Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Adu Penalti Jadi Momok Buat Tim Inggris, Begini Catatan Sejarah Mereka dalam Duel Adu Penalti

Inggris tampaknya tidak berjodoh dengan pertandingan yang harus diselesaikan dengan tendangan adu penalti. Mereka lebih sering kalah

Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
zoom-in Adu Penalti Jadi Momok Buat Tim Inggris, Begini Catatan Sejarah Mereka dalam Duel Adu Penalti
PAUL ELLIS / POOL / AFP
Penjaga gawang Italia Gianluigi Donnarumma menggagalkan tendangan penalti gelandang Inggris Bukayo Saka dalam adu penalti dalam pertandingan final sepak bola UEFA EURO 2020 antara Italia dan Inggris di Stadion Wembley di London pada 11 Juli 2021. 

TRIBUNNEWS.COM, LONDON- Inggris tampaknya tidak berjodoh dengan pertandingan yang harus diselesaikan dengan tendangan adu penalti. The Three Lions lebih sering kalah daripada menang.

Dalam catatan pertandingan lewat adu penalti di turnamen besar (Piala Dunia, Euro, dan Nations League), Inggris telah merasakan 7 kali kekalahan adu penalti dari 10 pertandingan yang harus diselesaikan dengan adu penalti.

Di ajang Euro, mereka telah mengalami kekalahan 4 kali dari 5 pertandingan. Di Piala Dunia, mereka telah merasakan 3 kali dari 4 laga. sedangkan di Nations League mereka baru merasakan pengalaman menang satu kali dalam duel adu penalti.

Gareth Southgate tahu benar bagaimana pahit, dan kecewanya saat gagal mengeksekusi adu penalti.

Karenanya, dia juga tahu benar bagaimana caranya menenangkan pasukan muda Inggris yang kalah adu penalti dari Italia 2-3 dalam final Euro 2020 di Stadion Wembley, London.

Pelatih Inggris Gareth Southgate berbicara kepada gelandang Inggris Bukayo Saka setelah kekalahan mereka dalam pertandingan final sepak bola UEFA EURO 2020 antara Italia dan Inggris di Stadion Wembley di London pada 11 Juli 2021.
Pelatih Inggris Gareth Southgate berbicara kepada gelandang Inggris Bukayo Saka setelah kekalahan mereka dalam pertandingan final sepak bola UEFA EURO 2020 antara Italia dan Inggris di Stadion Wembley di London pada 11 Juli 2021. (Laurence Griffiths / POOL / AFP)

Inggris sepertinya bakal menang mudah dengan unggul cepat di menit ke-2 lewat Luke Shaw. Namun, gol cepat itu menjadi bumerang.

Mereka memilih bertahan, sehingga Italia yang balik mendominasi permainan. Walhasil, Italia kemudian mampu menyetarakan angka dari gol Leonardo Bonucci di menit ke-67.

Berita Rekomendasi

Skor imbang 1-1 bertahan sampai bubaran, pun sampai babak tambahan. Pada babak adu penalti, Italia memastikan kemenangan usai tiga penendang Inggris gagal yaitu Marcus Rashford, Jadon Sancho serta Bukayo Saka. Sementara di kubu Gli Azzurri hanya Andrea Belotti dan Jorginho eksekutor yang tak mampu menjalankan tugasnya.

Keputusan pelatih Inggris, menunjuk Rashford, Sancho, Saka menjadi penendang ini mendapat banyak sorotan. Rashford dan Sancho baru bermain di menit ke-118 pada babak perpanjangan waktu.

Sedang Saka, yang masih berusia 19 tahun, dianggap masih terlalu muda, dan minim pengalaman untuk mengemban tugas berat sebagai penendang kelima Inggris.

Salah satu yang ikut mengkritisi keputusan tersebut adalah legenda Manchester United, Roy Keane. "Jika kamu Sterling atau Grealish, kamu tidak bisa duduk di sana dan membiarkan anak muda (Saka) melakukan penalti di depanmu,kamu tidak bisa," tutur Keane pada ITV.

Gelandang Inggris Bukayo Saka (tengah) bereaksi setelah gagal mencetak gol dalam adu penalti pada pertandingan final sepak bola UEFA EURO 2020 antara Italia dan Inggris di Stadion Wembley di London pada 11 Juli 2021.
Gelandang Inggris Bukayo Saka (tengah) bereaksi setelah gagal mencetak gol dalam adu penalti pada pertandingan final sepak bola UEFA EURO 2020 antara Italia dan Inggris di Stadion Wembley di London pada 11 Juli 2021. (Paul ELLIS / POOL / AFP)

"Kamu tidak bisa membiarkan seorang (pemuda) 19 tahun yang pemalu naik di depanmu, Sterling sudah menang banyak trofi, mereka harusnya ada di depan si anak muda dan berdiri," katanya.


