Gelandang Persib Bandung Dedi Kusnandar Ajak Semua Elemen Patuhi Kebijakan PPKM Darurat
Dedi Kusnandar pun mengingatkan kepada seluruh elemen untuk tidak berkeliaran bila tak ada kepentingan mendesak selama PPKM Darurat berlangsung.
Penulis: Rochmat Purnomo
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Gelandang Persib Bandung, Dedi Kusnandar mengajak semua elemen untuk mematuhi kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat.
PPKM Darurat merupakan kebijakan yang diberlakukan Pemerintah Daerah mulai tanggal 3 hingga 20 Juli mendatang.
Kebijakan ini perlu diterapkan setelah melonjaknya kasus pandemi Covid-19.
Dedi Kusnandar pun mengingatkan kepada seluruh elemen masyarakat untuk tidak berkeliaran bila tak ada kepentingan mendesak
Baca juga: Kesan Marc Klok Usai Latihan Bersama Persib, Akui Rindu Atmosfer Pertandingan & Beri Pesan Bobotoh
Baca juga: Latihan Perdana Berjalan Lancar, Pemain Anyar Persib Bandung Akui Langsung Temukan Kenyamanan
Hal ini tak lain demi keselamatan bersama hingga membantu agar kompetisi sepak bola musim ini agar bisa segera dimulai.
"Kita harus sadar bahwa dengan tidak banyak keluar rumah itu sama dengan menjaga diri kita dan orang lain.
"Dengan begitu, keadaan bisa membaik dan kompetisi sepakbola bisa kembali," kata Dedi Kusnandar dikutip dari laman Persib.
Pemain yang pernah memperkuat Arema FC ini juga tak lupa mengajak masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.
Bagi pria yang akrab disapa Dado itu, protokol kesehatan masih memegang peran penting dalam memerangi penyebaran virus.
Ia berharap, gerakan 3M yang dianjurkan pemerintah, yakni mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak bisa terus dilakukan di manapun.
"Tentunya, saya sangat prihatin karena kasus Covid-19 kembali meningkat, khususnya di Jawa Barat.
"Intinya, kita harus terus mematuhi prokes. Karena itu masih menjadi cara ampuh agar terhindar dari virus," ungkap pemain bernomor punggung 11 di Persib Bandung tersebut.
Persib Bandung Tiadakan Latihan Bersama Selama 3 - 20 Juli
Sementara itu, Persib Bandung juga telah menyatakan diri untuk mendukung kebijakan PPKM Darurat.
Upaya yang dilakukan Persib Bandung yaitu dengan cara meniadakan latihan bersama selama kebijakan PPKM Darurat berjalan.
Kini skuad berjuluk Pangeran Biru mengalihkan kegiatan latihan bersama ke program individu di tempat tinggal pemain masing-masing.
Dengan begitu, kebugaran pemain Pangeran Biru diharapkan tetap terjaga dengan baik.
Baca juga: Robert Alberts Tak Sengaja Ciptakan Belanda Connection di Persib Bandung
Selain penyesuaian dalam hal program latihan, manajemen Pangeran Biru juga melakukan penyesuaian terhadap kegiatan perkantoran dan pelayanan.
Meliputi Persib Official Store beserta 1933 Dapur dan Kopi yang berlokasi di Graha Persib, Jalan Sulanjana No. 17 Kota Bandung.
Seluruh karyawan PT Persib Bandung Bermatabat akan bekerja dari rumah masing-masing.
Sedangkan penjualan Persib Official Merchandise dilakukan secara daring.
Sementara, 1933 Dapur dan Kopi hanya membuka layanan pesan antar karena tidak diperbolehkan makan di tempat dengan jam operasional pukul 09.00 - 18.00 WIB.
Sebelum kebijakan PPKM Darurat, kompetisi sepak bola di Indonesia mencakup Liga 1 dan Liga 2 juga telah mengalami penundaan dari jadwal kick off yang sudah dirancang.
Liga 1 2021 sendiri sebenarnya dijadwalkan melakukan kick off perdana pada 9 Juli 2021.
Namun PSSI dan PT LIB menundanya hingga akhir Juli mendatang akibat lonjakan kasus Covid-19.
Penundaan ini salah satunya mendapat tanggapan dari Robert Alberts selaku nahkoda Persib Bandung.
Menurutnya, penundaan ini seharusnya tak perlu terjadi terhadap para pelaku sepak bola Indonesia mulai dari pemain, pelatih, dan pihak-pihak yang terlibat lainnya.
"Saya tidak bisa menemukan adanya alasan logis dan terlihat tidak adanya rasa menghormati terhadap semua orang bekerja di sepak bola karena ketika semua sudah siap, seseorang bisa menghentikannya lagi," ujar Robert kepada Tribun Jabar, Kamis (1/7/2021).
Pelatih asal Belanda itu mengungkapkan, penunda kompetisi paling bergengsi di Tanah Air itu bukanlah hal yang baik.
Bahkan kata mantan pelatih Arema Indonesia dan PSM Makassar tersebut, penundaan Liga 1 tidak sopan dan jauh dari profesionalitas.
"Jika melihat situasi Covid saat ini dan saat liga dihentikan pada Maret 2020 lalu karena Covid dan itu tidak pernah berubah di Indonesia dan seluruh dunia," katanya.
Robert menambahkan, ketika seluruh dunia mulai kembali menjalankan kompetisinya dengan seperangkat protokol kesehatan yang ketat, Indonesia sampai saat ini justru tidak bisa mengikutinya.
Sepak bola Indonesia dikatakan Robert selalu menghadapi masalah yang sama ketika kompetisi akan kembali digelar.
"Lalu kami sebagai pecinta sepak bola harus menerimanya, dan menunjukkan kesetiaan kepada Persib dan sepak bola Indonesia karena kami percaya liga akan kembali dimulai.
"Ini hal yang selalu dijanjikan. Tapi kami harus mengikutinya begitu juga semua yang terlibat langsung atau tidak dengan sepak bola," ungkap Robert.
(Tribunnews.com/Ipunk) (Tribun Jabar/Ferdyan Adhy Nugraha)