Jens Petter Hauge, Talenta Penting AC Milan, Idolakan Hazard dan Bukti Kerja Keras Moncada
Jens Petter Hauge, Talenta terbaik AC Milan, kecermatan moncada, dan berebut dengan Solskjaer hingga RB Leipzig
Penulis: Gigih
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Tubuhnya kurus dengan rambut pirang, dengan cerdas ia melewati Franck Kessie dan memberi umpan kepada Kasper Junker yang dengan mudah menaklukkan Donnarumma.
Setelahnya, Jens Petter Hauge melepaskan sepakan keras dari luar kotak penalti yang tidak bisa diantisipasi oleh Donnarumma.
AC Milan mungkin menang 3-2 atas FK Bodo/Glimt, tetapi jelas, Hauge mencuri perhatian di laga tersebut.
Baca juga: Peran Zlatan Ibrahimovic untuk AC Milan, Pujian dari Maldini, Pioli hingga Erling Haaland
Baca juga: Peluang Kesepakatan Transfer Segitiga: Libatkan AC Milan, Real Madrid, dan Manchester United
Seperti Alarm, permainan Hauge membuat Goeffrey Moncada untuk segera bekerja mencari data tentang Hauge.
Dan Paolo Maldini, sudah meyakini Hauge adalah pemain AC Milan berikutnya.
Maldini langsung berkonsultasi untuk merekrut Hauge, dan tentu tidak salah, data dari Mocanda langsung menyebut bahwa Hauge adalah talenta terbaik di Norwegia.
Bulan Agustus 2020, Milan bergerak dengan mendatangkan Sandro Tonali dari Brescia, Ante Rebic ditukar dengan Andre Silva dan Brahim Diaz yang dipinjam dari Real Madrid.
Sedangkan di saat yang sama, Hauge mendapatkan tawaran bermain dari Watford bersama rekannya Philip Zinckernagel.
Milan langsung bertindak, dan secara cepat berkonegosiasi dengan Bodo/Glimit.
Jadilan Jens Petter Hauge menjadi pemain Norwegia setelah Steinar Nilsen.
Berbeda dengan Erling Haaland, Ismael Bennacer, Theo Hernandez atau Diogo Dalot yang merupakan jebolan akademi elite, Hauge tidak masuk dalam kriteria tersebut.
Moncada dalam wawancaranya bersama SempreMilan mengaku sulit mencari data atau rekaman laga Hauge.
Sulit mencari data dari Hauge, bahkan Moncada harus menghubungi pelatih Timnas Junior Norwegia yang juga tidak memiliki data lengkap mengenai Hauge.
Yang meyakinkan Moncada untuk merekrut Hauge adalah pergerakan para pencari bakat RB Network (RB Salzburg, RB Leipzig dan New York Red Bull).
Para pemandu bakat tersebut, terlihat sangat serius, dan bahkan mengintai Hauge ketika menghadapi Milan hingga IK Start.
Setelahnya, ada Ole Gunnar Solskajer yang merupakan mantan pelatih Molde turut memasukkan Hauge dalam daftar buruan.
Saat itu, Solskjaer berminat mendatangkan Hauge ke Manchester United bersama Facundo Pellistri.
Bahkan, Solskjaer sudah menghubungi agen Hauge untuk menanyakan kemungkinan bergabung ke Manchester United kala itu.
Tetapi Moncada bergerak cepat dan mengonfirmasi segera talenta Hauge dan bergabung ke AC Milan.
Di usianya yang masih 21 tahun Hauge sudah sangat mengagumkan, bermain di posisi penyerang sayap, ia mengemas 18 penampilan dan 2 gol bersama Milan.
Keunggulan Hauge adalah kemampuan kaki kanan dan kiri sama baiknya dalam melepaskan umpan atau melakukan dribble.
Baca juga: Liga Italia: Ditinggal Pergi Conte, Lukaku Percaya Inzaghi Sambung Kejayaan Inter Milan
“Ketika saya masih muda, saya mulai menonton pemain yang bagus dengan kedua kakinya,” kata Hauge di The Athletic.
“Rasanya seperti kualitas yang baik untuk dimiliki. Sepanjang hidup saya, saya telah menggunakan kiri dan kanan saya untuk menembak dan mengoper sehingga semuanya menjadi alami bagi saya.”
Chelsea adalah tim yang dia ikuti sejak kecil.
“Drogba, Lampard, Juan Mata,” dia menyebutkan nama-nama itu.
“Tetapi ketika saya tumbuh sedikit lebih besar, saya mulai menonton Eden Hazard. Dia adalah favorit saya.” ujarnya.
Masalah bahasa tentu adalah kendala utama ketika bergabung ke Milan.
Di situlah peran Ibrahimovic.
Ia membantu Hauge beradaptasi dengan situasi kota Milan, dan juga bahasa Italia yang sama sekali tidak dipahami Hauge.
“Saya sangat senang dengan pilihan saya,” kata Hauge,
“Saya menikmati setiap hari. Masing-masing adalah kesempatan baru bagi saya untuk mempelajari hal-hal baru tentang tim, tentang bahasa, tentang kota.” ujar Hauge.
“Awalnya hanya beberapa kata kunci dari sepak bola sehingga kami bisa saling memahami dan berbicara di lapangan,” katanya.
“Sudah berjalan dengan baik. Ketika Anda mendengar suara dan kata-kata setiap hari, Anda mulai mempelajarinya dengan sangat cepat.”
“Terkadang dia (Zlatan Ibrahimovic) menerjemahkan untuk saya,” Hauge menjelaskan.
Musim depan bisa menjadi pertaruhan baru bagi Hauge, mengingat padatnya jadwal AC Milan di Liga Italia, Liga Champions dan Coppa Italia.
Peluang bagi Hauge mengisi starting line up di Milan sangat besar, dan tentu saja, perhitungan Mocanda sekali lagi membantu Milan mendatangkan pemain muda.
(Tribunnews.com/Gigih)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.