Barcelona vs Munchen - Blaugrana Mandul & Digdaya Die Roten, Ronald Koeman Bukan Thomas Tuchel
Ulasan kekalahan 0-3 Barcelona atas Bayern Munchen di Camp Nou dalam ajang Liga Champions tadi malam, Rabu (15/9/2021).
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
![Barcelona vs Munchen - Blaugrana Mandul & Digdaya Die Roten, Ronald Koeman Bukan Thomas Tuchel](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pelatih-barcelona-asal-belanda-ronald-koeman-di-pinggir-lapangan.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Tidak ada yang lebih pilu selain yang dirasakan Barcelona untuk saat ini. Insiden awal musim yang ditinggal Lionel Messi dan masalah finansial klub jadi boomerang.
Sang legenda telah tiada, pergi untuk mencari kehidupan baru bersama tim lain yang tak lain adalah rival yang pernah memberikan ganjaran di ajang Liga Champions, PSG.
Tapi kini, kesulitan yang tengah dirasakan Barcelona seakan berlarut-larut.
Tim asuhan Ronald Koeman untuk kedua kalinya takluk dengan skor besar atas Bayern Munchen di ajang Liga Champions.
Baca juga: Hasil Barcelona vs Munchen Liga Champions, Koeman Akui Perbedaan Kualitas Blaugrana dengan Die Roten
Kekalahan 2-8 di Lisbon pada perempat final Liga Champions musim 2019/2020 lalu belum hilang dari ingatan.
Lionel Messi Cs hancur tak berdaya ketika Thomas Muller dan Lewandowski menyumbang gol kemenangan untuk Die Roten, julukan Munchen.
Keduanya juga menjadi aktor protagonis untuk Barcelona di Camp Nou tadi malam.
Thomas Muller mencetak gol pembuka Die Roten di babak pertama sebelum dwi gol Lewandowski dari hasil bola yang membentur mistar gawang.
Yang lebih menyakitkan adalah ketika tim sekelas Barcelona gagal mencatatkan satu tembakan tepat sasaran ke gawang manuel Neuer.
Baca juga: Fakta Menarik Bayern Munchen Lumat Barcelona - Hobi Thomas Muller dan Kedigdayaan The Bavarian
![Pemain depan Bayern Munich Polandia Robert Lewandowski (kanan) merayakan golnya dengan rekan satu timnya selama pertandingan sepak bola grup E putaran pertama Liga Champions antara Barcelona dan Bayern Munich di stadion Camp Nou di Barcelona pada 14 September 2021.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/bayern-munich-polandia-robert-lewandowski-kanan-merayakan-golnya.jpg)
Catatan itu mengakhiri perjalanan 186 pertandingan Barcelona di Liga Champions sejak 2003/2004 dengan catatan memalukan tersebut.
Ronald Koeman pernah berujar, kemenangan Chelsea musim lalu adalah cerminan baginya sebagai salah satu alasan Barcelona untuk bisa membuat kekacauan musim ini di Liga Champions.
Chelsea di bawah arahan Thomas Tuchel tidak diunggulkan hingga keluar sebagai jawara.
Tapi, Tuchel memberikan penawaran yang berbeda, sentuhannya dan materi yang dimiliki Chelsea ketika mengalahkan Manchester City di final di atas rata-rata.
Kepercayaan diri dan kematangan skema permainan dari formasi Tuchel menunjukkan kualitas Chelsea dan layak menjadi juara.
Baca juga: Hasil Liga Champions - Chelsea Menang Tipis atas Zenit, Thomas Tuchel Akui Sempat Frustasi
![Pelatih Barcelona asal Belanda Ronald Koeman menyaksikan pertandingan sepak bola babak pertama grup E Liga Champions UEFA antara Barcelona dan Bayern Munich di stadion Camp Nou di Barcelona pada 14 September 2021.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pelatih-barcelona-asal-belanda-ronald-koeman-di-pinggir-lapangan.jpg)
Namun sayang, apa yang diraih dan apa yang dikerahkan Tuchel berbeda dengan Ronald Koeman bersama Barcelona.
Bayern Munchen memulai pertandingan seperti biasanya, tidak terlalu dominan dalam menyerang. Tetapi, tim asuhan Julian Nagelsmann perlahan menemukan ritmepermainan mereka untuk menghabisi Barcelona disepanjang waktu pertandingan.
Beruntung bagi Barcelona masih memiliki ter Stegen yang tampil gemilang dalam laga ini, penyelamatan mengurangi defisit kebobolan tim Catalan atas The Bavarian.
Ronald Koeman dalam situasi sulit, dia hanya bisa berdiri dengan tangan bersilang di dada di pinggir lapangan. Pelatih asal Belanda itu tidak punya banyak pilihan dalam starting line-up karena banyak pemain yang mengalami cedera.
Koeman memilih formasi 5-3-2, antisipasi nuansa Lisbon yang bakal terjadi di Camp Nou.
Baca juga: Reaksi Cristiano Ronaldo Manchester United Kalah dari Young Boys, Solskjaer Akui Timnya Ceroboh
Pada akhirnya, Koeman memainkan pemain berusia 19 atau 20-an pada laga ini yang menggantikan para pemain veteran, Alejandro Bale, Gavi, Yusuf Demir, dan Oscar Mingueza yang bergabung dengan Pedri.
Mereka adalah talenta-talenta jebolan La Masia, akademi Barcelona yang diharapkan bisa menyelamatkan posisi Koeman di kursi kepelatihan.
"Untuk saat ini memang begitu. Saya tidak mengeluh dengan keadaan, tetapi ada perbedaan kualitas," kata Ronald Koeman dikutip dari Marca.
"Bayern Munchen adalah kesatuan tim yang telah bersama dalam waktu lama dan mereka juga memiliki pemain cadangan yang sama baiknya," sambungnya.
Sementara Barcelona, seperti yang dijelaskan di atas, di mana harapan itu tertumpu pada talenta muda.
"Kami banyak memiliki pemain muda, dalam dua atau tiga tahun ke depan berharap bisa lebih baik," ungkapnya.
Berita terkait Liga Champions
(Tribunnews.com/Sina)