Alarm Bahaya Manchester United, Peran Ronaldo, Kebingungan Pogba dan Solskjaer, Pembuktian Fred
Kekalahan Manchester United dari Young Boys menjadi alarm bagi Ole Gunnar Solskjaer dan Ronaldo serta Paul Pogba
Penulis: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Wankdorf Stadium meledak, kegembiraan terpancar dari seluruh supporter tuan rumah yang hadir malam itu.
Young Boys datang ke Liga Champions melalui Babak ketiga kualifikasi, dan menyingkirkan Frencvaros untuk meraih tiket terakhir untuk berlaga di fase grup.
John Pefok menjadi protagonis, golnya pada menit 94 lebih 22 detik memastikan kemenangan mereka atas Manchester United.
Tuan rumah ditelan euforia, di saat yang sama Luke Shaw, Paul Pogba dan Varane menutup muka dengan jersey biru putih Manchester United.
Di sideline, Ole Gunnar Solskjaer protes dan marah kepada wasit, berseberangan dengan itu, David Wagner berpesta dan ikut larut dalam euforia.
Baca juga: Fakta Kekalahan Manchester United atas Young Boys, Solskjaer yang Medioker, Ronaldo Samai Messi
Baca juga: Berita Man United, Legenda MU Ragukan Ucapan Ronaldo, Jadon Sancho Tipikal Slow Starter
Manchester United kalah segalanya, statistik ataupun taktik, dari Young Boys.
Kalah 2-1 secara angka, dan di statistik, Manchester United hanya mengemas 2 kali percobaan, berbanding 20 milik Young Boys, sepak pojok? 8 untuk Young Boys, 1 untuk tim tamu.
Yang lebih memalukan lagi untuk Manchester United, adalah rekor terburuk mereka dalam menciptakan peluang di laga ini.
Manchester United hanya mengemas 2 sepakan tepat sasaran, ini adalah rekor terburuk Setan Merah dalam 138 pertandingan di Liga Champions.
Tentu, pisau tajam kini mengarah kepada Ole Gunnar Solskjaer yang di luar dugaan, bermain dengan garis pertahanan rendah setelah Aaron wan Bissaka mendapatkan kartu merah.
Bermain 11 melawan 10, Manchester United seakan hanya mengejar hasil imbang, sangat disayangkan mengingat kualitas mereka.
Tetapi dengan kualitas individu dari Manchester United, tentu sangat aneh melihat keputusan Solskjaer untuk bermain bertahan dan hanya memaksakan hasil imbang.
Ditambah lagi, Setan Merah tidak menguasai bola, dan seolah memberikan Young Boys ruang untuk menyerang.
Bagaimana Solskjaer bisa berpikir ini adalah cara yang tepat?
Patut diingat, Manchester United hanya membuat dua perubahan saat menghadapi Young Boys dibandingkan ketika mengalahkan Newcastle United.
Solskjaer hanya memasukkan Donny van De Beek sebagai starter, menggantikan Mason Greenwood dan Lindelof untuk Varane.
Artinya, Manchester United menurunkan skuat terbaik meghadapi Young Boys, United memang bermain nyaman sebelum kartu merah Aaron wan Bissaka, tetapi, masalah kronis mereka terdeteksi sejak awal laga oleh tuan rumah.
Adalah lini tengah yang menjadi pekerjaan rumah bagi Manchester United.
Di laga melawan Newcastle United, gol Javier Manuquillo bermula dari serangan balik cepat yang dengan mudah mengeksploitasi keroposnya lini tengah United.
Saat itu, Manchester United menurunkan Fred-Pogba sebagai duo pivot di lini tengah, dan Miguel Almiron dengan mudah menembus lini tengah ketika serangan balik.
Menariknya, pemain terakhir yang menghadapi Almiron bukan Pogba atau Fred, melainkan Shaw saat itu, padahal ia membangun serangan dari sisi kanan pertahanan di mana wan Bissaka mestinya berada di posisi tersebut.
Yang terjadi di Swiss setali tiga uang, sebelum gol Cristiano Ronaldo, Young Boys punya peluang emas ketika Michel Aebischer dengan mudah bisa berhadapan dengan Harry Maguire dan melepaskan umpan kepada Moumi Ngamaleu.
Beruntung tendangannya masih bisa diamankan David de Gea.
Kedatangan Cristiano Ronaldo memang menjadi tambahan yang luar biasa untuk Manchester United, dengan sang pemain mengemas 3 gol dalam 2 laga sejauh ini.
Namun, Solskjaer tidak bisa tutup mata terhadap keroposnya lini tengah Manchester United dan betapa mudahnya mereka kebobolan melalui transisi.
Baca juga: Sisi Gelap Manchester United di Liga Champions, Label Pesakitan Layak Disematkan kepada Solskjaer
Baca juga: Kabar Man United, Ini Alasan Solskjaer Tarik Keluar Cristiano Ronaldo, Mestinya Dapat Penalti
Pogba memang sangat efektif dalam menyusun serangan, kehadirannya mempermudah United memenangan duel dan mengontrol permainan.
Tetapi, Pogba juga menjadi masalah bagi United, ketika bermain sebagai pivot, praktis Fred berjuang sendirian untuk menghentikan serangan lawan.
Sedangkan Fred selalu menjadi kambing hitam untuk kekalahan Manchester United atas Young Boys.
Menariknya, data dari Statman Dave berkata sebaliknya.
Fred sama sekali tidak bisa dipersalahkan untuk kekalahan atas Young Boys, ia mengemas 85 persen akurasi umpan, 7 kali menang duel, 85 persen prosentase tackle sukses, dan 2 intersep dalam 88 menit.
Ia juga menjadi pemain paling sibuk dengan terus mengejar pemain Young Boys yang mendapatka bola.
Lingard yang masuk juga tidak bisa disalahkan, terlepas dari blundernya yang berujung gol kemenangan Young Boys, Lingard hanyalah martir dibalik taktik Solskjaer yang keliru.
Kursi Solskjaer memang masih sangat aman dan sulit membayangkannya dipecat dalam waktu dekat, bahkan di akhir musim.
Tetapi, Solskjaer juga tidak serta merta bisa nyaman, jajaran direksi United memberikan semua pemain terbaik di bursa transfer, mulai dari Jadon Sancho, Raphael Varane dan Cristiano Ronaldo.
Solskjaer kini mencatatkan rekor sebagai pelatih terlama Manchester United yang belum memberikan gelar sejak Dave Sexton.
Dan Solskjaer harus membayarnya dengan gelar dengan skuat yang sangat mewah, kekalahan dari Young Boys memang mungkin hanya menjadi sandungan, tetapi tentu menjadi peringatan jelas bagi pria asal Norwegia ini.
(Tribunnews.com/Gigih)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.