Southgate menegaskan bertanggung jawab sepenuhnya terkait kegagalan Inggris di adu penalti. Dan tak ingin pemain yang gagal mendapat banyak tekanan.
Menurutnya, lima pemain yang dipilih itu adalah eksekutor penalti terbaik timnas Inggris saat ini.

"Keputusan menunjuk algojo penalti ada di tangan saya. Saya memutuskan algojo penalti berdasarkan apa yang saya lihat dalam latihan," kata Southgate dikutip dari situs BBC Sport.

"Kami sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi adu penalti. Kami berhasil memulainya dengan baik. Namun, sayangnya kami gagal menyelesaikannya," ucap pelatih berusia 50 tahun ini.

"Kami meraih kemenangan dan menanggung kekalahan bersama-sama sebagai tim. Terkait adu penalti, saya mengambil tanggung jawab penuh," tutur Southgate.

Khusus terkait Saka, Southgate memastikan dirinya dan seluruh skuad timnas Inggris akan memberi dukungan agar pemain muda Arsenal itu segera bisa bangkit.

Gelandang Inggris Bukayo Saka (kiri) dihibur oleh penyerang Inggris Harry Kane setelah kekalahan mereka dalam pertandingan final sepak bola UEFA EURO 2020 antara Italia dan Inggris di Stadion Wembley di London pada 11 Juli 2021.
Gelandang Inggris Bukayo Saka (kiri) dihibur oleh penyerang Inggris Harry Kane setelah kekalahan mereka dalam pertandingan final sepak bola UEFA EURO 2020 antara Italia dan Inggris di Stadion Wembley di London pada 11 Juli 2021. (Laurence Griffiths / POOL / AFP)

Menurutnya, Saka adalah salah satu pemain kunci timnas Inggris di Euro 2020 terlepas dari kegagalannya menjad eksekutor penalti. "Bukayo Saka adalah pemain yang luar biasa. Dia sangat populer di timnas Inggris. Saka adalah bintang timnas Inggris di Euro 2020. Saya yakin dia akan terus berkembang dan tetap menjadi bintang pada masa depan," ucap Southgate.

"Kami akan terus memberi dukungan kepada Saka. Kami di sini akan selalu mendukung dan membantu Saka untuk bangkit," tutur mantan pelatih Middlesbrough itu menambahkan.

Kekalahan lewat adu penalti ini menambah panjang deretan kutukan Inggris dalam adu tos-tosan ini, baik di pentas Piala Eropa, maupun Piala Dunia.
Tim Tiga Singa ini pernah kalah adu penalti di dua turnamen mayor, Piala Eropa, dan Piala Dunia masing-masing pada tahun 1990, 1996, 1998, 2004, 2006, 2012, dan terakhir 2021 ini.

Southgate sendiri pernah menjadi satu-satunya algojo yang gagal saat Inggris kalah 5-6 dari Jerman di Euro 96. Ketika itu, nasibnya sama seperti Saka sekarang, yang menjadi sasaran hujatan para fan yang kecewa.

Sebelum kegagalan di Euro 2021, terakhir kali mereka tersingkir lewat adu penalti di perempatfinal Euro 2012. Saat itu, mereka kalah juga dari Italia 2-4. Ashley Young, dan Ashley Cole gagal menjadi algojo, dengan Italia menang secara anggun lewat gol penanti "panenka" dari Andrea Pirlo.

Inggris hanya memenangkan 22% dari adu penalti turnamen utama mereka (dua dari sembilan), rasio terendah dari negara Eropa mana pun yang terlibat dalam tiga atau lebih adu tos-tosan ini. (Tribunnews/den)

Jejak Suram Adu Penalti Inggris
(Catatan Kekalahan Inggris dalam 7 Adu Penalti)

- Semifinal Piala Dunia 1990
Kalah 4-3 vs Jerman (1-1)
x Stuart Pearce, dan Chris Waddle

- Semifinal Euro 96
kalah 6-5 vs Jerman (1-1)
x Gareth Southgate

- Piala Dunia 1998 16 besar
kalah 4-3 vs Argentina (2-2)
x Paul Ince, dan David Batty

- Perempat final Euro 2004
kalah 6-5 vs Portugal (2-2)
x David Beckham, dan Darius Vassell

- Perempat final Piala Dunia 2006
kalah adu penalti 3-1 vs Portugal (0-0)
x Frank Lampard, Steven Gerrard dan Jamie Carragher

- Perempat final Euro 2012
kalah 4-2 vs Italia (0-0)
x Ashley Young dan Ashley Cole

- Final Euro 2021
Kalah 3-2 dari Italia (1-1)
x Marcus Rashford, Jadon Sancho, Bukayo Saka

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas