Ibarat Nasib yang Tertukar, Gaya Transfer AC Milan dan Inter Milan Berubah, Rossoneri Ugal-ugalan
Ibarat nasib yang tertukar, gaya transfer AC Milan dan Inter Milan berubah dratis.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Ada keunikan yang tersaji dalam gaya transfer yang dilakukan dua tim Liga Italia asal Milan, AC Milan dengan Inter Milan.
AC Milan dan Inter Milan nampak aktif dalam bursa transfer musim panas kali ini.
Baik Rossoneri dan Nerazzurri mencoba untuk memperkuat skuatnya demi menyambut musim baru 2021/2022.
Namun uniknya, AC Milan dengan Inter Milan mengalami 'pertukaran' cara mendatangkan pemain baru.
Baca juga: Masa Depan Duet Lukaku Ngambang, Inter Milan Buka Peluang Rujuk dengan Keita Balde
Baca juga: Update Transfer, PSG Belum Menyerah Kejar Theo Hernandez, Tawaran 40 Juta Euro Ditolak AC Milan
Pada bursa transfer sebelumnya, AC Milan mendatangkan pemain dengan dua cara, yakni peminjaman maupun mencari pemain gratisan.
Terdapat beberapa amunisi baru yang kala itu sukses digaet oleh klub yang bermarkas di Stadion San Siro tersebut.
Di antaranya ialah Mario Mandzukic, Miete, Fikayo Tomori hingga Sandro Tonali.
Sedangkan Inter Milan yang berhasil menjuarai Serie A 2020/2021 banyak mengeluarkan uang demi memboyong pemain seperti Romelu Lukaku, Lautaro Martinez hingga Eriksen.
Akan tetapi, pada bursa transfer kali ini justru AC Milan yang terkesan 'ugal-ugalan' dalam mendatangkan amunisi baru layaknya Nerazzurri di musim lalu.
Sedangkan Inter Milan yang terganjal dengan masalah finansial klub mencoba untuk mengadopsi cara yang dilakukan AC Milan untuk mendapatkan pemain idaman mereka.
Pakar transfer asal Italia, Gianluca Di Marzio menyoroti keberanian Rossoneri dalam mendatangkan sejumlah pemain incarannya.
Sudah 60 juta euro digelontorkan pemilik tujuh gelar Liga Champions itu untuk memboyong lima pemain.
Nama pertama ialah Fikayo Tomori yang diboyong dari Chelsea dengan mahar 28 juta euro.
Kemuidan Mike Maignan yang pinang dari Lille untuk menggantikan Donnarumma dengan gelontoran 16 juta euro.
Sandro Tonali yang musim lalu dipinjam dari Brescia berhasil ditebus dengan nominal tujuh juta euro.
AC Milan kemudian memboyong Olivier Giroud (satu juta euro) dan Ballo Toure dengan empat juta euro.
Satu-satunya pemain yang dpinjam oleh AC Milan namun perlu merogoh kocek ialah Brahim Diaz.
Rossoneri memberikan 3,5 juta euro kepada Los Galacticos untuk peminjaman Brahim Diaz selama dua musim.
“Dalam pasar kesulitan ekonomi yang besar untuk semua orang, AC Milan telah menghabiskan 60 juta euro," terang Gianluca Di Marzio seperti yang dikutip dari laman Sempre Milan.
Ia kemudian menyoroti bahwa langkah yang dilakukan AC Milan tak lepas proyek jangka panjang mereka yang telah menapak ke step selanjutnya.
Rossoneri nampaknya memandang serius untuk meraih gelar pada musim ketiganya di bawah kendali Stefao Pioli.
"Upaya ekonomi untuk memberi Pioli bala bantuan segera harus disorot. Singkatnya, Milan sekarang telah menghabiskan banyak uang untuk meraih suatu gelar pada musim ini," terangnya.
Jika AC Milan ugal-ugalan dalam menggelontorkan uang, beda cerita dengan Inter Milan.
Tidak bisa dipungkiri kembali jika Nerazzurri tengah terlilit masalah finansial.
Kabar buruknya, Suning Group sudah tak mampu menjadi pemilik klub dan terancam berpindah tangan.
Hasilnya, kebijakan transfer Inter mulai berubah. Juara Liga Italia 19 kali itu mencoba untuk mendatangkan pemain dengan status bebas transfer ataupun melalui metode peminjaman.
Pemain yang berhasil digaet Inter Milan dengan gratis ialah Hakan Calhanoglu. Pemain asal Turki itu diboyong dari AC Milan tanpa mengeluarkan kocek sepeserpun.
Kemudian nama pemain kedua yang berusaha untuk dpinjam ialah Keita Balde dari S Monaco.
Belum lagi sejumlah pemain milik Nerazzurri diuangkan untuk menutupi defisit finansial tim. Di antaranya ialah Joao Mario.
(Tribunnews.com/Giri)
Ikuti berita terkait AC Milan dan Liga Italia
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.