TRIBUNNEWS.COM, LIVERPOOL- KEHADIRAN Ibrahima Konate membuat persaingan di lini bek sentral Liverpool jadi memanas.

Dari semula krisis jantung pertahanan musim lalu, kini The Reds justru berlimpah dengan para bek sentral jempolan.

Situasi yang menurut pemain senior Liverpool, James Milner, akan sangat menguntungkan.

Konate didatangkan dari RB Leipzig dengan dengan mahar sebesar 40 juta euro atau setara dengan Rp684 miliar.

Bek tengah Prancis berusia 22 tahun itu setuju diikat dengan kontrak berdurasi lima tahun atau sampai 2026.

Dengan tinggi 194 cm dan berperawakan kekar, Konate unggul dalam duel udara (statistiknya adalah memenangi 63 persen duel udara), dan juga piawai memainkan bola dari kaki ke kaki.

Dia tipikal ball playing defender, yang senang menguasai bola lama-lama, dan keluar dari sarangnya untuk ikut membantu serangan (rasio menendang di kotak penalti lawan sebesar 65%)

Dan dia juga percaya diri! Simak penuturan Konate tentang kelebihannya seperti diutarakan di situs Liverpool,

"Ya, saya besar, kuat, dan saya tidak takut menguasai bola! Saya bisa mencetak gol lebih banyak memakai kaki ketimbang kepala. Tapi, saya harus bekerja keras lebih lagi untuk menjadi bek yang sangat tangguh," ujar Konate.

Konate diplot untuk menjadi tandem Virgil van Dijk. Namun, tentu saja dia tak akan semudah itu mendapatkan tempatnya. Pemain yang mendapat nomor-punggung lima ini harus

bersaing dengan empat bek jempolan lain untuk bisa jadi pendamping van Dijk.

Ada Joe Gomez, Joel Matip, dan dua bintang muda Rhys Williams, serta Nathaniel Phillips.

Musim lalu, pelatih Liverpool, Juergen Klopp dibikin mumet setelah tiga bek utamanya: van Dijk, Gomez, dan Matip tumbang.
Dia pun menggunakan duo bek belia, Williams, dan Phillips mengarungi akhir musim hingga akhirnya selamat di posisi tiga klasemen, setelah sebelumnya sempat terpental di luar lima besar.

Kini, saat kelima bek sentral ini (ditambah lagi Ben Davies yang belum pernah diturunkan musim lalu) dalam kondisi pulih, maka menciptakan situasi yang disebut Milner sebagai "aneh".