Profil Dele Alli di Tottenham Era Pelatih Nuno Espirito Santo : Wajah Baru dengan Peran Baru
TAK bisa disangkal, Dele Alli mengalami periode yang sulit musim lalu. Dia mendapat peran baru juga di tim asuhan Nuno.
Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
- Alli lalui 12 bulan yang sulit
- Tak masuk dalam starter di era Mourinho
- Kini dia diberi peran baru di era pelatih baru, Nuno Santo
TRIBUNNEWS.COM, LONDON- TAK bisa disangkal, Dele Alli mengalami periode yang sulit musim lalu. Setelah memainkan peran penting untuk membawa Tottenham Hotspur ke final Liga Champions di era Maurico Pochettino, peran Alli mulai merosot.
Gelandang serang berusia 25 tahun ini tadinya diperkirakan akan lebih berkembang di era Jose Mourinho. Kenyataannya, dia malah mendapati dirinya lebih sering duduk di bangku cadangan ketimbang beraksi di lapangan.
Untungnya bagi Alli, tim London Utara itu juga hampir tidak berkembang tanpa kehadirannya. Mourinho kemudian dipecat setelah hanya tujuh bulan di London, Musim ini, banyak pemain lama, termasuk juga Alli yang berharap banyak kepada pelatih anyar, Nuno Espirito Santo.
Setelah absen dari skuat Inggris untuk Euro 2020 karena musimnya yang di bawah standar, Alli dapat memanfaatkan musim panas yang tenang sebelum menjadi salah satu pemain pertama yang kembali ke kamp latihan pramusim.
Alli seperti mencuri start karena beberapa rekan satu timnya belum kembali, usai ikut di pergelaran Euro 2020 lalu. Sang gelandang yang kini tampil dengan gaya rambut baru yang gimbal ini, mendapat peran baru juga di tim asuhan Nuno.
Ini terlihat saat Tottenham Hotspur mengalahkan Cochester United 3-0 dalam pertandingan pramusim di Colchester Community Stadium. Alli mencetak gol ketiga, setelah gol yang dibuat Son Heung-min dan Lucas Moura.
Pelatih Nuno Espirito Santo menempatkan Alli dalam peran baru. Dia dimainkan di sebelah kiri lini tengah ketika Colchester menguasai bola, dengan fokus menekan dan membantu Spurs mempertahankan bentuk pertahanan mereka.
Namun, ketika Spurs menguasai bola, Alli akan dengan cepat mendorong ke depan melampaui basis lini tengah, mengisi peran nomor 10 di belakang striker dalam formasi 4-2-3-1.
Alli tampil atraktif dan energik di babak pertama meski melewatkan peluang bagus. Tetapi, ia menebus kesalahannya dengan mengonversi umpan silang Son Heung-min dari jarak dekat.
Alli bertekad untuk menjadikan musim baru ini sebagai momen kebangkitannya di bawah mantan bos Wolves. "Dia (Nuno) telah melakukan pekerjaan yang hebat di Wolves. Saya tak sabar untuk berbicara dengannya dan bekerja dengannya. Dia adalah manajer yang hebat dan ini adalah saat-saat yang menyenangkan," katanya dikutip dari situs Mirror.
"Saya ingin menjadikan tahun ini adalah salah satu tahun terbaik saya. Banyak orang mengatakan saya perlu menemukan bentuk saya beberapa tahun yang lalu. Bagi saya, saya tidak hanya ingin mencapai itu, saya ingin melewati itu dan mencapai potensi penuh untuk menjadi pemain terbaik yang saya bisa," tutur Alli.
Dia mengakui, beberapa tahun terakhir terasa lebih sulit baginya. "Tetapi saya telah bekerja keras dan menganalisis apa yang perlu saya lakukan untuk menjadi lebih baik. Saya banyak berlatih di sebagian besar hari libur saya. Saya tidak merasa perlu banyak istirahat, jadi ini hanya latihan saja," ujarnya
Alli juga tidak menyalahkan pelatih Mourinho yang jarang memberinya kesempatan tampil. Secara sportif dia mengakui bahwa apa yang dialaminya adalah karena kesalahannya sendiri.