PSM Makassar, Tangguh dengan Materi Lokal di Piala Menpora 2021
Sepak terjang PSM Makassar di Piala Menpora 2021, waktu yang singkat maksimalkan potensi hingga raih peringkat 4 dan title tim fair play.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Sri Juliati
Laporan wartawan Tribunnews.com, Muhammad Nursina
TRIBUNNEWS.COM - Isu tak sedap menggerayangi internal tim PSM Makassar di awal turnamen pramusim Piala Menpora 2021 yang menyangkut manajamen dan pemain.
Namun hal itu tak mempengaruhi performa PSM Makassar selama gelaran Piala Menpora 2021 bahkan mampu memberikan kejutan.
PSM Makassar mematahkan isu tersebut dengan memberi bukti di Piala Menpora 2021. Materi lokal dari pemain dan pelatih membuat mereka berhasil merebut tempat keempat dan menyabet gelar tim Fair Play.
Tak banyak yang menyangka, PSM Makassar hampir tembus ke final Piala Menpora seandainya bisa memenangkan adu penalti melawan Persija.
Itu pun dilalui dengan susah payah melalui drama adu penalti yang sangat ketat. Namun apa daya, PSM harus merelakan final dan berjuang untuk memperebutkan tempat ketiga dengan melawan PS Sleman.
Saat melawan PS Sleman, kans untuk merebut tempat ketiga sangatlah besar karena PSM unggul jumlah pemain di lapangan kala itu.
Lagi-lagi, keberuntungan belum berpihak terhadap tim yang berjuluk Juku Eja ini.
Perlu diingat, dalam empat semifinalis Piala Menpora 2021, PS Sleman, Persija Jakarta, Persib Bandung, dan PSM Makassar, hanya PSM yang tidak memakai jasa pemain dan asing.
Jalan PSM Makassar di Piala Menpora 2021
PSM Makassar tergabung dalam grup A Piala Menpora 2021 bersama Persija Jakarta, Bhayangkara Solo FC, dan Borneo FC.
Lawan-lawan yang bermaterikan pemain timnas dan pemain asing.
Persija, skuat Macan Kemayoran hampir tidak jauh berbeda dengan musim lalu. Nama-nama seperti Marco Motta, Osvaldo Haay, dan Marc Klok menjadi ancaman nyata.
Sementara Bhayangkara Solo FC yang baru meregenerasi nama, datang dengan pemain istimewa, Hansamu Yama dari Persebaya dan Evan Dimas dari Persija masuk dalam daftar skuat Paul Munster. Belum lagi Ruben Sanadi dan Andik Vermansyah dengan label pemain timnas
Sedangkan di kubu Borneo FC ada nama Amer Bekic, striker asal Bosnia Herzegovina.
Tapi PSM Makassae berhasil keluar sebagai runner up dalam babak penyisihan grup dari pemain lokal, termasuk pemain akademi yang mereka miliki.
Tim asuhan Syamsuddin Batolla tersebut menahan imbang Bhayangkara Solo FC dan Borneo FC, serta berhasil mengalahkan Persija Jakarta.
Saat dikonfirmasi Tribunnews, manager tim PSM Makassar Febrianto Wijaya menjelaskan, tujuan mereka mengikuti turnamen pramusim ini adalah untuk memberikan menit bermain lebih kepada pemain yang kekurangan.
Termasuk memberikan porsi lebih untuk mengembangkan potensi-potensi muda PSM Makassar.
Masalah internal tim di awal turnamen memang bersinggungan langsung dengan pemain, bahkan tak sedikit pemain yang akhirnya hengkang.
Tapi, dengan waktu yang singkat mereka membuktikan semangat juang sebagai karakter PSM Makassar yang pantang menyerang.
"Untuk Piala Menpora masa persiapan kita sedikit, jadi langkah awal yang kita lakukan adalah menyamakan persepsi untuk mencapai misi dan visi kita mengembangkan potensi-potensi yang ada di klub (PSM Makassar," ujar Febrianto Wijaya, Senin (26/4/2021) sore.
"Mereka adalah pemain yang bertahan dari musim sebelumnya, maupun yang baru bergabung melalui akademi dan rekrutan baru.
"Pramusim ini kita manfaatkan kesempatan yang ada, menguji dan memberikan kesempatan yang lebih luas dan lebih banyak kepada pemain yang kurang mendapatkan menit bermain pada musim sebelumnya, serta memberikan menit bermain kepada pemain-pemain baru dan pemain akademi yang baru bergabung," jelas Anto.
Alasannya?
Waktu singkat, jumlah pemain terbatas, pelatih tidak ada, PSM Makassar dalam kesulitan.
Tapi, dalam waktu singkat itulah yang dimanfaatkan dengan baik oleh manajemen untuk membangun sebuah kerangka tim yang berkarakter.
Oleh karena itu, munculah nama pelatih lokal, pemain lokal yang tak lain dari didikan akademi klub.
Seperti diketahui, salah satu jebolan akademi PSM Makassar yang saat ini naik daun ada nama Asnawi Mangkualam yang bermain untuk Liga 2 Korea Selatan.
