Prediksi La Liga Musim 2021/22: Tanpa Messi, Pesona La Liga Memudar dan Kini Memasuki Era Kegelapan
Cristiano Ronaldo pergi dari Real Madrid, pesona La Liga mulai agak memudar. Ketika Lionel Messi sekarang hengkang dari Barcelona, pesona memudar
Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
- Tanpa Messi, La Liga kehilangan pamornya
- Atletico jadi favorit di kalangan pengamat
- Di bursa taruhan, Real Madrid yang memimpin
TRIBUNNEWS.COM, MADRID- Ketika Cristiano Ronaldo pergi dari Real Madrid, pesona La Liga mulai agak memudar. Ketika Lionel Messi sekarang hengkang dari Barcelona, pesona La Liga benar-benar memudar. La Liga Spanyol masuk era kegelapan, demikian ditulis di situs Bavarian footballworks.
Perginya para pemain bintang yang menonjol, dan berkarisma memang membuat greget La Liga jadi berkurang. El Classico pun akan terasa hambar, setelah bek andalan Madrid, Sergio Ramos juga hijrah ke Paris Saint Germain. Terlebih, sebagian besar klub di Liga Spanyol saat ini terlilit utang, dan sedang dilanda masalah keuangan.
Dalam jangka panjang, hal ini akan berpengaruh kepada kualitas tim Spanyol di kancah Eropa. Dalam satu dekade terakhir, perwakilan dari Spanyol telah mendominasi baik di Liga Europa, maupun Liga Champions, diikuti dari Liga Primer Inggris di urutan kedua, dan Bayern Muenchen dari Bundesliga di urutan ketiga.
Dengan penurunan kualitas La Liga, saat ini giliran Liga Primer Inggris yang memulai hegemoninya di Eropa, ditandai dengan berkuasanya wakil mereka melalui Liverpool, dan Chelsea sebagai juara Liga Champions dua musim berturut-turut.
Atletico Madrid, sang juara bertahan La Liga, boleh sangat percaya diri bisa mempertahankan gelar juaranya musim ini. Ketika tim lain kehilangan para pemain bintangnya, Atleti tetap mempertahankan "the winning team", dan bahkan menginjeksi lagi pemain anyar, yang diharapkan bisa makin memperkuat tim.
Gelandang Saul Niguez tadinya sempat ramai dispekulasikan bakal hengkang, dengan destinastinya adalah Liverpool, Manchester United, atau Barcelona --yang kabarnya bakal ditukar dengan Antoine Griezman. Tapi faktanya dia tetap bertahan sejauh ini.
Pelatih Atletico, Diego Simeone juga sukses memboyong gelandang Udinese, Rodrigo de Paul, yang tampil menonjol di Copa America 2021. Dia jadi salah satu motor yang membawa kemenangan Argentina.
Kerap mendeskripsikan diri sebagai "pelek mobil", de Paul siap hilir mudik menjaga keseimbangan tim, seperti yang diperlihatkan saat membela tim Tango di Copa America.
Atleti juga mengalahkan Inter Milan untuk mendapatkan pemain berbakat dari Fluminense, Marcos Paolo. Baru berusia 20 tahun, dia digadang-gadang masuk daftar pemain calon bintang dari Brasil.
Atleti masih akan tetap mengandalkan pemain yang ironisnya adalah mantan jebolan dari Barcelona, dan Madrid. Luis Suarez, mantan penyerang Barca, telah mencetak 21 gol untuk membawa Atleti juara. Sedang Marcos Llorente, yang jebolan Madrid terlibat dalam 23 gol musim lalu. Duet keduanya memberikan kontribusi gol sebanyak 70% untuk Atleti.
Di kubu Barcelona, kehilangan sang "dewa", Lionel Messi pastinya akan memberikan impak sangat besar. Musim lalu, seperti dikutip dari Infogol, dia terlibat dalam 45% dari total peluang gol (xG) Barcelona.
Nah, xG Barca ini sebenarnya tertinggi musim lalu (+40) di liga. Dan jumlah serangan Barca juga lebih unggul dari kedua Madrid (83,8xGF). Keberadaan Messi menjadi alasan besar di balik angka tersebut. Sayangnya, pertahanan Barca sangat bobrok hingga mereka tertinggal di posisi tiga di akhir klasemen.
Pelatih Ronald Koeman mendatangkan Sergio Aguero dari Manchester City, Memphis Depay dari Lyon, Eric Garcia dari Man City, dan Emerson Royal dari Betis untuk petualangan musim ini. Mampukah empat penggawa anyar ini menggantikan hilangnya Messi?