Andreas Christensen, Bek Andalan Chelsea yang Sering Sakit Perut saat Ketemu Tim Besar
Andreas Christensen kini menjadi andalan pelatih Thomas Tuchel untuk mengawal area pertahanan Chelsea.
Penulis: Guruh Putra Tama
Editor: Tiara Shelavie

TRIBUNNEWS.COM - Bek Andreas Christensen menjelma sebagai salah satu bek elite daratan Eropa dalam beberapa musim terakhir.
Pengalaman Andreas Christensen untuk bekerja sama dengan pelatih top Chelsea membuatnya kaya akan ilmu bertahan.
Kini, Christensen menuai hasil dari kesabaran dan kerja kerasnya selama ini.

Baca juga: Fans Chelsea Bikin Mosi Tidak Percaya dan Minta Wasit Anthony Taylor tak Pimpin Pertandingan
Ia menjadi andalan pelatih Thomas Tuchel dalam mengawal area pertahanan The Blues.
Salah satu penampilan terbaik bek asal Denmark ini tersaji saat Chelsea bertandang ke markas Liverpool pada akhir pekan lalu.
Pria berusia 25 tahun itu benar-benar menjadi hambatan bagi Mohamed Salah, Sadio Mane hingga Roberto Firmino untuk merangsek ke pertahanan lawan.
Penampilan ciamiknya itupun diganjar dengan penghargaan pemain terbaik dalam laga tersebut.
Baca juga: Saking Kuatnya, Romelu Lukaku Diusulkan jadi Bek Tengah Chelsea oleh Antonio Rudiger
Ia total memenagi tiga dari lima duel dengan pemain Liverpool.
Ia juga sukss melepaskan 29 umpan sukses, melakukan intersep sebanyak tiga kali dan sapuan bola tujuh kali.
Sama sekali tidak mengherankan bahwa Chelsea hanya kebobolan dua gol dalam 12 penampilan terakhirnya di Liga Inggris.
Namun perjalanannya menjadi seorang bek tengah andal bukannya tanpa halangan.
Debut
Pelatih Antonio Conte barangkali menjadi figur paling berjasa dalam awal kariernya di tim utama The Blues.
Pasalnya, Conte-lah yang memberikan ruang dan kesempatan bagi Christensen melakukan debut pada musim 2017/2018.
Lompatan karier di tim utama pun berjalan lancar dalam beberapa laga.
Ia tampil apik dengan membukukan beberapa statistik mentereng sebagai seorang bek tengah.

Namun, ketidakberuntungan juga sering menghinggapinya.
Salah satu contoh nyata adalah saat Chelsea bertemu Barcelona di babak 16 besar Liga Champions di musim yang sama.
Ia melakukan kesalahan operan hingga bola jatuh ke kaki Lionel Messi.
Pada akhirnya, Messi mencetak gol dari kejadian itu dan The Blues harus mengakui keunggulan El Barca dengan agregat 4-1.
Antonio Conte tak menyesali apapun terkait hal itu.
Ia malah semakin jatuh hati dengan sosok Christensen.
Menurutnya, bek asli akademi The Blues ini akan menjadi sosok bek tengah cekatan.

Selain itu, ia berpotensi menyandang ban kapten klub di masa depan.
"Saya percaya Christensen," ungkap Conte dikutip dari talkSPORT.
"Saya pikir pemain ini adalah pilar tim ini di masa sekarang dan masa depan."
"Dia juga bisa menjadi kapten tim ini," sambungnya.
Sering Sakit Perut
Di awal-awal perjuangannya menjadi pemain pilar, Christensen tak lepas dari kontroversi.
Kontroversi yang melibatkan dirinya terungkap melalui mulut eks pelatih Chelsea, Maurizio Sarri.
Sarri mengakui kualitas yang dimiliki sang bek tengah tak perlu diragukan lagi.
Sayangnya pada saat itu, ia belum memiliki mental yang kuat untuk bertanding di laga-laga besar.
Mantan bankir kenamaan Italia ini membeberkan kebiasaan bek asal Denmark itu yang sering mondar-mandir ke kamar kecil sebelum laga big match.
Alasannya, ia sering mengalami sakit perut akibat rasa gugup yang menerjangnya.

Salah satu contoh yang Sarri beberkan adalah kala Chelsea bertandang ke markas Arsenal pada medio 2019.
"Anda tahu bahwa di hari pertandingan, dia selalu sakit perut," ujar Sarri.
"Saya tidak tahu alasannya tetapi saya pikir dia sangat gugup."
"Dia harus pergi ke toilet jadi saya tidak tahu harus berkata apa," lanjutnya.
Roda Nasib
Di bawah asuhan Frank Lampard musim lalu, Christensen bukan menjadi pilihan utama di posisi bek tengah.
Ia hanya membuat 17 penampilan di sepanjang karier kepelatihan Super Lamp.
Lampard malah jatuh hati dengan Kurt Zouma, yang kini tak masuk dalam skema Thomas Tuchel.
Penampilan Christensen di bawah pengawasan Thomas Tuchel malah semakin menawan.

Ia menjadi pilar dalam skema tiga bek tengah yang menjadi andalan pelatih asal Jerman tersebut.
"Dia mencintai Chelsea, dia adalah pemain dari akademi klub," ucap Tuchel.
"Dia sangat bisa dipercaya, dan seorang pemain dan bek top dunia saat ini."
"Kepribadian dan rasa percaya dirinya masih akan terus tumbuh bersama kami," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Guruh)