Anies Baswedan Bicara Meritokrasi Tulen Sepakbola Brasil di Hadapan PSSI
Anies Baswedan mencontohkan, Brasil adalah salah satu negara yang menerapkan sistem meritokrasi tulen 100 persen dalam olahraga sepakbola.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berpendapat, satu di antara kunci utama melahirkan atlet berprestasi adalah penerapan sistem meritokrasi tulen.
Dalam hal ini, seorang atlet dapat memperoleh kesempatan seluas-luasnya berdasarkan kemampuan dan prestasinya, tanpa harus melihat siapa dia dan bagaimana latar belakangnya.
Anies Baswedan menyampaikan hal itu saat menghadiri acara penandatanganan kerjasama pemanfaatan Jakarta International Stadium (JIS) antara PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan PSSI, Selasa (17/8/2021).
Baca juga: Timnas U-18 dan Timnas Senior Diagendakan TC di Lapangan Hybrid JIS, Apa Kelebihan Rumputnya?
"Pembinaan (atlet) di luar negeri itu menerapkan meritokrasi tulen. Anda bisa berbakat, berprestasi, tanpa orang lain melihat apa dan bagaimana latarbelakang keluarganya dan lain sebagainya," jelas Anies.
"Kata kunci (melahirkan atlet berprestasi) adalah meritokrasi," imbuh dia.
Di hadapan PSSI yang diwakili Sekjennya, Yunus Nusi, Anies Baswedan membeberkan sejumlah hal penting terkait proses menjaring pesepakbola.
Baca juga: Sekjen PSSI Berharap Stadion JIS Jadi Home Base Timnas Indonesia, Berbagi dengan Persija?
Anies Baswedan mencontohkan, Brasil adalah salah satu negara yang menerapkan sistem meritokrasi tulen 100 persen dalam olahraga sepakbola.
"Kita lihat Brasil selalu ikut piala dunia. Di Brasil pembinaan olahraga untuk sepakbola itu 100 persen meritokrasi."
"Itu mengapa siapa saja bisa menjadi pesepakbola andal, tanpa orang berbicara tentang latar belakangnya. Hanya pada prestasi dan berdasarkan kemampuannya," kata Anies.