Direktur Operasional PT Liga Minta Klub Menerapkan Prokes Secara Ketat Agar Pemain Aman
Pemain Persela Lamongan, Ahmad Bustomi sempat mengunggah kondisi dirinya yang tengah terpapar Covid-19 dalam akun Instagram pribadinya.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.CON JAKARTA – Pemain Persela Lamongan, Ahmad Bustomi sempat mengunggah kondisi dirinya yang tengah terpapar Covid-19 dalam akun Instagram pribadinya.
Sontak hal itu pun jadi sorotan lantaran Ahmad Bustomi bakal tampil di Liga 1 2021/2022.
Menanggapi persoalan itu, Direktur Operasional PT LIB, Sudjarno meminta agar klub-klub Liga 1 memperketat protokol kesehatan sehingga kasus seperti Bustomi tak menimpa pemain dan ofisialnya.
Seperti diketahui, klub-klub Liga 1 kini harus memperpanjang masa persiapannya lantaran Liga 1 baru saja diumumkan ditunda hingga akhir Juli mendatang.
“Ya jadi harapan kami selama menunggu kick off kompetisi ini, klub-klub punya tanggung jawab untuk menerapkan protokol kesehatan di lingkungan klub, terus ingatkan kepada pemain dan ofisialnya,” kata Sudjarno, Selasa (29/6/2021).
“Karena ini jadi hal kunci. Kalau klub masuk ke sistem bubble mereka akan dites kembali akan discerning, berangkat dari home base harus sudah negatif seperti Piala Menpora. Tapi kalau ada jeda, kita tidak bisa awasi. Oleh karena itu klub harus menerapkan protokol kesehatan ketat,” sambungnya.
Sudjarno berharap, pemain Persela yang positif Covid-19 bisa ditangani dengan baik sehingga tidak menular ke pemain atau ofisial lainnya.
Bahkan ia menyebut, klub-klub harus belajar dari Piala Eropa meskipun ada kasus tapi mereka bisa menanganinya dengan baik sehingga tidak menimbulkan klaster dalam tim.
“Klub punya tanggung jawab agar ingatkan kepada pemain dan ofisialnya. Kita siapkan saja, sambil berbenah. Kita harus belajar dari Piala Eropa, di sana juga ada yang terpapar tapi mereka bisa menangani dengan baik," kata Sudjarno.
"Harapan kami di Lamongan yang kena, harus bisa ditangani dengan baik. Diisolasi, jangan kumpul dengan yang lainnya sehingga tidak terjadi klaster. Klub punya kewenangan penuh dan jaga Prokes di klubnya masing-masing,” pungkasnya.