Gianluigi Donnarumma Pahlawan Italia Juara Euro 2021, Trik Hentikan Penalti Rashford, Sancho & Saka
Gianluigi Donnarumma adalah pahlawan Italia untuk juara Euro 2021, ia menghentikan eksekusi penalti Rashford, Sancho dan Saka
Penulis: Gigih
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Seisi stadion menahan nafas, ketika Marcus Rashford maju sebagai eksekutor penalti.
Gianluigi Donnarumma, tidak bergerak, ia seolah menjadi manusia kaku yang hanya berdiri, tidak ada gerakan apapun.
11 detik berlalu, Rashford mengeksekusi penaltinya, dan dengan luar biasa, bola kemudian melebar ke sisi kanan dan gagal menjebol gawang Donnarumma.
Hal yang sama terjadi kepada Bukayo Saka dan Jadon Sancho, dan proses yang nyaris sama, Donnarumma menjadi patung kokoh yang bahkan tidak bergerak sebelum bola dieksekusi.
Skuat Italia berpesta, mereka menjadi juara Euro 2021, dan Donnarumma menjadi pahlawan.
Baca juga: Empat Adu Penalti Pertama Italia Selalu Kalah, Azzurri Makin Fasih Adu Penalti Sejak Tahun 2000
Baca juga: Kunci Sukses Duo Bek Gaek Juventus, Bonucci-Chiellini Bawa Italia Juara Euro 2021
Dan bukan berarti kiper Inggris, tampil buruk, Jordan Pickford juga sama gemilangnya di babak adu penalti kali ini.
Ia menepis sepakan Andrea Belotti dan Jorginho, bahkan bisa dibilang, sepakan Jorginho cukup sulit diantisipasi.
Namun, Donnarumma, ada di level yang berbeda.
Jika Pickford menyiapkan semuanya secara statistik dan mempelajari penendang, Donnarumma, hanya membutuhkan beberapa detik untuk membaca arah bola.
Tidak heran, di Liga Italia, ia menyelamatkan 13 dari 32 penalti, atau secara rasio Donnarumma menggagalkan 40 persen eksekusi penalti lawan.
Bagaimana cara Donnarumma menghentikan sepakan 12 pas?
Penalti adalah permainan psikologis, Donnarumma mengetahui ini, banyak kiper melakukan gerakan sebelum lawan melakukan eksekusi untuk mengacaukan pikiran eksekutor, Donnarumma memainkan peran sebaliknya.
Ini tidak lepas dari peran Valerio Fiori, buat anda yang bermain FIFA 05, namanya tentu tidak asing.
Ia adalah pelatih penjaga gawang AC Milan, namanya harum sejak 90-an sebagai penalty killer di mana rasio penyelamatannya sebesar 44 persen selama bermain untuk Lazio.
Donnarumma tidak bergerak selangkah pun sebelum penalti dieksekusi, dan trik lain diperagakan Donnarumma.
Kiper biasanya akan bergerak ketika kaki tumpuan eksekutor menginjak tanah sebelum bola ditendang, Donnarumma? menunggu hingga bola mendapatkan sepakan.
Baca juga: Kisah Gianluigi Donnarumma: Musuh Fans AC Milan, Julukan Dollarumma dan Pahlawan Italia
Ini tidak lepas dari fisik Donnarumma yang jangkung dan memiliki jangkauan tangan yang cukup panjang.
Kesan yang ditinggalkan Donnarumma untuk eksekutor membuatnya seolah lebih besar, dan fokus, eksekutor Inggris nampak sangat terpengaruh.
Sisanya, adalah bagaimana Donnarumma mempengaruhi arah eksekutor penalti.
Rashford sangat jelas mengubah pikirannya dan mengeksekusi bola ke kanan kiper alih-alih ke kiri.
Pun dengan Jadon Sancho yang juga mengubah arah eksekusi ke kiri bukan ke kanan, hanya Saka yang sejak awal mengarahkan bola ke kiri.
Dalam buku Beautiful Game Theory, Ignacio Palacio Huerta, persiapan adalah segalanya, bagi eksekutor, dan tidak boleh keluar dari rencana dan persiapan tersebut.
Secara teori, jika memang dari awal eksekusi disiapkan ke salah satu arah, maka mengubah arah adalah hal yang sangat diharamkan.
Ketika Rashford dan Sancho terpengaruh dan mengubah arah bola, maka bisa dipastikan eksekusi tersebut akan gagal.
Baca juga: Dibilang Enggan Ambil Penalti untuk Inggris di Final Euro 2021, Jack Grealish Mencak-mencak
Seperti yang terjadi ketika Chelsea berjumpa dengan Manchester United di Final Liga Champions 2008, hanya Anelka yang menendang ke kanan Van Der Sar dan jadi satu-satunya eksekusi yang bisa ditepis.
Teori yang sama juga berlaku kepada Inggris dan Donnarumma, Harry Kane dan Maguire tidak mengubah arah dari awal, dan mengeksekusinya dengan bola rendah ke sudut, butuh keajaiban luar biasa untuk menepis bola seperti itu.
Sedangkan Rashford dan Sancho terpengaruh dengan Donnarumma yang sempat menunjuk bagian kanannya, seolah mengetahui arah eksekusi.
Lalu bagaimana dengan Saka? eksekusinya mengikuti arahan tim pelatih, tapi sangat buruk karena arahnya yang lebih ke tengah dan juga terlalu pelan.
Dan Gianluigi Donnarumma keluar sebagai pemain terbaik Euro 2021, bukan tanpa alasan, di usia 22 tahun, ia menghentikan dahaga juara Eropa Italia sejak 1968.
(Tribunnews.com/Gigih)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.