Profil Luke Shaw, Jelmaan Roberto Carlos, Aktor Utama Pencetak Gol Tercepat di Sejarah Final Euro
Berikut ulasan sosok Luke Shaw, jelmaan Roberto Carlos yang baru saja berhasil dinisbatkan sebaga pencetak gol tercepat dalam sejarah laga final Euro.
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
Pada musim lalu, Luke Shaw tercatat mampu tampil sebanyak 47 laga dan mengoleksi 1 gol serta 6 assist.
Penampilan gemilang yang diperlihatkan Luke Shaw membuat dirinya mendapat panggilan Gareth Southgate untuk memperkuat Inggris di Euro 2021.
Kepercayaan yang diberikan Southgate pun tak disia-siakan oleh Luke Shaw, penampilan gemilang di atas lapangan jadi pembuktian pemain kidal tersebut.
Luke Shaw tercatat sejauh ini mampu mencetak satu gol dan tiga assist selama perhelatan Euro 2021.
Gaya bermain yang mengandalkan kecepatan, mobilitas, dan kekuatan membuat namanya diidentikan dengan sosok Roberto Carlos.
Dalam sebuah kesempatan, Roberto Carlos pun pernah memberikan penilaian menariknya terhadap sosok Luke Shaw.
Mantan pemain legendaris Brasil itu melihat Luke Shaw telah menemukan motivasi kembali bermainnya setelah sempat mengalami nasib buruk akibat cedera patah tulang pada masa lalu.
Roberto Carlos percaya bahwa Luke Shaw punya segala atribut untuk mencapai puncak dalam kariernya pada tahun-tahun mendatang.
"Anda dapat melihat dia sangat termotivasi, penampilannya kala melawan Ukraina sangatlah bagus, dia telah meningkat dalam setiap pertandingan," puji Roberto Carlos dilansir Manchester Evening.
"Saya pikir dia punya segalanya untuk mencapai puncak apalagi dengan statusnya sebagai bek kiri utama Inggris, itu sudah menjelaskan banyak hal".
Lebih lanjut, Roberto Carlos juga menanggapi perihal sebutan Luke Shaw sebagai jelmaan penerusnya pada masa kini.
Eks pemain Roberto Carlos itu secara tegas mengatakan dirinya berbeda dengan Luke Shaw.
Jika memang ada kesamaan antara dirinya dengan Luke Shaw, itu lebih perkara kekuatan dan keinginan untuk menang dalam setiap pertandingan.
"Saya tidak suka membandingkan, ini adalah dua periode yang sama sekali berbeda dalam sepak bola," jujur Roberto Carlos.