Kepindahan Lionel Messi ke PSG Tak Terhalang Financial Fair Play, Ini Penjelasannya
Peraturan Financial Fair Play yang berubah selama pandemi membuat PSG tak kesulitan mendatangkan Lionel Messi.
Penulis: Guruh Putra Tama
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Mega bintang Argentina, Lionel Messi resmi diperkenalkan oleh PSG, Rabu (11/8/2021) dini hari, WIB.
Perkenalan itu sekaligus mengakhiri teka-teki masa depan Lionel Messi yang menarik minat banyak klub untuk merekrutnya.
Meski datang dengan status bebas transfer, tak bisa dipungkiri pemain berjuluk La Pulga ini membawa 'gerbong' panjang.
Baca juga: Jadwal Siaran Langsung Piala Super Eropa, Chelsea vs Villarreal, Misi Tuchel & Emery, Tayang Vidio
Salah satunya adalah perihal gaji sang pemain yang sudah barang tentu tak sama dengan pemain lainnya.
Selama di PSG, sang Messiah akan menerima gaji sekira 40 juta Euro.
Nominal tersebut sudah termasuk potongan pajak yang dikenakan padanya.
Beban finansial klub berjuluk Les Parisiens itu pun akan semakin meningkat seiring berjalannya waktu.
Baca juga: Demi Proyek Liga Champions, PSG Gila Belanja, Messi Dipaksa Lupakan Rivalitas Ramos
Dengan sosok Neymar, Mbappe, Di Maria, dan Gigio Donnarumma yang juga memiliki gaji selangit.
Barangkali tak sedikit pihak yang garuk-garuk kepala bagaimana cara PSG menampung mereka semua.
Apakah beban gaji itu tak melanggar skema Financial Fair Play (FFP) yang digunakan UEFA?
Untuk sekarang, jawaban dari pertanyaan tersebut adalah tidak.
Dikutip dari laman Football Transfer, skema Financial Fair Play saat ini tengah mengalami pelonggaran.
Pandemi Covid-19 mengakibatkan UEFA memberi kelonggaran untuk menilai neraca keuangan klub.
Skema break-even atau titik impas dianggap tidak relevan digunakan selama pandemi.
Jadi, UEFA menggantinya dengan proyeksi keuangan klub untuk waktu sekarang dan akan datang.
Direktur Research dan Stabilitas Keuangan UEFA, Andrea Traverso mengatakan pihaknya bakal mengkaji skema yang lebih baik untuk menjawab tantangan gaji besar yang akan menjamur di masa mendatang.
Covid-19 mempengaruhi krisis pemasukan dan berdampak pada likuiditas klub. Ini adalah krisis yang berbeda dari apa yang pernah kami tangani sebelumnya," ungkap Traverso.
"Saya pikir aturannya perlu berkembang lagi. Aturan ini harus beradaptasi dengan konteks klub beroperasi sekarang ini."
"Aturan titik impas (break-even) sudah terlihat usang."
"Pandemi ini menuntut perubahan cara pendang dengan fokus ke masa sekarang dan masa depan, alih-alih masa lalu," sambungnya.
Diketahui, aturan Financial Fair Play (FFP) merujuk pada neraca keuangan klub pada tiga musim terakhir.
Hal itu turut mempertimbangkan keuntungan dan kerugian klub pada tiga periode tersebut.
Andrea Traverso menyatakan tentang pelonggaran aturan FFP ini pada medio bulan Maret 2021 lalu.
Merujuk dari pernyataan sang DIrektur Keuangan, tentu PSG tak memiliki masalah menangani masalah gaji Messi dan pemain bintang lainnya.
Sebab, uang bukanlah isu bagi Les Parisiens setelah dimiliki taipan dari Timur Tengah.
Ditambah lagi, mereka juga akan mendapat keuntungan dari penjualan pernak-pernik dari pemain bintang yang mereka miliki.
Bisa jadi itu akan meringankan beban klub untuk membayar besaran gaji para pemain.
(Tribunnews.com/Guruh)