Ironi Neymar, Pergi dari Barcelona Agar Keluar dari Bayang-bayang, Kini Justru Ada Messi dan Mbappe
4 tahun berlalu, ironi terjadi, Neymar disatroni Messi di PSG. Dalam point of view memburu gelar pribadi, Messi jelas pedang bermata dua bagi Neymar.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Saat masih remaja, Lionel Messi dimainkan sebagai pendukung Ronaldinho—mentornya pada masa awal memperkuat skuat senior Barcelona—serta Samuel Eto'o.
Baru ketika Pep Guardiola menangani Barcelona pada 2008 dan mengganti Ronaldinho, karier Messi berkembang pesat.
Baca juga: Dalam Tangisnya, Lionel Messi Beri Resep Obat Sakit Parah Barcelona
Diplot untuk membangun serangan dari lini tengah bersama Eto'o dan Thierry Henry, Messi tampil prima sehingga turut menyumbangkan tiga gelar juara.
Pada usia 21 tahun saat itu, Messi menjaringkan 38 gol dalam 51 laga di semua kompetisi.
Jumlah gol bertambah menjadi 62 dari sumbangan Henry dan Eto'o.
Raihan tersebut membuat pemain Argentina itu meraih gelar pemain terbaik dunia Ballon d'Or yang pertama pada 2009. Gelar serupa diraihnya lima kali lagi dalam tahun-tahun berikutnya.
Baca juga: Lima Hal Menarik Pidato Perpisahan Lionel Messi dari Barcelona, Hal Ini Jadi Pertanyaan Baru
Pada 2010-2011, Guardiola memasangkan Messi dengan David Villa dan Pedro Rodriguez di lini serang. Trio itu dijuluki 'MVP', sesuai dengan huruf depan nama mereka.
Awalnya, Villa dikhawatirkan tidak bermain optimal jika Guardiola menempatkannya ke posisi melebar mengingat di Valencia dia adalah striker murni.
Namun, Villa mau tidak mau menerima peran itu dan turut menyumbangkan gelar La Liga dan Liga Champions untuk Barcelona.
Pada akhir musim, trio itu mendulang 98 gol. Dari jumlah itu, 53 di antaranya dicetak Messi.
Mungkin trio paling kondang yang melibatkan Messi adalah 'MSN', bersama Luis Suarez dan Neymar.
Kedatangan Suarez dari Liverpool pada 2014 merupakan penanda perubahan bagi Messi, yang mulai beralih ke sektor kanan untuk mengakomodir pemain Uruguay itu.