Kekecewaan Mendalam Gennaro Gattuso, Tuduhan Fans hingga Gagal jadi pelatih Tottenham
Gennaro Gattuso diboikot fans Tottenham karena tuduhan rasisme. Manajemen Spurs membatalkan jalinan kerja sama dengan Rino.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Tak ada yang lebih menyakitkan dibandingkan yang dialami Genarro Gattuso pada musim panas ini.
Mantan pelatih Napoli itu menerima pil pahit, bergabung dengan Fiorentina yang hanya berusia 23 hari dan kegagalan menjadi pelatih Tottenham karena diboikot fans Spurs.
Itulah sekelumit masalah yang dihadapi Genarro Gattuso di awal musim 2021/2022.
Hal ini menyebabkan rasa penyesalan mendalam baginya, karena dia tidak dapat membela diri dari apa yang mengecam dirinya di media sosial.
Baca juga: Alasan Nuno Espirito Santo Sangat Yakin Harry Kane Bertahan, Singgung Komitmen dengan Tottenham
Lebih jelasnya, Gattuso berada dalam pembicaraan hangat sebelum Nuno Espirito Santo didapuk sebagai juru taktik anyar Spurs musim ini.
Namun Spurs tidak melanjutkan pembicaraan lebih jauh setelah beredar di media sosial dari fans Spurs soal rasis yang dilakukan Gattuso.
Gattuso dituduh rasis karena beberapa pernyataanya di masa lalu, sehingga dewan Tottenham, Fabio Paratici mengakhiri soal kerja sama tersebut.
Dan apa yang dilakukan manajemen tim berjuluk The Lilywhite ini untuk menghindari bentrokan dengan fans mereka.
Merasa dituduh seperti itu dan gagal menjadi pelatih Tottenham menjadi pukulan bagi mantan gelandang AC Milan itu. Dia merasa menyesal, tak ada ruang baginya untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Baca juga: Sikap Berbeda Tottenham Hotspur Bangun Tim, Gareth Bale Ditendang, Harry Kane Dipagari
"Itu adalah kekecewaan besar, tetapi saya tidak digambarkan seperti saya dan tidak ada yang bisa saya lakukan," ungkap Gattuso kepada Il Messaggero.
"Maaf saya tidak bisa membela diri dan menjelaskan bahwa saya bukan orang yang mereka bicarakan di Inggris (fans Tottenham)," jelas Gattuso.
Gattuso mengakui, betapa sakitnya tuduhan tersebut, melebihi kekalahan atau pemecatan yang pernah dia alami.
"Saya harus menerima cerita yang lebih menyakitkan daripada kekalahan atau pemecatan apa pun, di saat kami tidak ingin memahami betapa bahayanya internet," tambah Gattuso.
"Kebencian tertentu berasal dari Facebook atau Twitter, di mana dimungkinkan untuk memberi kekuatan pada kepalsuan apa pun.
Baca juga: Liga Italia: Ketika Nama Pelatih AS Roma, Jose Mourinho Jadi Alat Latihan Fiorentina
Baca juga: Komentar Giroud Setelah Resmi Berseragam AC Milan, Akui Tak Sabar Memulai Petualangan di Italia
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.