Brahim Diaz, Tsubasa Ozora AC Milan, Pengaruh Ancelotti & Pasal Anti Manchester United
Brahim Diaz nomor 10 milik AC Milan yang idolakan Tsubasa Ozora, dan kedekatannya dengan AC Milan dan pasal anti Manchester United
Penulis: Gigih
Impiannya, menjadi nomor 10 seperti idolanya Oliver Hutton atau Kapten Tsubasa, cita-cita yang diikuti talenta yang dimilikinya.
Klub pertamanya adalah Tiro Pichon, bakat alami dari Brahim Diaz membuatnya mendapatkan julukan el Messi malagueño, atau Messi dari Malaga.
Talentanya juga menjadi masalah, sejatinya ia ingin ke Real Madrid, ketika masih muda, tetapi wakil presiden klub Malaga, Abdullah Ghubn memintanya bermain di Andalusia.
Rumitnya, sang ayah, Abdelkader, sudah menandatangani perjanjian pra kontrak agar Brahim Diaz bisa bermain untuk La Masia milik Barcelona.
Pep Guardiola bahkan mengajak Xavi dan Iniesta untuk datang dan menyimak permainan Brahim Diaz, ketiganya setuju memboyongnya ke Barcelona.
Tetapi, akhirnya Ghubn menuntut Barcelona ke jalur hukum dan menyebut kontrak tersebut tidak sah.
Brahim Diaz akhirnya masuk ke akademi Malaga.
Hingga akhirnya 2013, Manuel Pellegrini mampu merayu Brahim Diaz untuk datang ke Manchester City.
Baca juga: Bursa Transfer AC Milan, Yacine Adli dan Alessandro Florenzi Gabung, Samu Castillejo Tak Dilepas
Brahim Diaz menjalani debutnya di Manchester City pada usia 17 tahun menghadapi Swansea City di Piala Liga.
Ia digadang-gadang akan menjadi David Silva berikutnya di Manchester City.
Pep Guardiola yang masuk ke Manchester City, yakin bahwa Brahim Diaz akan siap dalam lima tahun ke depan.
Namun cidera memaksanya sulit untuk berkembang di Manchester City dan akhirnya justru dilepas ke Real Madrid pada 2019 dengan harga 17 Juta Euro, dengan pasal yang unik.
Manchester City akan menerima 15 persen dari penjualan Brahim Diaz di kemudian hari dan haram bergabung dengan Manchester United.
Jika Real Madrid menjualnya ke Manchester United, Manchester City akan menerima 40 persen dari nilai transfer Brahim Diaz.