kedua atau kartu merah terhadap pemain asing miliknya, Marco Motta.

Marco Motta terpaksa harus keluar dari lapangan setelah Hamim Tohari selaku pengadil lapangan memberikan hadiah berupa kartu kuning kedua kepadanya.

Momen kartu kuning kedua yang didapatkan Marco Motta didapatkan sang pemain tepatnya pada menit 85.

Alhasil hadiah dua kartu kuning berbuah menjadi kartu merah yang membuat Marco Motta akan melewatkan leg kedua semifinal mendatang.

Hal tersebut tentu menjadi kerugian tersendiri bagi Persija yang membutuhkan kemenangan guna menuntaskan ambisi melaju ke partai final Piala Menpora edisi tahun ini.

Sudirman selaku pelatih Persija mengaku cukup mempertanyakan alasan wasit memberikan kartu kuning kedua kepada bek asal Italia tersebut.

Apalagi peran Marco Motta cukup sentral utamanya dalam membantu Persija mencetak gol lewat skema service.

Hanya saja kartu merah yang diterima Marco Motta membuat Persija akan kehilangan pemain jangkung itu dalam laga leg kedua semifinal mendatang.

"Sangat disayangkan ya Marco Motta, saat kita dalam pertandingan tensi tinggi dan butuh peluang untuk menciptakan gol, dia malah dapat kartu merah," ujar Sudirman dalam konferensi pers secara virtual pasca laga melawan PSM, tadi malam.

"Saya pikir kartu merah yang didapatkan (Motta) pasti ada sebabnya, cuma sejauh ini saya belum tahu sebabnya apa, apakah kata-kata atau karena bahasa tubuhm saya belum menanyakan langsung," tambahnya.

Lebih lanjut, Sudirman berharap tidak ada kejadian lagi dimana pemainnya mendapatkan kartu merah pada laga berikutnya karena itu tentu sangatlah merugikan.

Ditambah tim Macan Kemayoran saat ini sudah berada pada fase penting untuk bisa menorehkan prestasi terbaik dalam turnamen Piala Menpora 2021.

"Tapi yang penting dari pertandingan tadi, untuk leg kedua saya berharap pemain-pemain saya jangan ada yang mendapatkan kartu merah lagi," harap Sudirman.

"Karena sangat disayangkan saat kita butuh menekan lawan, pasti kita butuh seluruh pemain dengan lengkap," tegasnya.

Laga leg pertama semifinal Piala Menpora 2021 kali ini memang diwarnai berbagai insiden yang membuat sang pengadil lapangan mengeluarkan banyak kartu dalam pertandingan tersebut.

Hamim Tohari yang menjadi pengadil lapangan tercatat harus mengeluarkan 12 kartu kuning dan satu kartu merah dalam pertandingan tersebut.

Laga belum genap berjalan sepuluh menit, Hamim Tohari sudah mengeluarkan lima kartu kuning, masing-masing untuk Sutanto Tan, Erwin Gutawa, Zulkifli Syukur (PSM, Yann Motta, dan Marc Klok (Persija).

Tidak berhenti disitu, sebelum babak pertama selesai, giliran Marco Motta yang mendapat kartu kuning dari wasit yang berasal dari Jawa Timur itu.

Berikutnya di babak kedua, ada Ramdani Lestaluhu (Persija), Yakob Sayuri, Patrich Wanggai, Abdul Rachman, dan Rasyid Bakri.

Bahkan ada kartu kuning kedua untuk Marco Motta hingga berujung kartu merah untuk pemain yang pernah bermain di pentas Eropa itu.

Laga antara Persija kontra PSM Makassar yang telah digelar di Stadion Maguwoharjo pun harus berakhir dengan kedudukan imbang tanpa gol.

Sosok Wasit Pengadil Lapangan, Hamim Tohari 

Hamim Tohiri merupakan wasit yang dinilai dengan ketegasannya, namun ia juga pernah dibumbui dengan keputusan kontroversial.

Dalam informasi yang dikumpulkan Tribunnews dari beberapa sumber, Hamim Tohari pernah dijatuhi hukuman dari komite wasit Indonesia.

Hal tersebu terjadi pada laga Divisi 2, di mana pertandingan tersebut berakhir ricuh.

Namun, kesalahan membimbing wasit kelahiran 1985 itu menuju perbaikan.

Pada Maret 2015, Hamim Tohiri berhasil menyelesaikan penyaringan wasit FIFA yang terselenggara di Kuala Lumpur, Malaysia.

Saat itu dia dinyatakan lulus dan berhasil mengantongi lisensi FIFA bersama Fuad Kohar asisten wasit asal Surabaya, dan Dwi Purba, wasit asal Kudus, Jawa Tengah.

(Tribunnews.com/Dwi Setiawan, Sina)