Final Euro 2021 Italia vs Inggris: Momentum The Three Lions Jawab Tudingan Konspirasi UEFA
Inggris yang secara tidak langsung akan berstatus sebagai tuan rumah final Euro 2021 memiliki kesempatan emas untuk menjawab tudingan konspirasi UEFA.
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Final Euro 2021 mempertemukan dua tim raksasa yakni Italia melawan Inggris.
Duel final Euro 2021 antara Italia vs Inggris dijadwalkan berlangsung di Stadion Wembley, London, Senin (8/7/2021) pukul 02.00 WIB.
Inggris yang secara tidak langsung akan berstatus sebagai tuan rumah memiliki kesempatan emas untuk mengakhiri puasa gelar mereka di Euro.
Tak hanya itu saja, keberhasilan Inggris melangkah ke final juga memiliki arti bahwa mereka berkesempatan untuk menjawab tudingan konspirasi Uefa yang menyeret timnya.
Baca juga: Ban Kapten Pelangi Harry Kane dan Neuer di EURO 2021, Dukung Komunitas LGBT hingga Sanksi UEFA
Sebagaimana kita diketahui bahwa Inggris sempat mendapatkan tudingan negatif sebelum melakoni laga semifinal Euro 2021.
Tepat sebelum laga melawan Denmark, Inggris dituding telah bekerjasama dengan UEFA dalam partisipasinya di turnamen Euro 2021.
Tudingan yang dialamatkan Inggris itu disampaikan oleh mantan pemain Skotlandia bernama Craig Burley.
Dilansir Daily Mail, eks pemain Chelsea itu menilai Inggris menjadi tim yang paling diuntungkan dalam ajang Euro edisi kali ini.
Salah satu sorotan yang diberikan Craig Burley perihal keuntungan yang didapatkan Inggris berupa lebih banyak bermain di kandang.
Tercatat enam dari tujuh laga yang akan dijalani Inggris selama perhelatan Euro 2021 ternyata digelar di kandang sendiri.
Baca juga: Kontroversi Inggris Melaju ke Final Euro 2021, Arsene Wenger Soroti Aksi Diving Raheem Sterling
Hal itulah yang menjadi sasaran kritikan Craig Burley yang merasa Inggris telah bersengkongkol dengan pihak UEFA selaku penyelenggara turnamen.
"Apa-apaan ini UEFA? Timnas Inggris sudah memainkan empat pertandingan mereka di Wembley," kritik Burley.
"Jika sebuah negara besar seperti inggris, tidak bisa membiarkan mereka memainkan enam dari tujuh laga mereka di depan fans sendiri,".
"Jadi UEFA benar-benar membuat sebuah kekacauan," tukasnya menambahkan.