"Pertama, kita tidak ada kesempatan berburu pelatih. Kedua, jika kita panggil pelatih asing, pasti ada proses negosiasi, tanda tangan kontrak, dan harus menyatukan persepsi yang itu memerlukan waktu lebih banyak agar menemukan chemistry.
"Itu akan sulit, apalagi jika sampe Indonesia (pelatih asing) harus menjalani karantina terlebih dahulu.
"Pemain asing baru? Banyak pertimbangan, karena masa persiapan sangat singkat, sementara sepak bola Makassar itu ada karakter. 'Siri Na Pacce' itu sebagai karakter PSM, kalau kita kalah kita malu."
"Makanya tidak sulit dengan pemain lokal karena mereka sudah mempunyai karakter, yang sudah main untuk PSM dan sudah main untuk akademi," sambung pria yang pernah menjadi pemimpin di akademi PSM Makassar itu.
Karakter siri na pace itulah yang membawa PSM bisa melaju hingga semifinal Piala Menpora 2021. Sikap cekatan dan keras menjadi menu utama, ditambah dengan komunikasi yang baik dari manajemen, termasuk pelatih.
"Itulah PSM, dengan karakter yang cepat dan keras, dengan memberikan instruksi dan manajemen yang bagus membuat tim ini menjadi lebih baik," jelasnya.
PSM sempat berambisi untuk merebut trofi Piala Menpora 2021, tapi, itu hanyalah bonus bagi mereka.
Yang terpenting menurut Anto adalah bagaimana pemain bisa memberikan penampilan terbaik mereka dengan karakter PSM dalam setiap pertandingan.
Dalam penjelasan Anto, sekitar 30 persen pemain akademi yang dibawa untuk Piala Menpora kemarin hampir semua mendapat menit bermain.
Itu penting bagi mereka untuk menambah pengalaman sekaligus menjadi senjata baru PSM untuk menyambut musim kompetisi baru.
Hal itu juga diungkapkan oleh pelatih PSM Makassar Syamsuddin Batolla dan sang kapten, Hasyim Kipuw usai pertandingan melawan PS Sleman.
"Beberapa pemain muda yang tampil debut terkesan buru-buru, tapi itu semua untuk pengalaman mereka."
"Alhamdulillah kami main dengan jiwa Ewako, dengan semangat juang yang tinggi dan kami sudah memberikan semuanya," ungkap Hasyim Kipuw.
Bagi Syamsuddin Batolla, hal ini menjadi pekerjaan rumah yang wajib dibenahi untuk kesiapan Liga 1 2021 jika kembali digulirkan.
"Ada beberapa pemain debutan yang saat ini kami coba, memang ada beberapa pemain yang bermain tidak maksimal," tutur Syamsuddin.
"Makanya kami merotasi di babak kedua. Ya, itu yang jadi masalah karena kita memberi kesempatan pemain muda untuk melihat sampai di mana kemajuan mereka."
"Ternyata masih grogi dalam bermain," jelas legenda PSM Makassar yang pernah mempersembahkan gelar juara Divisi Utama Liga Indonesia untuk tim Juku Eja pada musim 1999-2000.
Penilaian Febrianto Wijaya
Menurut manajer tim, Febrianto Wijaya, PSM Makassar bisa mencapai semifinal Piala Menpora adalah suatu keberkahan.
Ada beberapa aspek yang dia nilai mengalami perkembangan, dan tentunya, setiap permainan itu ada yang harus dipetik dan dievaluasi.
"Siri Na Pacce (karakter PSM) dari yang sebutkan tadi ada progres yang signifikan, dari segi teknik dan pengalaman pemain kita juga ada kemajuan.
"Tim ini tinggal dipadukan lagi dan evaluasi, saya pikir siapapun pelatihnya nanti pasti akan lebih enak menahkodai PSM," tutur Anto.
Hilmansyah sang Pahlawan
Sosok yang tak kalah penting membuat PSM Makassar bisa melaju ke semifinal adalah sang penjaga gawang, Hilman Syah.
Hilman Syah tak tergantikan dalam 7 pertandingan PSM Makassar di Piala Menpora 2021.
Kiper berusia 24 tahun tersebut kebobolan 5 gol dalam waktu normal dan melakukan 22 interception dan 4 clearences, menurut statistik Liga Indonesia. Dia juga berhasil menghasilkan satu assist untuk gol PSM Makassar.
Tak hanya itu, penampilan mencolok dari Hilman Syah ketika duel satu lawan satu di adu penalti. Sikap mental baja ditunjukannya pada babak perempat final lawan PSIS Semarang dan Persija jakarta di babak semifinal.
Hilman Syah menepis 2 tendangan penalti PSIS, Hari Nur dan Pratama Arhan. Sementara lawan Persija dua kali di babak semifinal, dia berhasil mengamankan 4x45 menit tanpa kebobolan dan menepis 4 penalti pemain Macan Kemayoran.
"Kiper saya cukup bagus dalam semua pertandingan, dia merupakan pemain kunci PSM Makassar di bawah mistar gawang," komentar Syamsuddin Batolla. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.