Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Massimiliano Allegri, Jawaban Ambisi Juventus di Liga Champions, Nasib Ronaldo dan Dyabala

Massimiliano Allegri kembali menjadi pelatih Juventus, bagaimana nasib Ronaldo, Dyabala dan ambisi juara Liga Champions oleh Agnelli?

Penulis: Gigih
Editor: Dwi Setiawan
zoom-in Massimiliano Allegri, Jawaban Ambisi Juventus di Liga Champions, Nasib Ronaldo dan Dyabala
zimbio.com
Massimiliano Allegri/Massimiliano Allegri kembali menjadi pelatih Juventus, bagaimana nasib Ronaldo, Dyabala dan ambisi juara Liga Champions oleh Agnelli? 

TRIBUNNEWS.COM - Final Liga Champions 2013, Fabio Paratici duduk di Wembley bersama dengan Andrea Agnelli.

Saat itu, mereka menonton laga final antara Bayern Munchen vs Borussi Dortmund.

Di saat yang sama, Massimiliano Allegri yang saat itu menangani AC Milan duduk di dekat keduanya.

"Ia adalah pelatih Juventus," ujar Paratici yakin kepada Agnelli.

Satu musim setelahnya, Allegri yang baru saja dipecat oleh AC Milan datang menggantikan Antonio Conte yang menjadi pelatih AC Milan.

Allegri mempersembahkan 5 gelar Liga Italia beruntun untuk Si Nyonya Tua, memberikan gelar Coppa Italia perdana dalam 20 tahun terakhir, dan nyaris membawa Juventus juara.

Massimiliano Allegri
Massimiliano Allegri (zimbio.com)

Baca juga: AC Milan dan Inter Milan Berbenah di Liga Italia, Juventus Lupakan Mimpi Juara Liga Champions

Baca juga: Fabio Paratici, Antara Dominasi Juventus, Kedatangan Pogba dan Ronaldo hingga Tantangan di Tottenham

2 musim lalu, Allegri dipecat oleh Agnelli, tujuannya untuk mencari pelatih tepat guna berlaga di Liga Champions.

BERITA TERKAIT

Namun Allegri kini kembali bersama Juventus.

Pria asal Livorno ini adalah sosok yang tepat setelah 2 pelatih (Sarri dan Pirlo) yang dianggap tidak tepat melatih tim sebesar Juventus.

"Saya selalu terikat dengan Juventus secara personal," ujar Allegri di Sky Sports Maret 2020.

Ya, Allegri sangat terikat dengan Juventus, terutama sang Presiden, Andrea Agnelli.

Keduanya sempat bertetangga di apartemen yang sama di Turin, bahkan ketika pemecatan Allegri, Agnelli memberikan jamuan khusus di sebuah rumah makan mewah di Turin.

Standar yang diharapkan Agnelli sangat tinggi.

Maka ketika Pirlo kalah dari Benevento usai tersingkir di Liga Champions dari Porto, Agnelli langsung menemui Allegri.

Keduanya berbicara banyak, dan saat itu Paratici memnyodorkan nama lain, Simone Inzaghi.

Tetapi, ide itu ditolak oleh Agnelli, Juventus, menurut Agnelli, tidak perlu bermain menghibur, karena kemenangan adalah segalanya baginya.

"Menang bukanlah tidak penting, itu satu-satunya hal yang penting” ujar Agnelli.

Bagaimana Juventus mencapainya adalah yang kedua, dan Allegri memahami itu secara implisit.

Saat 2 musim tidak menangani klub, Allegri memberi tahu saya sebuah anekdot tentang mentalitas klub.

“Beberapa waktu lalu, saya berbicara dengan seseorang yang membuat tesis 30 tahun lalu tentang korelasi antara produktivitas di Fiat dan hasil Juventus.

"Ketika Juventus menang pada hari Minggu, produktivitas meningkat sebesar 21 persen.
"Itu menjelaskan mengapa tujuan Juventus setengah abad yang lalu adalah menjadi No 1 di Itali,"

"Semua orang ingin menang tentu saja, tetapi lebih dari itu di Juventus, Bagaimana Anda bisa berpikir untuk pergi ke sana dan mengubah DNA klub ketika ini telah mengakar begitu lama? Itulah sepak bola Italia.” ujar Allegri.

Kini Allegri telah kembali, tantangan lebih besar akan datang kepadanya bersama Juventus kali ini.

Allegri telah kehilangan Pirlo, Arturo Vidal dan Carlos Tevez setelah final Liga Champions di Berlin, tetapi dia membangun kembali tim dan membalikkan keadaan.

Andrea Agnelli
Andrea Agnelli (gettyimages.ie)

Baca juga: Mantan Kiper AC Milan Datang, Pochettino Bingung Tentukan Pilihan Nomor 1, Navas atau Donnarumma

Baca juga: AC Milan dan Inter Milan Berbenah di Liga Italia, Juventus Lupakan Mimpi Juara Liga Champions

Kenangan musim itu membuat supporter Inter Milan akan ragu apakah mereka bisa mendapatkan Scudetto.

Keluarnya Paratici awal pekan ini menandakan perombakan di Continassa.

Visinya untuk klub tidak sejalan dengan Allegri pada 2019 dan berujung pada pemecatan pelatih.

Tidak lagi mengambil keputusan, kepergiannya membuka jalan bagi kembalinya Allegri, dan ia diharapkan memiliki lebih banyak pengaruh dalam keputusan transfer.

Berapa banyak yang masih harus dilihat mengingat wakil Paratici, Federico Cherubini akan mendapatkan promosi setelah menyiapkan tim U-23 Juventus, yang bermain di divisi tiga Italia.

“Skuad Juventus adalah skuat yang luar biasa,” klaim Allegri pada bulan Maret,

Juventus kini diperkuat banyak talenta muda seperti Matthijs de Ligt, Federico Chiesa, Dejan Kulusevski dan Weston McKennie.

Selain itu ada Chiellini sekarang diharapkan untuk menunda pensiun untuk musim lain untuk memberikan beberapa "anima" tim yang hilang, dan Allegri tampaknya berharap untuk mengandalkan Paulo Dybala juga, yang kontraknya akan habis pada akhir musim depan.

Tapi bagaimana dengan Cristiano Ronaldo, yang kontraknya juga akan berakhir pada Juni 2022?

Masa depan pemenang Ballon d'Or lima kali tetap diragukan, pasalnya ia pernah mengritik Allegri yang bermain lebih bertahan.

Ia mengatakan sebelum pertandingan Liga Champions melawan Lokomotiv Moscow bahwa Juventus telah meningkat dan memainkan sepakbola menyerang di bawah Sarri daripada Allegri.

Allegri tidak kembali ke permainan menjanjikan sesuatu yang baru.

Jika keadaan menuntut Juventus bertahan di kotak penalti sendiri atau menendangnya jauh, dia tidak akan malu melakukannya.

“Sepak bola itu seperti setelan abu-abu,” kata Allegri baru-baru ini.

“Setelan abu-abu tidak pernah ketinggalan zaman, setelan abu-abu itu klasik.” tutupnya.

(Tribunnews.com/Gigih)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas