Dari Menangis Sesenggukan Jadi Tertawa, Messi Dituding Keluarkan Air Mata Buaya dan Serakah
Perubahan suasana hati yang drastis dalam waktu singkat itu memunculkan pertanyaan publik apakah tangisan Messi sebelumnya adalah air mata buaya
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Ada perubahan ektrem yang terjadi pada mood seorang Lionel Messi dalam tiga hari terkahir.
Messi terlihat tertawa saat mengaku sangat senang setelah bergabung ke Paris Saint-Germain, meski sebelumnya tersedu-sedu menangis dalam konferensi pers perpisahan dengan Barcelona.
Tak ada yang tahu secara pasti apa sesungguhnya yang terjadi dalam peristiwa menghebohkan dunia itu, kecuali Messi sendiri, ayahnya, dan segelintir petinggi Barcelona.
Yang diketahui publik adalah Messi terpaksa harus pergi dari Barcelona yang dibelanya selama 21 tahun setelah kontraknya tak diperpanjang.
Baca juga: Ironi Neymar, Pergi dari Barcelona Agar Keluar dari Bayang-bayang, Kini Justru Ada Messi dan Mbappe
Bintang berusia 34 tahun itu lantas sepakat bergabung ke Paris Saint-Germain (PSG) di bursa transfer musim panas ini secara gratis.
Di klub ibu kota Prancis itu Messi menandatangani kontrak dua tahun dengan opsi perpanjangan satu tahun.
Baca juga: Analisis M Kusnaeni Soal Masalah yang Muncul di Internal PSG Atas Gabungnya Lionel Messi
Dia tak lagi mendapatkan gaji sebesar di Barcelona.
PSG memberi pemain asal Argentina itu gaji sebesar 35 juta euro atau Rp 591 miliar per tahun.
Kenapa Messi memilih PSG yang berkompetisi di Liga Prancis?
Dalam wawancara terbaru yang dikutip SuperBall.id dari Edition.CNN.com, Messi mengaku bahwa PSG adalah tempat terbaik baginya untuk mewujudkan ambisi memenangi Liga Champions sekali lagi.
Lionel Messi menegaskan bahwa visi klub raksasa Prancis itu sejalan dengan ambisinya tersebut.
Baca juga: PSG Menang Banyak, Dari Messi Hingga Donnarumma Merapat Gratis, Punya Trio Paling Dahsyat Saat Ini
MESSI DI LIGA CHAMPIONS
Juara 4 kali (2005–06, 2008–09, 2010–11, 2014–15).
Selalu tersingkir sejak musim 2015-16.
2015-16: Disingkirkan Atletico di perempat final
2016-17: Disingkirkan Juventus di perempat final
2017-18: Disingkirkan Roma di perempat final
2018-19: Disingkirkan Liverpool di semifinal
2019-20: Disingkirkan Bayern di perempat final
2020-21: Disingkirkan PSG di 16 besar
Baca juga: Neymar, Di Maria, dan Paredes Alasan Klise Gabung PSG, Messi Telikung Mereka, Bergaji Nomor Satu
"Saya menyadari latar belakang saya dan tujuan klub untuk memenangi Liga Champions, dan itu sudah dekat beberapa tahun terakhir."
PSG belum pernah menjuarai Liga Champions.
Prestasi terbaiknya di turnamen elite Eropa itu adalah runner-up musim 2019-2020.
Bahkan, di Liga Prancis pun dominasinya juara tiga musim beruntun dihentikan Lille pada 2020-2021.
"Bagi saya secara pribadi, saya sangat ingin memenangi gelar (Liga Champions) lagi seperti yang saya katakan di tahun-tahun sebelumnya."
Baca juga: Apa Kabar Barcelona Pasca-Kepergian Messi? Ruang Ganti Kacau, Pemain Marah dan Merasa Tertipu
Messi menegaskan, "Saya pikir saya telah datang ke tempat ideal yang siap untuk itu, kami memiliki tujuan yang sama."
"Ini sangat mengesankan, bermain dengan salah satu skuat terbaik di dunia, semoga kami dapat mencapai tujuan yang diinginkan Paris."
"Saya sangat menginginkannya dan semoga kami dapat menikmatinya bersama rakyat Paris juga," tandas Messi.
Menariknya, perasaan sangat bahagia ini hanya berselang tiga hari setelah ida menangis di konferensi pers perpisahan dengan Barcelona.
Pada saat itu, Messi mengaku bahwa kepergiannya dari Barcelona adalah sesuatu yang sangat berat (very hard) dan ingin kembali suatu saat nanti.
Baca juga: Bursa Transfer Man United, Martial Diminta Tidak ke Inter, 3 Pemain Siap Dilego, Varane Belum Siap
Bahkan, pemenang enam kali Ballon d'Or itu sampai tidak bisa menahan air mata lantaran saking sedihnya.
Kemudian, Messi mengatakan bahwa dia sangat senang (very happy) di klub barunya dan menantikan masa depan yang cerah.
Perubahan suasana hati yang drastis dalam waktu singkat itu memunculkan pertanyaan publik apakah tangisan Messi sebelumnya adalah air mata buaya (crocodile tears) atau kesedihan yang dibuat-buat/pura-pura.
Sebelumnya, sejumlah pengamat, temasuk mantan pelatih Timnas Mesir, Mohsen Saleh, mengaku tak simpati kepada Messi.
Mohsen bahkan tak segan menyebut air mata yang menetes saat konferensi pers terakhirnya di Barcelona adalah air mata buaya.
Baca juga: Neymar, Di Maria, dan Paredes Alasan Klise Gabung PSG, Messi Telikung Mereka, Bergaji Nomor Satu
"Air mata buaya adalah ketika seorang munafik menangis meskipun tidak merasakan kesedihan apa pun."
"Dia sebenarnya merasakan hal yang sebaliknya," tulis Mohsen di akun Twitter-nya, dilansir SuperBall.id dari Goal Internasional.
"Messi, mengapa Anda menangis ketika Anda bisa bertahan dengan mengorbankan sebagian dari gaji Anda karena keadaan keungan klub saat ini?"
"Anda serakah, dan Anda bukan satu-satunya, Anda mengklaim Anda pergi karena aturan, sementara yang lain mengklaim mereka pergi karena ambisi," lanjut Mohsen.
Pundit talkSPORTS, Simon Jordan, juga memiliki pendapat yang sama dengan Mohsen soal tangisan Messi.
Pasalnya, Messi telah meminta untuk meninggalkan Barcelona pada musim panas tahun lalu.
Oleh karena itu, dia mengaku bahwa Messi sebetulnya bisa menghindari situasi ini jika dia benar-benar ingin bertahan.
“Saya pikir itu adalah konferensi pers yang cukup tajam, terutama karena air mata buaya.”
“Messi bisa saja menandatangani kontrak di Barcelona tahun lalu jika dia mau, tidak ada yang berubah di Barcelona, jika ada yang lebih buruk," ujar Jordan.
Jadi, benarkah tangisan Messi saat konferensi pers terakhir dengan Barcelona adalah air mata buaya?
Jawabannya, hanya Messi yang tahu pasti.
Mohsen Saleh, Simon Jordan, atau siapa pun bisa saja berpendapat demikian berdasarkan pengamatan mereka. (Dwi Aryo Prihadi /SuperBall)